Ada Apa Dengan Pisang Epe dan Pantai Losari?
“Ke Pantai Losari ki? Cobain pisang
epe-nya!”
“Banyak banget yang jualan pisang epe di
Pantai Losari ki”
Sepertinya memang “mereka” tidak
terpisahkan satu sama lain, ketika akan berkunjung ke Makassar, banyak yang
menyarankan untuk pergi ke Pantai Losari dan nyobain Pisang Epe. Benar aja,
ketika gue ke kawasan Pantai Losari sekitar jam 3 sore udah banyak pedagang Pisang
Epe yang bersiap membuka lapaknya, bahkan ada beberapa pedagang yang sudah
membakar-bakar pisang di sana.
Berhenti dan duduk manis lah gue di
salah satu meja penjual Pisang Epe yang lagi asyik bakar-bakar di sana. Seorang
penjual wanita yang membuka lapak dagangannya lebih gasik daripada pedagang
Pisang Epe lainnya. Gue pesen Pisang Epe Cokelat Keju dan Pisang Epe Keju Gula
Jawa, harga per porsinya 12.000 Rupiah aja. Pisang yang digunakan adalah
jenis pisang kepok yang sudah matang, kemudian dibakar, dan digencet. Tekstur
Pisang Epe ini sedikit lebih keras di bagian luar karena hasil bakarannya, tapi
masih punya tekstur lembut di bagian dalamnya. Bagi yang suka manis, Pisang Epe
dengan campuran gula jawa emang cocok. Tapi kalau yang nggak terlalu suka
manis, siraman gula jawa cairnya membuat rasa Pisang Epe-nya jadi manis banget.
Sedangkan untuk rasa Pisang Epe dengan campuran meses cokelat dan keju justru
nggak semanis yang pakai gula jawa, pas.
si mbak penjual pisang epe yang buka paling gasik |
pisang epe yang siap disajikan |
Enak ini sumpah nggak bohong! |
Nah, pas lagi asyik makan, gue iseng lihat lembaran menunya lagi. Ada satu menu minuman yang bikin gue mengernyitkan dahi yaitu “Jus Piyu”, what the hell is that? Rasa penasaran menuntun gue untuk memesannya dan bertanya kepada si mbak penjual yang memakai cincin, gelang, dan kalung emas banyak banget. Menurutnya Jus Piyu adalah jus jeruk yang dicampur dengan susu putih dan kenapa namanya Jus Piyu karena “nggak tau saya juga mas, orang-orang di sini nyebutnya begitu”. Hahaha… nggak menjawab! Awalnya ragu sama rasanya, tapi ternyata setelah dicoba, enak ugha. Rasanya unik dan seger banget, harga satu gelasnya 12.000 aja, pas diminum ditemani semilir angin pantai yang sepoi-sepoi.
Sekitar jam 5 sore, kawasan Pantai Losari ini baru mulai terlihat hidup. Orang-orang mulai banyak yang berdatangan memenuhi seluruh area di sini. Kebetulan ada kapal phinisi yang sedang merapat di Pantai Losari, hal itu membuat pemandangan matahari tenggelam di Pantai Losari menjadi berbeda dan sangat indah. Sebenernya bisa masuk ke dalem bagian kapalnya untuk berfoto-foto karena diperbolehkan untuk umum, tapi gue-nya udah males melihat ramainya orang di kapal itu, jadinya nggak ke sana.
Spot foto di kawasan Pantai Losari banyak banget, yang paling terkenal adalah icon tulisan Pantai Losari-nya. Namun sekarang sudah dibuat banyak tulisan baru seperti City of Makassar dan 4 kelompok suku terbesar di Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja). Semuanya menjadi spot yang menarik sambil menunggu matahari tenggelam di Pantai Losari ini. Di Pantai Losari ini juga ada WC umum yang lumayan bersih dan bahkan bisa digunakan untuk mandi. Biayanya 2.000 Rupiah untuk buang air kecil dan 5.000 Rupiah untuk mandi, letaknya berada di dekat tulisan Pantai Losari.
suasana kalau siang hari di pantai losari, sepi karena puanas banget |
banyak spot foto di sini |
kalau sore hari mulai rame suasananya |
scenery yang luar biasa indah |
suasana malamnya nggak kalah asyik |
Ternyata semakin malam di sini, suasananya juga semakin ramai. Banyak orang yang sekedar duduk, ngobrol santai dengan teman-temannya, dan melakukan berbagai macam aktivitas lainnya. Kawasan Pantai Losari ini udah sepaket komplit lah, kalau kelaperan di seberang Pantai Losari ini juga ada kawasan kuliner yang penuh dengan penjual makanan dan kuliner khas Kota Makassar. Selamat berkunjung!
Pisang Epe : Rp 12.000 (8 dari 10)
Es Piyu : Rp 12.000 (8 dari 10)
Comments
Post a Comment