Lolai Negeri Di Atas Awan: Ketika Posisi Awan Lebih Rendah Daripada Tempat Saya Berpijak
Lolai menjadi salah satu
destinasi yang diunggulkan Toraja dalam menambah jumlah kunjungan wisatawan ke
daerahnya. Banyak yang menyebut bahwa Lolai ini adalah negeri di atas awan,
nggak salah memang karena di sana kita akan disuguhkan pemandangan awan yang
sangat indah. Posisi daratan yang jauh lebih tinggi dari posisi awan di Lolai
membuat kita seolah sedang berada di atas awan.
Gue nggak bisa memberikan
petunjuk jalan yang pasti untuk menuju ke Lolai ini, karena gue sendiri pun
nggak tahu patokan mudahnya. Selama di Toraja sebaiknya gunakan kartu Telkomsel
untuk bisa menyalakan fitur gps pada maps di smartphone,
karena titik point Lolai sudah ada di sana, selain Telkomsel
jangan harap ada sinyal internet. Gue bertiga pun begitu, hanya mengandalkan
sinyal Telkomsel dan gps serta berangkat di pagi buta. Kita
berangkat sekitar jam 5 pagi saat hari masih gelap, karena memang kita
bertujuan melihat matahari terbit di Lolai. Berhubung pagi itu Toraja habis
diguyur hujan, membuat jalanan basah dan licin. Jalanan menanjak curam dan
rusak menjadi tantangan terbesar kami pergi ke Lolai naik kendaraan roda empat.
Beberapa kali ban bagian belakang spinning karena beban mobil
yang nggak terlalu berat ditambah jalanan berlumpur. Tanjakan demi tanjakan
kami perlahan lewati dan sampailah di area parkir Lolai dengan beberapa petugas
yang berjaga di sana.
jalur yang menanjak dan cukup ekstrim menuju Lolai |
Area parkir Lolai ini cukup luas dan memadai untuk kendaraan roda dua atau roda empat sekalipun. Biaya masuknya 10.000 Rupiah untuk satu orangnya dan 5.000 Rupiah untuk kendaraan roda empat. Si bapak tiket retribusi sempat bilang kepada kami;
“silahkan mas, lagi bagus cuacanya!”
Nggak hanya itu, ketika turun dari mobil, si bapak petugas parkir juga bilang ke gue;
“mas beruntung, ini lagi bagus banget!”
Wah ada apa ini, gue pun semakin semangat melihatnya dan bener aja dong ketika gue berjalan ke arah spot terbaiknya itu hamparan awan putih sudah berdiam cantik di sana, indahnya bukan main. Mungkin kalau yang pernah ke Tebing Keraton, Mangunan, atau Bukit Panguk, tempat ini nggak jauh berbeda. Cuma sayangnya spot foto yang ramai pengunjung ini belum dibuatkan semacam pagar pembatas. Masih terlalu berbahaya jika tidak berhati-hati apalagi tanah merahnya cenderung licin dan mudah longsor. Kita sampai sekitar jam 6 pagi dan di sana sudah ramai oleh wisatawan yang berfoto-foto. Nggak berapa lama, tiba-tiba kabut naik dengan begitu cepatnya sampai-sampai membuat jarak pandang hanya beberapa meter saja. Berarti bener kata si bapak kalau ke sini memang untung-untungan mendapatkan view yang bagus.
ini yang katanya lagi "bagus" |
Untuk yang kelaperan, di Lolai juga sudah ada penjual makanan yang bisa didatangi. Kami bertiga saat itu mendatangi sebuah warung, membeli popmie dan secangkir teh hangat untuk menemani di cuaca Lolai yang lumayan dingin. Ketika duduk di dalam warung itu, gue tahu kalau warung ini baru saja dibuat karena kayu-kayunya masih sangat baru dan masih bau (beraroma kayu baru). Oh iya, di Lolai ini juga terdapat tenda-tenda yang bisa disewa untuk menginap dan bermalam di sini. Intinya, Lolai bolehlah lo datangi ketika berada di Toraja, karena dari Rantepao ke Lolai hanya membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit aja. Selamat bermain di atas awan!
makan popmie dengan secangkir teh hangat |
tenda-tenda kemping di Lolai |
Comments
Post a Comment