Desa Adat Pallawa: Kain Tenunnya Bagus, Tapi Maaf Bu Kita Nggak Ingin Membelinya
Bagi yang pernah ke Kete Kesu,
mungkin ini nggak jauh berbeda karena merupakan sebuah desa adat dengan
sederetan Rumah Tongkonan khas Toraja. Tapi bagi yang mau suasana lebih sepi
dan puas untuk berfoto-foto, Desa Adat Pallawa adalah tempatnya. Untuk bisa
menuju ke tempat ini, dari pusat kota Rantepao membutuhkan waktu sekitar 30-40
menit dengan menggunakan kendaraan roda dua. Jalanan berliku, sempit, dan
banyak yang rusak akan lo lewati selama menuju Desa Adat Pallawa.
Di daerah Toraja ini selain
Telkomsel, jangan harap bisa terhubung dengan internet. Gue yang saat itu
sedang menggunakan paket data Indosat nggak bisa berbuat apa-apa dan hanya
mengandalkan orang-orang di sekitar sana untuk ditanyai. Sesampainya di Desa
Adat Pallawa, suasananya sangatlah sepi. Sewaktu gue datang, kebetulan ada
sepasang turis asing yang menyudahi kunjungannya di sana saat itu. Jadilah
hanya gue berdua dengan temen yang menikmati keindahan jajaran Rumah Adat Tongkonan
yang cantik.
Masuk ke Desa Adat Pallawa, kita
harus mengisi buku tamu dan membayar biaya retribusi wisata sebesar 10.000. Si
Ibu yang berjaga mempersilahkan kami untuk masuk ke salah satu rumah adat
Tongkonan di sana. Gue pikir itu memang menjadi bagian tur yang diperbolehkan
bagi para wisatawan untuk melihat isi dalam dari rumah ada Tongkonan ini.
Ternyata, si Ibu menawarkan kami souvenir-souvenir yang
dijualnya di lantai 2 rumah adat tersebut. Si Ibu yang tersenyum ramah
menawarkan kain-kain tenun khas Toraja-nya seharga 250.000 untuk ukuran 3x4
meter kalau nggak salah. Pajangan-pajangan dijualnya seharga 75.000 dan
kalungnya seharga 25.000. Si Ibu bertanya kepada kami;
"dari mana asalnya?"
"Jakarta, bu"
"wah Jakarta, pasti
banyak uang ya?"
"hahaha...amin bu,
amin!"
Waduh, gue udah dirayu-rayu si
Ibu nih supaya gue membeli souvenir yang dijualnya. Tapi
karena gue dan temen nggak berniat membelinya, maka gue dengan senyum ramah
meminta izin turun ke bawah untuk berfoto-foto, maaf ya bu.
si Ibunya... (maaf blur) |
berbagai buah tangan yang bisa dibeli di sini |
menarik sih, tapi serem beli ginian |
semakin banyak tanduk, semakin dihormati |
Rumah adat Tongkonan berjajar dengan rapinya di perkampungan tua ini, ada rumah yang mempunyai banyak tanduk kerbau di depannya (wah orang tajir nih), Haha.. iya bener kok, karena memang siapa yang mempunyai kerbau dan bisa mengorbankan kerbaunya di acara adat, itu menandakan bahwa mereka mempunyai banyak uang dan juga dihormati oleh penduduk di sekitarnya (pembedaan kelas strata sosial di Toraja zaman dahulu). Kesimpulannya, Desa Adat Pallawa yang cenderung sepi ini cocok buat lo yang mau menikmati keindahan Rumah Adat Tongkonan serta puas untuk berfoto-foto.
Comments
Post a Comment