Perbedaan Kelas Ekonomi Maskapai di Indonesia
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan kelas ekonomi setiap maskapai di Indonesia pada penerbangan domestik. Walaupun terlihat tidak semua bisa saya bahas karena ada sejumlah maskapai yang belum pernah saya naiki, seperti Citilink, Batik Air, NAM Air (punya Sriwijaya Air). Jadi di sini akan dibahas kelas ekonomi dari maskapai penerbangan yang pernah saya naiki yaitu Lion Air, AirAsia, Sriwijaya Air, dan Batavia Air (sekarang bangkrut) dan Garuda Indonesia.
Lion Air
Kabin Lion Air |
Penerbangan
menggunakan maskapai Lion Air terbilang sering, 30 menit sampai 1 jam
keterlambatan memang sudah biasa pada maskapai ini. Jadi sudah tidak heran dan
kaget kalau memutuskan menggunakan maskapai ini.
Kelas ekonomi pada
penerbangan Lion Air terbilang standar dan biasa saja, tidak mendapatkan
makanan dan fasilitas hiburan lainnya. Ruang kaki kelas ekonomi Lion Air punya
jarak 29” dengan jok yang dilapis kulit berwarna hitam.
Setiap
penerbangannya kita akan mendapatkan bagasi gratis hingga 15kg (Domestik) dan
20kg (Internasional). Rata-rata maskapai yang digunakan Lion Air terbilang
banyak dan masih muda (Boeing 737-800 Next Generation), tapi
kenapa yang di Bali jatuh ya?
Untungnya gue nggak pernah mendapatkan kesan atau
pengalaman yang sampai menyebabkan trauma atau kapok untuk tidak menggunakan
maskapai Lion Air kembali.
Permasalahan delay memang
menjadi permasalahan dasar maskapai Lion Air yang harusnya kita
bisa memakluminya karena kita sendirilah yang memilih menggunakan maskapai ini
untuk bepergian.
AirAsia
Kabin AirAsia |
Maskapai ini paling
sering diburu para pencari promo. Betul, karena maskapai AirAsia lah yang paling sering memberikan promosi pada
penerbangannya baik domestik maupun Internasional.
Tidak ada kelas bisnis di penerbangan domestik
AirAsia, hanya ada perbedaan kursi biasa dan hot seat. Di mana hot seat mempunyai
ruang kaki lebih lega daripada yang biasa dan diposisikan pada lima baris di
bagian depan.
Kursinya pun standar dilapisi
kulit berwarna hitam dan pada bagian hot seat termasuk baris
kursi darurat dilapisi kulit berwarna merah. Tidak ada hiburan pada kabin kelas
ekonomi di AirAsia dan layanan makan pun berbayar di sini.
Seperti yang kita tahu, kalau AirAsia
menggandeng chef Farah Quinn untuk beberapa menu flight meal-nya,
belum pernah coba sih. Sewaktu naik maskapai ini, gue sempat kaget saat melihat
daftar menu minumannya karena AirAsia menawarkan minuman bubble drink dari Chatime. Waw!
Bagasi AirAsia kita bisa
mendapatkan secara cuma-cuma hingga berat maksimal 15kg, selebihnya dan untuk
penerbangan Internasional akan dikenakan biaya tambahan sendiri. Maskapai yang
digunakan AirAsia bukanlah Boeing seperti banyak yang digunakan pada maskapai
di Indonesia, melainkan menggunakan Airbus A320.
Asyiknya setiap penerbangan AirAsia saat
menunggu antrian di runway, penumpang di kabin akan diperdengarkan
musik-musik TOP10 yang sedang hits. Jujur, gue nggak pernah mendapati maskapai yang
memutarkan musik sebelum take-off bahkan sekelas Garuda Indonesia sekalipun.
Sekarang, untuk bisa
mendapatkan harga promonya AirAsia, tidak perlu susah-susah membayar
menggunakan Credit Card, karena bisa dilakukan melalui transfer
bank biasa dan bahkan sudah bisa pembayaran di Indomaret. Biasanya harga-harga
promo AirAsia ditawarkan pada penerbangan paling pagi dan juga penerbangan
paling malam.
Sriwijaya Air
Kabin Sriwijaya Air |
Maskapai ini paling
banyak melayani rute ke arah Pulau Sumatera dan Sriwijaya Air termasuk dalam kategori Medium Service
Airline. Pada kelas ekonominya kita akan diberi satu kotak snack berwarna biru dongker bertuliskan Sriwijaya Air yang isinya roti dan air mineral.
Suasana kabinnya
didominasi warna biru navy atau dongker yang memang menjadi ciri
khas dari maskapai Sriwijaya Air itu sendiri.
