“Nggak ada ngapung-ngapungnya sama sekali deh!”
Haha…
Ya emang bener sih, karena kata
“terapung” pada sebutan masjid ini (Masjid Amirul Mukminin) hanya sebagai
perumpamaan saja. Gue sih nggak kaget ketika sampai di masjid ini untuk Solat
Jumat dan mendapati bahwa masjid ini berdiri di atas semen beton di atas
permukaan air laut.
Menurut gue masjid ini nggak
terlalu besar dan luas, sewaktu digunakan untuk solat Jumat saja, masih harus
menggunakan tenda tambahan di terasnya. Jika tidak digunakan untuk solat Jumat
bagian pria dan wanita dipisahkan oleh lantai. Lantai bawah digunakan untuk
jemaat Pria dan di lantai atas digunakan untuk jemaat wanita. Tempat wudhu dan
toiletnya pun terbilang sempit dan kecil, memang sepertinya masjid ini dibuat
hanya sebagai icon tambahan yang
menarik di kawasan Pantai Losari, bukan difungsikan sebagai masjid raya. Masjid Raya Makassar itu sendiri letaknya berada di tengah kota yang memang sangat besar
dan luas.
|
Banyak lampu gantung yang unik |
|
Bagian dalamnya nggak terlalu besar |
|
Tempat wudhu dan toiletnya jadi satu, lagi-lagi nggak besar ya |
|
Tangga untuk menuju ke atas (tempat solat wanita) |
Tapi asiknya dari masjid ini
adalah punya banyak banget jendela kaca yang bisa dibuka, tujuannya agar sinar
matahari dan hembusan angin laut pun bisa masuk. Membuat masjid ini tidak
membutuhkan daya listrik yang banyak untuk menyalakan lampu atau kipas angin di
siang hari. Nggak ada salahnya mampir
sebentar ke masjid yang berada sangat dekat dengan Pantai Losari. Oh iya, jika
sore hari sudah bosan melihat pemandangan sunset
yang biasa saja, coba deh ambil foto dengan latar masjid dan matahari
tenggelam. Itu keren!
|
banyak jendela kaca yang dibiarkan terbuka |
|
Ngapain lau ki! |
|
Menjelang sore hari, masjid terapung dari kejauhan |
|
Siluet masjid terapung yang beneran bagus banget ini! |
Comments
Post a Comment