Pantai Kuta, Lombok: Dikerumuni Anak-Anak Polos Penjual Gelang (Pemaksaan Versi Kalem)

pantai kuta lombok

Katanya pantai kuta ini menjadi destinasi wisata yang diunggulkan untuk menyaingi Pantai Kuta yang ada di Bali. Apa iya?

Gue sampai di penginapan di daerah Pantai Kuta sekitar jam 3 sore dan beristirahat di kamar sekitar 2 jam dengan AC yang berhembus buat ngademin badan. Badan yang lusuh kepanasan karena nggak pakai sunblock.

Sekitar jam 5 sore, badan lumayan segar karena habis mandi dan rebahan sebentar. Naik motor Vario sewaan Mas Belen...ngeng ngeng ngeng... gue memutari sekitar area Pantai Kuta Lombok. 
pantai kuta lombok ntb
jalan-jalan sore di sekitaran Pantai Kuta
kuta lombok
muterin sore-sore ke perkampungan warga di sekitar Pantai Kuta
kuta lombok nusa tenggara barat
jalan-jalan sendiri asyik juga

Area sekitaran Pantai Kuta memang komersial banget, suasananya mirip kawasan Pantai Senggigi. Banyak hotel mewah, kafe, dan restoran yang buka dan memutar musik kenceng. Turis asing juga terlihat lalu lalang di sekitaran area Pantai Kuta. Ini hal positif buat warga di sekitar dan pemprov Lombok untuk menambah pemasukan daerahnya.

Tapi, suasana ramai wisatawan di sini nggak diimbangi dengan kondisi Pantai Kuta-nya. Kenapa gue bilang begitu? Iya, karena menurut gue, Pantai Kuta ini biasa-biasa aja dan nggak ada yang spesial. Bahkan bisa gue bilang kalau Pantai Kuta di Lombok ini termasuk pantai jorok dan kotor.

Nggak jarang melihat sampah plastik dan bahkan kaus tersangkut di karang-karang pinggir Pantai Kuta Lombok. Ya, memang bukan sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama sebagai wisatawan yang berkunjung ke sini. 

Oh iya, satu lagi hal yang mengganggu dan sudah dibahas di forum dan blog traveling tentang Pantai Kuta di Lombok ini, adalah banyaknya pemaksaan dari para penjual. Tapi itu memang benar dan bukan berita bohong, karena gue mengalaminya sendiri. Jadi ketika baru memarkirkan motor di pantai ini, udah banyak bocah-bocah yang mendatangi gue. Bukan hanya satu atau dua bocah aja, tapi lima bocah langsung datang barengan, buseeeet!!!

"mas gelangnya mas!"
"mas ini bagus gelasnya mas!"
"mas gelangnya cocok nih mas warna item!"

Ajegile gue belum turun dari motor udah langsung begitu, gue bingung. Sebenarnya, gue juga punya niat membeli gelang dan gue bilang ke bocah-bocahnya “Iya dibeli, tapi nggak semuanya ya” (sambil milih-milih gelang warna hitam).

Akhirnya 3 buah gelang mutiara-mutiaraan hitam gue beli dengan harga Rp10.000. Nah datang lagi nih bocah yang memelas, gue paling nggak tega liat bocah memelas. Walaupun gue tau kalau itu adalah trik belaka. Akhirnya, gue beli 3 gelang dengan ukuran yang berbeda tetapi dengan harga yang sama,oke nggak apa-apa.
kuta beach lombok
hahaha bocahnya mau di ajak foto
kuta beach ntb
tuh parkirnya di sini ya suka-suka gitu deh
Pengganggu lainnya sebenernya masih ada yaitu dari para penjual pakaian atau kain di Pantai Kuta ini, tapi untungnya gue nggak kena scam-nya, muka-muka nggak punya duit kali ya, hehe...

Tapi saat di pantai, gue melihat ada dua orang wisatawan yang didatangi pedagang kain dan dipaksa untuk membelinya, dirayu terus bahkan sampai itu wisatawan pindah tempat pun tetap diikuti.

Nah seperti itu yang seharusnya diperhatikan oleh pemerintah, hal-hal sepele tapi justru punya dampak yang besar. Contoh lainnya seperti kasus pungutan liar yang ada di Pura Besakih Bali, sebel banget pokoknya dan bikin males buat berkunjung atau merekomendasikan ke orang lain.
kuta beach ntb lombok
nah ini si Ibu-Ibu penjual kainnya
Tapi di luar hal-hal nggak mengenakkan itu, Pantai Kuta Lombok ini punya satu keunikan yang bisa dibanggakan sih, yaitu pasirnya. Apa ya (hmmm), pasirnya itu nggak lembut, kasar, gede-gede. Tetapi, kalau dilihat dari sisi positifnya, pasirnya ini unik dan terdiri dari beberapa pecahan karang dan cangkang keong kecil-kecil. 
kuta beach pujut
pantainya asyik (nyore di sini) cuma kotor
kuta beach pujut ntb
nah keliatannya bersih kan? coba maju ke depan di sela-sela karangnya (banyak sampah)

Gue ke Pantai Kuta ketika momen sunset dan ternyata suasana biasa aja, ramai sih, tapi ya biasa aja. Terus, area parkirnya menurut gue acak kadut, tanpa ada petugas parkir yang jaga. Jadinya nggak bayar biaya parkirnya apalagi retribusi wisatanya.

Jadi, Pantai Kuta di Lombok boleh di kunjungi, tapi bukan jadi highlight utama saat membuat itinerary Lombok ya. Selamat mantai!

Comments