Tan Son Hat Airport, Ho Chi Minh City, Vietnam: Apa Yang Bisa Membuatnya Menarik?
Gue mendarat di Bandara Tan Son Hat, Saigon, sekitar jam 10 pagi waktu setempat (cieelah waktu setempat). Setelah turun dari pesawat, penumpang akan langsung diarahkan untuk menuju ruangan besar bagian Imigrasi untuk pemeriksaan paspor. Di area ini gue melihat ada satu hal yang nggak dimilik bandara Soetta saat ini, yaitu kran air minum gratis. Tinggal bawa botol kosong dan isi deh tuh air minum lewat kran air di sana. Ini juga membuktikan bahwa kualitas air yang ada di sini memang bagus dan terjamin. Nice!
Nah anehnya ketika di pesawat atau sampai pemeriksaan imigrasi, kita nggak disuruh isi form Imigrasi sebagaimana selayaknya kalau kita ke negara lain. Pas lagi asik-asik antri, tiba-tiba gue dicolek sama dua mbak-mbak sosialita yang nanyain gue dari Indonesia apa bukan. Pasti mereka notice gue dari Indonesia, karena emang gue dan temen saat itu pakai baju Batik. Haha.. (*tantangan Batikan di negara orang yang gagal). Gagal njir, malah kayak peserta manasik haji. Bener aja, mereka juga dari Indonesia, tepatnya Bali. Kita ngobrol sana-sini sambil nunggu antrian pemeriksaan Imigrasi yang lumayan panjang saat itu. Setelah kelar pemeriksaan Imigrasi yang prosesnya nggak ribet, kita keluar dan masih ada scanning x-ray lagi di sini. Setelah area pemeriksaan, turun ke lantai dasar menggunakan eskalator dan di sana bakal nemuin banyak banget counter-counter penjual SIM Card dan money changer. Gue menukarkan VND (Vietnamese Dong) dari USD di salah satu money changer di Bandara Tan Son Hat ini. Provider Vinaphone pun gue pilih untuk membeli SIM Card selama traveling di Saigon, Vietnam. Prosesnya cepet dan gampang banget!
Setelah keluar pintu Bandara Tan Son Hat, gue mencari sebuah spot iconic untuk berfoto. Tapi ternyata hasilnya nihil, sangat amat disayangkan nggak adanya ciri khas yang menunjukkan “Vietnam” things di Bandara Tan Son Hat. Indonesia gue akuin juaranya
dalam hal ini, karena Bandara di setiap daerah di Indonesia, punya hal
dan keunikan tersendiri yang bisa dipamerkan di sana. Misalnya di Bandara Lombok yang
menghadirkan para pemain musik traidisional untuk menjamu tamu-tamu yang datang atau di
Bali yang memajang banyak Patung Barong yang bisa menjadi objek foto menarik. Bandara Tan Son Hat sama sekali nggak punya hal-hal itu, bahkan tulisan “Vietnam”
atau yang khas semacamnya itu nggak ada di sini. Jadi benar-benar seperti bandara biasa
aja yang nggak punya keunikan. Ah kecewa!
Nah anehnya ketika di pesawat atau sampai pemeriksaan imigrasi, kita nggak disuruh isi form Imigrasi sebagaimana selayaknya kalau kita ke negara lain. Pas lagi asik-asik antri, tiba-tiba gue dicolek sama dua mbak-mbak sosialita yang nanyain gue dari Indonesia apa bukan. Pasti mereka notice gue dari Indonesia, karena emang gue dan temen saat itu pakai baju Batik. Haha.. (*tantangan Batikan di negara orang yang gagal). Gagal njir, malah kayak peserta manasik haji. Bener aja, mereka juga dari Indonesia, tepatnya Bali. Kita ngobrol sana-sini sambil nunggu antrian pemeriksaan Imigrasi yang lumayan panjang saat itu. Setelah kelar pemeriksaan Imigrasi yang prosesnya nggak ribet, kita keluar dan masih ada scanning x-ray lagi di sini. Setelah area pemeriksaan, turun ke lantai dasar menggunakan eskalator dan di sana bakal nemuin banyak banget counter-counter penjual SIM Card dan money changer. Gue menukarkan VND (Vietnamese Dong) dari USD di salah satu money changer di Bandara Tan Son Hat ini. Provider Vinaphone pun gue pilih untuk membeli SIM Card selama traveling di Saigon, Vietnam. Prosesnya cepet dan gampang banget!
antriannya imigrasinya panjang cui! |
air minum gratis, tinggal cuuurr...!! |
biasa aja desain bandaranya, nggak ada yang spesial |
nukerin uang dr USD ke VND di sini, jadi orang kayaaa!! |
tuh harga kartu SIM-nya, gue beli yang 5 GB aja udah cukup melimpah |
sederetan counter penjual SIM card dan money changer |
nah gue tuker di Exim Bank tuh, rate-nya lumayan bagus |
Di bagian area luar Bandara Tan Son Hat ini, udah banyak banget tu
yang namanya taksi dan bis di sana. Lantai dasar Bandara Tan Son Hat ini memang khusus untuk kendaraan umum yang mengangkut dan menurunkan penumpang, sedangkan kendaraan pribadi diarahkan melewati lantai 2-nya. Saat akan kembali pulang dari Bandara Tan Son Hat dan memasuki boarding room pun semua terasa biasa saja. Nggak ada yang bener-bener menarik perhatian gue saat itu, toko-toko souvenir, restoran, premium lounge sebagaimana layaknya bandara-bandara lainnya. Semoga kedepannya pemerintah Vietnam, khususnya Saigon Ho Chi Minh City bisa menampilkan beberapa ciri khas budaya negaranya di Bandara Tan Son Hat yang menjadi gerbang masuk wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Banyak lo sebenernya yang bisa menjadi ciri khas dari Vietnam itu sendiri, misalnya aja patung wanita yang menggunakan pakaian adat dengan caping atau patung-patung replika tentara Vietkong yang memperjuangkan negaranya, dan sebagainya. Atau simpelnya gini deh, ikut aja hype spot iconic seperti I LOVE VIETNAM, dll, dengan begitu pastinya Bandara Tan Son Hat ini akan jauh lebih menarik di mata wisatawan.
suasananya biasa aja kan di pintu kedatangan ini |
nggak ada yang spesial, nggak ada spot buat foto-foto |
ini adalah bis swasta yang harganya sedikit lebih mahal, tapi nyaman banget. gue naik pas pulangnya |
ini baru bis kota-nya, 152 ya. murah meriah! |
Cheers! Happy Traveling!
Comments
Post a Comment