Menikmati Indahnya Gunung Nona di Rumah Makan Bukit Indah, Enrekang
Ketika melewati wilayah Enrekang, cobalah mampir sebentar ke Rumah Makan Bukit Indah. Emang ada apa di rumah makan ini, kok harus banget mampir?
Dari luar mungkin biasa aja, tapi ketika masuk ke dalam, barulah terlihat apa yang menarik dari rumah makan ini. Pemandangan Gunung Nona benar-benar menjadi hidangan utamanya, duduklah di bagian belakang maka angin semilir akan menemanimu di sana.
indah banget |
berada di depan tebing batu ini |
tampak luar restoran bukit indah, Enrekang |
suasana bagian dalam restoran bukit indah |
Gue niatnya hanya mau memesan
kopi susu aja, karena perjalanan masih jauh ke Pare-Pare. Kalau gue ngantuk, teman kasihan nggak ada yang menemani nyetir.
Nah di Rumah Makan Bukit Indah, kita harus jadi konsumen yang aktif, karena nggak ada
pelayan yang memberikan dan mengantarkan menu. Kita lah yang harus ke bagian
kasir untuk memesan apa yang kita inginkan di sini.
Nah pas lagi liat-liat menu dari
rumah makan ini di kasir, ada yang membuat gue penasaran, yaitu Dangke.
“Dangke itu apa ya bu?”, tanyalah gue ke Ibu di sana
“Susu kerbau mas, digoreng”, jawab si Ibu
Wah menarik tuh! Terpesanlah satu porsi
Dangke, karena memang hanya penasaran rasanya dan mau icip-icip aja. Satu porsi
Dangke kalau nggak salah inget harganya Rp20.000-an, harga kopi susunya Rp5.000-an.
nasu cemba dan dangke, makanan khas Enrekang |
nge-charge hp 5000 cui! |
Pesanan di antar memang lumayan lama, tapi dimaklumi. Sembari menunggu pesanan, kita bisa menikmati pemandangan Gunung Nona yang indah dari restoran ini.
Nah, dari kejauhan si mbak
pelayan terlihat datang menuju
meja gue dengan membawa banyak makanan di nampannya.
Pas sampai ke meja, satu per satu
ditaruhlah itu yang dibawa, mulai dari bakul nasi, mangkok sop, 1 piring
kosong, 1 gelas air minum, 1 piring kecil sambel, dan terakhir adalah
Dangke-nya.
Si mbak itu menegaskan;
“pesan satu porsi Dangke kan mas?”
kopi susu yang bikin melek dikala ngantuk nyetir ke Pare-Pare |
secangkir teh dengan latar gunung nona |
satu porsi lengkap sama bakul nasinya lho! |
Jadi ternyata, satu porsi Dangke yang gue pikir hanya Danke-nya aja, ternyata salah besar. Penyajiannyabenar-benar lengkap sama nasi bahkan sop-nya. Mantap.
Kesan pertama mencoba Dangke
alias susu kerbau goreng, rasanya enak, karena di cocol sambal. Lanjut mencoba pakai nasi hangat dan rasanya masih enak di lidah. Ketika gue potong Dangke bagian
tengahnya, rasanya mulai bikin eneg.
Teksturnya memang lembut, mirip tahu
susu. Tapi lama kelamaan, rasanya mulai mirip keju, aroma amis mulai terasa di
mulut. Oke, gue stop!
Akhirnya gue menyerah makan
Dangke, karena rasanya bikin mual, maaf yaaa…..
ini yang namanya Dangke, enak tapi lama-lama nggak enak. haha
Sayur sop-nya rasanya biasa aja, nggak
ada yang spesial. Rasa spesial
justru datang dari
rasa sambelnya, enak. Sambel itu juga yang pertama kali membuat rasa Dangke-nya nikmat.
Buat yang melewati Enrekang,
jangan lupa cobain Dangke yang jadi makanan khas di sini. Icip aja, daripada kalian menyesal karena nggak
mencoba sama sekali. Selamat
makan!
lagi mau kewat enrekang. makasih share -nya :)
ReplyDelete