Mencari Makanan Halal di Vietnam dan Mencoba Jajajan Kaki Limanya
Mencari makan halal di Vietnam
untuk Muslim sebenernya susah susah gampang sih menurut gue, khususnya di Kota
Saigon (Ho Chi Minh City). Kenapa gue bilang gitu? Ya, karena semuanya
tergantung dari kitanya sih apakah bisa makan dengan niat dan doa atau kita
harus ribet sendiri kesana kemari mencari restoran yang halal. Apalagi biasanya
restoran-restoran yang menyajikan makanan halal ini mematok harga selangit
karena mereka merasa dibutuhkan.
Pada dasarnya semua warung makan
yang berada di pinggir jalan raya Saigon (HCMC) ini bisa kita datangi. Walaupun
rata-rata mereka menyajikan menu yang ada babinya, tapi nggak semua dari
menunya terdapat campuran babinya kok. Misalnya saja, ketika gue berhenti di
salah satu warung pinggir jalan dan melihat buku menu yang ada di sana,
beberapa halaman memang bertuliskan babi sebagai campuran makanannya, namun
beberapa halamannya lagi mereka juga menyajikan menu ayam dan daging sapi. Gue
pun memesan nasi goreng sapi dan malam harinya pun gue kembali ke tempat yang
sama untuk memesan bihun rebus ayam.
"Lalu? Itukan
masaknya masih pakai wajan atau panci yang sama ki! Sama aja nggak halal!"
Duh ribet ya! Emang pastinya si
penjual nggak mungkin memisahkan masakan yang babi atau tidak babi di sana, itu
semua balik lagi ke kitanya sendiri sih. Kita niat makan bener, baca doa sesuai
agama masing-masing, yang semua akan menjadi nikmat seperti biasanya. Begini intinya,
kalau niat di awal sudah baik, maka nantinya akan menimbulkan hal yang baik
pula. Tapi kalau dari awal sudah memikirkan hal-hal yang buruk, maka menyantap
makanan pun menjadi tidak nikmat sampai kapan pun juga.
Ada pengalaman yang menarik saat gue
menyambangi sebuah warung makan pinggir jalan di tempat yang berbeda. Saat itu gue
sudah benar-benar ngiler melihat banyak orang di pinggir jalan yang makan mi
dengan kuah mengepul. Gue dan teman mau memesan 2 porsi mi tanpa menggunakan
campuran daging apapun di dalamnya, karena gue sudah tahu kalau daging yang
digunakan adalah daging babi. Namun, tiba-tiba si Ibu penjual tersenyum ramah
kepada gue sembari memanggil anak perempuannya yang berada di belakang. Si Ibu
mengatakan sesuatu kepada si anak dengan bahasa Vietnam yang gue nggak mengerti
dan kemudian si anak mendatangi kami berdua. Si anak yang fasih berbahasa
Inggris berkata kepada kami yang intinya begini;
“kami mohon maaf karena kami
tidak bisa menyajikan makanan kepada kalian, karena kami masih menggunakan
peralatan masak yang sama untuk memasak babi”
Kami pun berdua diberikan saran
untuk mendatangi beberapa warung makan yang benar-benar tidak menggunakan
campuran babi. Wah baik sekali mereka, kami berdua pun pergi dan
berterimakasih.
Selama di Saigon (Ho Chi Minh City)
gue juga berkesempatan mencoba berbagai macam jajanan kaki lima yang murah
meriah dan enak, seperti banh mi (sejenis subway), ban
trang nuong (crepes
telur), bo bia (sejenis lumpia basah isi sayur), dan banh
quai vac tran (seperti ebi dilapis tepung kanji). Rata-rata harganya
nggak lebih dari 15.000 VND, bahkan lumpia basah sayur itu harganya
cuma 2.000 VND aja. Rasanya masih bisa masuk di lidah orang Indonesia, terasa
familiar dan nggak asing. Namun, ada satu hal yang menurut gue nggak bisa
diterima oleh lidah orang Indonesia, ada daun yang rasanya lebih parah (nggak
enak) dari daun kemangi, sampai sekarang pun gue masih menebak-nebak daun apa
itu. Gue sih mengiranya daun basil, entahlah! The best jajanan
kaki lima yang gue cobain adalah banh quai vac tran. Itu rasanya
luar biasa enak dan nggak ada yang seperti itu di Indonesia, harganya pun hanya
10.000 VND.
mirip lumpia ya |
ini nih yg pojok bawah kiri, yang namanya banh quai vac tran! Endesss!! |
kelapa muda disini batoknya dikupas! |
astor + mie instant lokal! |
ini juga enak! Di deket pasar Ben Thanh banyak yang jual |
Lalu, ketika gue berkunjung ke
swalayan di Saigon, gue penasaran mencari beberapa minuman yang aneh dan nggak
ada di Indonesia. Misalnya saja seperti fanta rasa sarsi yang rasanya mirip
sirup marjan moka dikasih soda, lalu minuman seperti sprite yang sodanya kuat
banget, terakhir yang paling gue suka adalah minuman soda asin rasa jeruk.
Nggak tau kenapa gue suka banget sama minuman ini, agak kental airnya dan rasanya
asin-asin gimana gitu, enak deh pokoknya! Sampai-sampai ketika Nu
Oceana muncul di Indonesia, gue pikir rasanya mirip-mirip, ternyata
bukan itu yang gue cari. Kalau Nu Oceana benar-benar air
lemon, kalau ini nih minuman soda asin kental rasa jeruk, gitu deh.
pojok kiri atas yang saya maksud itu, enak! |
Jadi jika lo ingin berkunjung ke
Vietnam, khususnya Saigon (Ho Chi Minh City) dan Mui Ne, sebaiknya cobain
berbagai macam jajajan pinggir jalannya, nggak nyesel deh! Jajajan murah meriah
yang enak dan mungkin nggak bakalan lo temuin di Indonesia atau bahkan negara
lain. Selamat kulineran!
Comments
Post a Comment