Sriwijaya Air, setahu
gue walaupun sudah melakukan pemesanan
online, kita tetap tidak bisa memilih nomor kursi
pesawat. Kita harus datang ke counter check-in di bandara
dengan datang lebih awal jika tidak ingin duduk di barisan belakang.
Itu yang gue alami pada penerbangan di tahun 2013, entah apakah
saat ini sudah bisa memilih nomor kursi Sriwijaya Air atau belum. Mungkin ada
yang memberikan informasi terbarunya?
Pesawat yang banyak
digunakan Sriwijaya Air menggunakan Boeing
737-300 dengan livery lama dan Boeing 737-800 dengan livery yang baru.
Saat itu, gue masih
merasakan Boeing 737-300 tujuan Pangkal Pinang yang masih menggunakan livery
lama dan sudah terkesan jadul.
Batavia Air
Kabin Batavia Air |
Gue termasuk yang pernah merasakan menaiki maskapai yang
sudah bangkrut di Indonesia. Ketika itu gue melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta di petang hari dan mengalami sedikit ketakutan pada saat
berada di udara.
Saat menabrak
gumpalan awal tebal tiba-tiba lampu kabin pesawat yang menyala terang seketika dan kemudian mati total, “byar pet byar pet”. Kejadian itu berlangsung hampir
tiga kali dalam rentang waktu berbeda, semua penumpang terdiam yang mungkin di
dalam hati mereka berdoa dan memohon semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Kabin kelas ekonomi
pesawat Batavia Air termasuk yang tidak membosankan seperti kabin-kabin kelas
ekonomi maskapai lainnya (kecuali Garuda Indonesia). Mengapa demikian? Karena
setiap kursinya mempunyai warna biru dan jingga cerah dengan lapisan kain cover
bertuliskan 100% Cinta Indonesia. Terlihat menyegarkan ketimbang
hanya dibalut cover kulit warna hitam saja yang membosankan.
Sama seperti
Sriwijaya Air, di penerbangan Batavia Air kita akan mendapatkan satu kotak
makanan yang berisi air mineral, roti, dan permen.
Tidak ada
fasilitas in-flight entertainment di sini sama seperti yang lainnya. Pesawat yang digunakan
Batavia Air rata-rata adalah Airbus sama seperti AirAsia, tetapi beberapa ada
juga yang menggunakan Boeing sebagai armadanya.
Garuda Indonesia
Kabin Garuda Indonesia |
Maskapai dengan
kelas ekonomi terbaik di dunia dengan penghargaan yang di dapat dari SkyTrax di
tahun 2013. Sudah tidak diragukan lagi betapa nyamannya menggunakan kelas ekonomi
Garuda Indonesia ini.
Di setiap kursinya
terdapat layar monitor flight entertainment yang lengkap mulai
dari film, musik, informasi pariwisata, hingga informasi jarak tempuh.
Headphone pun disediakan
secara cuma-cuma di sini. Jarak antar kursinya termasuk yang terbesar di
untuk kelas ekonomi, yaitu berkisar 31 – 32” dengan lebar kursi 17”.
Peraturan bagasi
Garuda Indonesia untuk kelas ekonomi atau bagi mereka yang punya GarudaMiles
Blue tidak boleh lebih dari 20kg, jika lebih maka akan dikenakan charge biaya
tambahan.
Koran gratis akan
ditawarkan di pintu masuk pesawat kepada setiap penumpangnya dan sebelum
keberangkatan pramugari akan menawarkan permen-permen kepada penumpangnya.
Berselang 10-15
menit setelah lepas landas barulah troli katering makanan datang dan pramugari
pun bertanya dengan ramah kepada setiap penumpangnya ingin makan apa. Biasanya
ada dua pilihan yang ditawarkan untuk makan, sedangkan untuk minum pilihannya
lebih banyak (air mineral, jus jambu, jus jeruk, jus apel, soda, susu).
Oh iya, jika masih
haus atau ingin menambah minum, jangan sungkan untuk bilang ke pramugarinya.
Walaupun kelas ekonomi Garuda Indonesia harganya terbilang diatas rata-rata
dari yang lainnya, tetapi sepadan dan sebanding dari apa yang akan
didapatkan.
Kesimpulannya, bepergianlah dengan maskapai yang sesuai dengan budget, jika ada budget yang mencukupi silahkan menaiki maskapai yang sudah terbukti
aman, tetapi jika punya budget
yang pas carilah maskapai yang sering menebar promo. Selamat bepergian!
header pict source: https://alkatrans.files.wordpress.com/
lion air pict source: http://i1283.photobucket.com/
airasia pict source: http://stylishtravels.com/
sriwijaya pict source: https://pbs.twimg.com/
batavia pict source: http://s1085.photobucket.com/
garuda indonesia pict source: https://www.garuda-indonesia.com/
Comments
Post a Comment