Kesan pertama traveling ke
Saigon (Ho Chi Minh City) adalah rameeee bangeeet!! Beneran nggak jauh beda sama
Jakarta, terlebih orang-orangnya pun masih satu wajah. Hmm.. maksudnya
wajahnya masih familiar bagi kita dan nggak terasa asing. Tapi
semirip-miripnya sama Saigon dengan Jakarta ada banyak hal berbeda yang bakalan
bikin liburan lo di HCMC ini lebih berkesan dan menarik, apa aja?
|
salah satu pedagang di Vietnam dengan caping khasnya |
|
topi caping ini banyak di jual di pusat oleh-oleh (di Indonesia?) |
Pertama adalah para pengguna motor yang menurut gue jauh lebih banyak dan lebih semrawut daripada di Jakarta. Pas lampu hijau nyala, itu motor-motor mirip gerombolan semut yang mau menyerbu donat. Lucunya lagi itu helmnya, masih pakai helm batok yang kalau di Jakarta udah di semprit sama pak polisi. Nggak ada yang pakai helm half face apalagi full face, malah jatuhnya aneh kayaknya di sini. Oh iya, motornya juga lucu-lucu bentuknya, jarang yang pakai motor cowok (motor tangki depan atau motor kopling). Terus, di Saigon kalau mau nyebrang jalan raya, jangan tengok kanan, tapi tengok kiri. Hahahaha.... Iya di sini jalurnya terbalik dari Indonesia karena kendaraan roda empatnya punya setir di sebelah kiri. Eitssss, walaupun kelihatannya semrawut tapi mereka tertib dan menghormati para pejalan kaki. Di lampu merah mereka benar-banar berhenti semua di belakang garis dan nggak ada yang seenaknya berhenti di jalur pejalan kaki yang mau menyebrang. Ketika jam pulang kerja hari weekday di Saigon, gue memperhatikan kalau di sini nggak ada yang namanya motor itu slunang-slunung lewat trotoar, cakep!
|
eaaa helm batok... |
|
kabelnya ribet bin semrawut |
|
motornya rata-rata matic |
|
suasana kota Saigon di sore hari pada jam kerja |
|
ramenya bukan main |
|
kabelnya ya ampun |
Jalan Pham Ngu Lao merupakan pusat backpacker di Saigon, suasananya nggak jauh berbeda dengan kawasan Mangga Dua mungkin kali ya. Mulai dari makan murah, penginapan murah, bar atau kafe di sini ada. Paling epic di Saigon adalah kabel-kabel listrik yang beneran nggak karuan bentukannya dan gue kembali mikir, perasaan di Jakarta nggak separah ini deh kabelnya.
Nah buat yang muslim, cari makan di Saigon emang agak sedikit susah karena rata-rata mereka menjual menu masakan babi. Hampir semua warung pinggir jalan di Saigon menyediakan menu babi, kecuali emang warung itu ada tulisannya Halal-nya. Kalaupun ada denger-denger memang harganya bisa 3X lipat dari harga normal. Ya, kalau gue saat itu mencari makanan di pinggir jalan aja, gue lihat dulu menunya dan tanya menu yang tidak menggunakan babi. Kalau kata orang Islam, yang penting Bismillah dulu sebelum makan, Insyaallah makanan yang kita makan menjadi berkah.
Ada hal yang membuat gue sedikit terenyuh saat berhenti di sebuah warung makan pinggir jalan. Gue udah tau kalau warung tersebut menyediakan menu babi, namun gue meminta agar mi yang disajikan tidak usah memakan daging apapun. Tetapi si Ibu menolak dengan senyuman ramah dan kemudian memanggil anaknya. Anaknya menjelaskan ke gue menggunakan Bahasa Inggris yang fasih bahwa mereka masih menggunakan alat masak yang sama untuk memasak daging babi, jadi si anak dan Ibunya ini meminta maaf karena tidak bisa menyajikan makanannya kepada kami. Padahal kami berdua sebenarnya tidak terlalu bermasalah akan hal itu, ah baiknya!
|
salah satu pedagang kaki lima di Saigon |
Nah asyiknya lagi, ketika ke Saigon lo berasa jadi orang kaya. Gimana nggak, mata uang di sini (VND = Vietnamese Dong) lebih rendah daripada Rupiah. Bayangin aja beli baguette isi sayuran yang porsinya gede banget di pinggir jalan harganya 15.000 VND, nah kalau di Rupiah-kan itu sekitaran 8.500-9.000 an doang, muraaaah kaaaan! Terlebih jumlah nominal di mata uangnya pun sama, jadi nggak terlalu bingung ketika menghitung pengeluaran atau saat akan membeli sesuatu di Saigon.
Terakhir yang mungkin patut dibanggakan adalah rasa nasionalisme penduduk Vietnam yang luar biasa hebat. Di jalan raya hampir di setiap meternya terpasang bendera Vietnam dan yang patut dibanggakan lagi adalah mereka sangat menghormati penjuang negaranya, yaitu Uncle Ho. Ya, Paman Ho di sini sangat dijunjung tinggi dan dihormati, terbukti dengan terdapatnya patung Uncle Ho yang sangat besar di depan gedung parlemen, lalu di dalam kantor pos juga terdapat sebuah lukisan Uncle Ho yang berukuran besar.
|
kantor pos Saigon |
|
gedung parlemen Saigon |
Suasana malam di Saigon lebih menyenangkan lagi, kebanyakan mereka berkumpul di depan gedung parlemen dan di area terbuka yang terletak dekat dari Pasar Ben Thanh. Mereka seolah nggak menggubris padatnya jalanan yang ramai ataupun suara klakson yang menderu berulang kali. Mereka asyik-asyik aja bermain skateboard, hoverboard, bersenda gurau dengan temannya di sana.
|
suasana kota Saigon di malam hari |
Intinya, Saigon atau Ho Chi Minh City ini menjadi destinasi yang termasuk menarik buat lo kunjungi. Penduduknya ramah, harga-harganya murah, dan akses menuju ke sini pun terbilang mudah. Happy traveling!
Comments
Post a Comment