Nyenyaknya Tidur 9 Jam di Dalam Bis Litha&Co Jurusan Makassar - Toraja
Perjalanan 9 jam naik bis bukan
hal baru lagi atau hal yang membuat gue panik pusing tujuh keliling, karena gue
pernah melakukan perjalanan bis selama 14 jam dari Jakarta ke Jogja dengan
kemacetan yang luar biasa parah di Pantura. Kalau cuma 9 jam mah, yah belum ada
apa-apanya.
Apalagi 9 jam perjalanan dari Makassar
ke Toraja pakai bis yang nyaman milik Litha&Co. Walah, itumah hal mudah
buat gue. Beda jauh sama bis Jawa yang sempit, kursinya tipis, dan suspensinya
keras walaupun sudah ber-AC. Iya, Litha&Co yang katanya perusahaan bis
paling tua, paling lama, dan paling besar di Makassar, jadilah gue mencoba
mempercayakan perjalanan ke Toraja dengannya. Lokasi pool bis-nya berada di
Jalan Urip Sumoharjo, yang plangnya di pinggir jalan agak sedikit tertutup dengan
pohon dan sudah mulai pudar.
Bis Litha&Co jurusan Makassar
– Toraja punya 3 pilihan kelas dan 4 jam keberangkatan yang bisa dipilih. Bis tanpa
AC harganya 125.000, AC VIP 150.000, dan VIP Masterpiece 170.000. Gue pesen
yang VIP 150 ribu dan berangkat jam 9 malam. Gue nggak tahu bedanya VIP dan VIP
masterpiece yang selisih harganya 20.000 itu, gue pun nggak nanya sama si
petugas di loketnya, ah dodol! Denger-denger sih perbedaannya kalau kursinya Masterpiece
itu berlapis kulit dan jarak antar seat-nya lebih jauh lagi.
Siang hari di pool bis Litha&Co
terbilang sepi banget, cuma ada penjaga loket dan beberapa orang aja yang lewat
di dalamnya, wajar kalau tiba-tiba lo nyeletuk “ini bener pool bisnya?”. Tapi
kontras dengan suasana malamnya yang rame orang dan penuh dengan bis malam
berbagai jurusan, karena memang bis Litha&Co nggak melayani jurusan Toraja
aja, yang gue liat ada jurusan ke Palopo dan Mamuju juga.
ini tiketnya tujuan Tator = Tana Toraja |
suasana loket di malam hari |
rame cui pool-nya kalau malem |
ada kantin jajannya juga |
Bis Litha&Co VIP berangkat tepat pada pukul 9 malam dan sempet amazed sama isi dalam bisnya. Satu bis nggak rame penumpang, karena hanya ada sekitar 20-an seat aja. Hal ini dikarenakan ukuran satu kursi yang lumayan besar dan punya leg room yang luas. Busa kursi bis-nya asli beneran tebel banget dan pas gue duduk langsung blesek ke dalem maksudnya nyaman banget. Nggak cuma itu, setiap seat-nya punya sandaran betis yang bisa diposisikan hingga sama rata dengan paha. Jadi ketika posisi sandaran di rebahkan dan sandaran betis sudah naik, serasa punya mini bed berjalan. Masih kurang? Selimut bersih dan wangi plus bantal kecil yang siap lo peluk dan kelon selama perjalanan menuju Toraja. Selamat tidur!
Bis Litha&Co ini udah pakai air suspension, yang membuatnya nggak ada hentakan yang berarti selama bisnya pmenghajar lubang yang dalem di jalan raya. Tikungan-tikungan curam pun dilewati bis ini tanpa membuat pusing penumpangnya (sok tau lau ki, padahal lau tidur kayak orang mati). Haha.. Iya sih gue emang nyenyak banget tidur dan baru terbangun sekitar jam 4 pagi di daerah Enrekang, satu kota sebelum Rantepao Toraja. Pemandangan pegunungan, rumah-rumah khas Toraja sudah mulai bermunculan dan masih berselimutkan kabut tebal. Bis Litha&Co akhirnya sampai di pemberhentian terakhir yaitu di Pasar Rantepao pada pukul 6 pagi. Sungguh sebuah perjalanan yang mengesankan dan nggak terasa karena ngorok tidur, hehe.. Selamat bepergian!
turun di pemberhentian terakhir bis Litha&Co |
Keren cerita perjalananny. saya jg ada rencana mw ngetrip ke Toraja pake bus.. Thanks referensinya ... jngn lupa mampir di blog sya jg bang,hehehe
ReplyDeleteterima kasih mas putra, semoga bermanfaat. blognya apa mas?
Delete