Ini menjadi tour utama
dan paling lama ketika berada di Vietnam, yes memutari dan berkeliling
Sungai Mekong Delta (sungai terpanjang ke-12 di dunia yang melintasi 6 negara
di Asia). Perjalanan dari kota Saigon ke Sungai Mekong Delta memakan waktu 2 –
2.5 jam menggunakan bis. Gue sampai di lokasi saat matahari lagi terik-teriknya
bersinar di jam 12 siang. Beneran aja, keluar dari bis yang hembusan AC-nya
lumayan dingin tiba-tiba kena udara panas yang langsung menyengat menusuk ke kulit,
itu rasanya nggak enak.
Untuk menyusuri Sungai Mekong
Delta seharian penuh kami menggunakan perahu kayu milik TheSinhTourist (agen
tur yang gue gunakan). Ukurannya perahunya lumayan besar dan bisa memuat
sekitar 20-30 orang dengan posisi duduk searah, bukan menyamping. Selama
keliling dengan perahu menyusuri Sungai Mekong Delta ini, mungkin
pemandangannya bagi sebagian orang agak membosankan dan nggak asing karena
memang identik dengan banyak sungai di Indonesia. Air sungainya berwarna
cokelat, kampung nelayan di pinggir sungai, banyak keramba-keramba ikan, dll.
Indonesia banget kan? Tapi yang bikin berbeda adalah Sungai Mekong Delta ini ukurannya
beneran besar, lebar, dan luas banget, jadi seakan-akan saat berada di tengahnya
seperti sedang berada di danau atau bahkan seperti di lautan.
|
suasana siang hari Sungai Mekong Delta |
|
wajahnya familiar kan mirip di Indonesia |
|
banyak pohon-pohon kelapa sawit |
Pemberhentian pertama dari tour Mekong ini adalah melihat rumah penduduk Sungai Mekong Delta. Tapi anehnya, kok rumahnya itu mirip rumah Jepang ya? Di halamannya banyak pohon bonsai dan atap rumahnya pun mirip rumah-rumah di Jepang. Hmmm, tanya kenapa? (*kayak udah pernah ke Jepang lau ki!). Nah, barulah setelah masuk ke dalam rumahnya, unsur Vietnam mulai terasa. Banyak dupa yang digunakan untuk bersembahyang umat Konghucu, Taoisme, dan Budha sebagai agama mayoritas di sini. Setelah melihat-lihat isi dalam rumah, berlanjut ke spot penjualan souvenir, di mana gue sedikit nggak tertarik, karena memang semua barang-barang yang di jual semuanya ada di Indonesia, misalnya gayung dari batok kelapa, pajangan kayu, mainan kayu, gitu deh, di Jogja banyak.
|
ini nih yang katanya rumah adat penduduk Sungai Mekong Delta |
|
isi bagian dalam rumahnya, banyak pecah belahnya! |
|
tuh kan oleh-olehnya mah di Indonesia ada yang kayak gini |
Setelah kelar menunggu sebagian dari mereka yang membeli oleh-oleh, lanjut lagi menuju tempat pembuatan keripik atau semacam crepes kelapa. Cara membuat makanan khas Mekong Delta ini masih tradisional, jadi menarik untuk dilihat. Entah apa namanya gue lupa, yang jelas merupakan olahan makanan dari kelapa yang terdiri dari 2 jenis, kering dan basah. Harga yang kering 10.000 VND, lebih murah dari yang basah 30.000 VND. Gue sempet mencoba tester-nya yang basah dan kering. Menurut gue enak yang basah, tapi menurut temen enak yang kering. Olahan kelapa yang basahnya ini punya tekstur mirip lapisan dadar gulung yang berwarna hijau itu lho, tau kan? Cuma bedanya ini punya rasa kelapa yang kuat, enak deh. Kalau olahan yang kering lebih mirip opak tapi sedikit lebih tipis dan manis, cocok buat nonton film nih kalau hyang kering. Akhirnya gue memutuskan untuk membeli yang kering aja saat itu karena harganya lebih murah. Hahaha... mental backpacker gini amat dah!
|
di tempat pembuatan olahan kelapa tradisional |
Paket tur sehari penuh dari TheSinhTourist ini juga mendapatkan makan siang di restoran pinggir Sungai Mekong Delta. Makanan yang dihidangkan lumayan banyak, menu utamanya ikan gurame goreng, lalu ada springroll, dan olahan daging mirip semur. Buat yang muslim sebaiknya tanya dulu springroll-nya isinya daging apa, hehe. Setelah perut kenyang terisi, lanjut ke destinasi kedua yaitu menaiki kapal getek menyusuri anak Sungai Mekong Delta. Ini seru banget, mungkin kalau yang pernah ke Pasar Apung di Kalimantan, kesannya biasa aja kali ya. Berhubung gue belum pernah ke Pasar Apung di Kalimantan dan pertama kali mencoba ini di Vietnam, jadinya sangat menarik buat gue. Selama menyusuri sungai dengan dua orang lokal yang mendayung perahu kecil kami, di kanan kiri banyak banget pohon kelapa sawit yang ukurannya besar-besar. Perahu terus bergerak sampai akhirnya merapat di sebuah dermaga kecil, kita kemudian turun dan diarahkan untuk menuju sebuah area yang terdapat meja dan kursi di sana, karena di sana kita akan disuguhkan dengan pertunjukan musik khas Vietnam yang mengalun lembut di siang hari yang super panas itu, walaupun gue nggak mengerti si penyanyi itu nyanyi apaan. Sambil asyik mendengarkan alunan musik Vietnam itu, kita diberi sajian buah tropis, yang lagi-lagi (buat orang Indonesia) nggak bakalan kaget atau nanya "what is this?", karena buahnya itu adalah buah naga, kelengkeng, nanas, semangka, dan nangka.
|
naik getek menyusuri Sungai Mekong Delta |
|
si Ibu ceria pendayung kapal geteknya |
|
nggak ngerti gue doi nyanyi apaan |
Setelah pertunjukan musik selesai, lanjut lagi pergi mengunjungi tempat peternakan lebah. Di sini, gue mencoba teh madu yang lagi-lagi udah nggak asing. Setelah dari tempat penangkaran lebah dan pembuatan madu, gue naik delman untuk kembali ke dermaga. Kapal berlanjut ke destinasi terakhir yaitu pabrik pembuatan permen kelapa. Nih ya, awalnya gue excited buat membeli permen kelapa yang katanya ada rasa cokelat (yeaa, cokelaaat!!). Tapi pas gue sampai di sana dan gue mencoba permennya, dimana ekspektasinya adalah permen keras tapi ternyata bukan, ini malah mirip dodol. Batal deh, karena gue nggak suka tekstur permen yang mirip dodol gitu, nyangkut-nyangkut di gigi, soalnya beneran lembek banget.
|
turis-turis yang ikutan tur |
|
naik delman kayak di Bantul ya |
|
mimik teh madu! |
|
di pabrik permen kelapa, dodol kelapa menurut gue |
Oke, setelah mengunjungi pabrik permen kelapa, rangkaian tur Sungai Mekong Delta ini berakhir sekitar jam 3 sore dan kami semua kembali ke kota dan sampai sekitar jam 4 sore. Tapi, secara keseluruhan tur Sungai Mekong Delta harus lo ikuti ketika traveling ke Saigon (Ho Chi Minh City). Nggak ada salahnya melihat dan mengetahui banyak hal baru yang mungkin nggak ada di Indonesia.
Happy Traveling!
Comments
Post a Comment