Kuburan Batu Lokomata Yang Bikin Bulu Kuduk Merinding!
Lokomota menjadi tempat wisata
terjauh, tertinggi, dan terdingin yang gue datangi selama di Toraja. Ya, karena
memang lokasi dari Kuburan Batu Lokomata berada di lereng Gunung Sesean (gunung
tertinggi di Toraja). Selama perjalanan ke Lokomata gue selalu bergumam;
“ini kapan sampainya ya?”
“ini dingin banget, nggak
bohong gue!”
Ada sekitar 1 – 1.5 jam
perjalanan dari Kota Rantepao ke Batutumonga dengan trek jalan yang lagi-lagi
sempit, berkelak-kelok, menanjak, dan rusak. Terlebih lagi saat gue ke
Lokomota, baru aja kelar turun hujan, jadi bisa terbayang licinnya jalan dan
dinginnya suhu udara di sana. Tapi di luar dari licinnya jalan dan dinginnya
suhu udara di sana, pemandangan yang bakalan didapatkan saat menuju ke
Batutumonga ini bener-bener bikin orang kota kegirangan kayak anak kecil.
Saking takjubnya pas lihat pemandangan itu, temen yang lagi bawa motor langsung
gue tepuk pundaknya untuk berhenti sebentar. Kapan lagi gue bisa liat dan menikmati
pemandangan yang nggak bakalan gue temui setiap hari di Ibukota, ya kan?
Setelah melewati hutan,
persawahan, dan bukit, tanda-tanda kalau lo sudah sampai di daerah Batutumonga
adalah bertemu dengan kawasan yang sudah tertata rapi, sepanjang jalan di kanan
kiri sudah mulai banyak hotel dan resort mewah, ini mungkin
semacam kawasan Dieng atau Lembang jika di tanah Jawa. Terus saja ke arah atas,
nanti lo akan bertemu dengan sebuah bongkahan batu raksasa di pinggir jalan dan
itulah yang namanya Kuburan Batu Lokomata. Batu berukuran besar ini menjadi
kuburan manusia yang jumlahnya puluhan, mulai yang letaknya di bawah, sampai
yang di paling atas. Lokasinya benar-benar di pinggir jalan, jadi mungkin agak
kebingungan untuk parkir jika lo membawa kendaraan roda empat.
persis berada di pinggir jalan raya |
hati-hati dengan kendaraan yang lalu lalang saat mengambil foto dari kejauhan |
Persis di samping Kuburan Batu Lokomata ini ada sungai dengan aliran air yang lumayan deras dan bening, membuat suasana khas yang berbeda dari kuburan-kuburan batu lainnya yang ada di Toraja Utara ini. Pertama, gue sama sekali nggak merinding pas melihat kuburan batu ini, sampai kemudian gue kepo masuk-masuk sendiri ke bagian dalem yang lebih gelap dan lembap. Baru merinding ketika melihat peti-peti mati tua yang terbuka di atas tanah begitu aja, serrrr…bulu kuduk seketika naik dan gue langsung pergi dari tempat itu, syereeem!
lama-lama diperhatikan bikin merinding juga |
ini peti mati berserakan, bikin bulu kuduk berdiri |
Oh iya, sebenernya ada biaya retribusi sebesar 10.000 untuk bisa menikmati Wisata Kuburan Batu Lokomata ini. Pos tiket retribusinya berada di depan warung yang nggak jauh dari lokasi, kalau nggak “ngeh” pasti lo terlewatkan. Sama seperti gue yang terlewatkan, sampai ada anak-anak yang meminta gue uang 10.000. Pertama kali gue pikir anak-anak itu mendatangi pengunjung dan dengan polosnya meminta uang karena mereka pun nggak bilang “uang tiket” ketika meminta, sampai gue tahu kalau uang itu mereka taruh dan dimasukkan ke dalam kotak retribusi di pos penjagaan. Happy traveling!
bocah-bocahnya, masih jaim-jaim foto pertama kali |
mulai rame dan makin gila... dan malah minta di foto lagi. hahaha |
Comments
Post a Comment