Kekejaman Satwa Tak Terlihat di Taman Safari Cisarua Puncak, Indonesia
Taman Safari
Indonesia, Cisarua, Puncak, Bogor menjadi salah satu lokasi wisata
populer yang paling digemari warga ibukota untuk berakhir pekan.
Taman Safari
Indonesia Bogor mempunyai berbagai macam koleksi
satwa yang beraneka ragam dan sangat menarik untuk dilihat dan dipelajari.
Taman Safari Indonesia tidak pernah sepi dari pengunjung, selalu ada saja yang
datang bahkan di hari biasa seperti mereka yang melakukan study tour atau
karyawisata dari berbagai daerah di Indonesia.
Taman Safari
Indonesia termasuk salah satu kebun binatang di Indonesia yang mempunyai
manajemen dan perawatan binatang yang terbilang cukup baik. Cukup baik dibandingkan
dengan kebun binatang daerah yang dikelola oleh pemerintah, sebut saja Kebun
Binatang Surabaya yang beberapa waktu lalu sempat heboh seekor harimau yang
mati karena kurus sekarat dan berbagai berita hewan yang sekarat di sejumlah
kebun binatang di Indonesia.
Jarang sekali terdengar
berita seperti ini dari Taman Safari Indonesia baik yang berada Puncak Jawa
Barat, Bali, dan juga Prigen Jawa Timur.
Melihat Kekerasan Satwa dengan Mata Kepala Sendiri
Benarkah selama ini
Taman Safari Indonesia selalu mengurus binatang-binatangnya dengan benar dan
sesuai dengan aturan?
Saya membuka topik
ini sebagai tulisan berdasarkan apa yang saya lihat sendiri saat berkunjung ke
Taman Safari Indonesia di Puncak Bogor Jawa Barat. Memang, bintang-binatang yang berada di dalam kandang
sebagian besar tergolong aktif dan sehat. Taman Safari mempunyai manajemen
khusus untuk mengurus masing-masing kandang dan selalu rutin memberikan makanan
pada jam-jam yang sudah ditentukan.
Lalu apakah Anda
pernah mengunjungi Baby Zoo yang menjadi salah satu area yang
paling banyak diminati di Taman Safari? Jika sudah pernah, bagaimana tanggapan
Anda tentang area Baby Zoo ini? Pasti banyak dari pengunjung
yang merasa senang, terutama karena pada area Baby Zoo ini
yang paling dicari dan diincar oleh pengunjung adalah berfoto bersama anak
binatang yang sangat lucu dan menggemaskan.
Kita bisa berfoto
berpelukan dengan orangutan, memegang berbagai jenis burung, dan bersanding
dengan bayi harimau putih. Pulang dari Taman Safari berbekal hasil foto
menggemaskan bersama binatang untuk dipamerkan kepada teman dan kerabat. Aaaah..lucu
bangeeet…
Tapi tahukah Anda?
Realitanya pada saat saya berkunjung ke area Baby Zoo ini, banyak
binatang yang khususnya diperuntukkan untuk berfoto rata-rata dalam keadaan
lemas dan kelelahan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri, pertama adalah
anak orangutan yang benar-benar kelelahan dan terus dipaksa oleh sang pelatih
dalam meladeni para pengunjung yang ingin berfoto.
Padahal pengujung
yang datang tidak sedikit dikarenakan weekend. Saya sendiri tidak tahu
pasti dan tidak bisa menyatakannya (karena takut salah) apakah anak orangutan
yang ada di Babyzoo ini benar-benar seharian penuh (bahasa
kasarnya “dipajang”) untuk meladeni para pengunjung yang ingin berfoto-foto. Apalagi, pengujung tidak dikenakan biaya lagi untuk bisa
berfoto bersama anak orangutan ini di Baby Zoo. Bisa
terbayangkan lelahnya seperti apa bukan?
Hal kedua yang saya
lihat langsung adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelatih atau pawang anak
harimau putih pada spot berfoto di Baby Zoo. Terlihat dengan jelas
bahwa anak harimau putih sudah kelelahan sehingga membuatnya tidak mau diam dan
terus bergerak.
Tentunya hal ini
dirasa tidak menguntungkan Taman Safari Indonesia bagi setiap pengunjungnya,
maka dari itu membuat sang pawang dibekali sebuah “alat kejam” menurut saya.
Mengapa saya sebut kejam? Alat ini seperti palu besi dengan ujung yang cukup
runcing, digunakan sang pawang untuk membuat anak harimau putih itu “nurut”
kepadanya.
Sang pawang
menggunakan alat tersebut untuk memukul bagian kaki anak harimau putih itu
supaya mau diam dan tenang karena banyak pengunjung yang ingin berfoto. Saya
melihatnya dengan penuh ketidaktegaan karena saya rasa itu termasuk kekejaman
terhadap binatang yang seharusnya tidak dilakukan.
Kalau pelan mungkin
tidak terlalu bermasalah dan tidak mengganggu penglihatan saya saat itu, tetapi
ini dilakukan dengan kencang dan sampai terdengar bunyinya. Itu benar-benar hal
yang sangat mengganggu penglihatan dan mengganggu hati nurani sebagai
selayaknya manusia. Saya benar-benar iba melihat anak harimau putih yang
diperlakukan seperti itu.
Saya beranggapan mungkin hal ini apakah memang menjadi standar dalam perpawangan bagi binatang, karena memang saya tidak tahu pasti mengenai hal ini. Tetapi jika memang iya seharusnya ada cara lain yang setidaknya lebih halus dengan tidak mengasari binatang tersebut.
Saya beranggapan mungkin hal ini apakah memang menjadi standar dalam perpawangan bagi binatang, karena memang saya tidak tahu pasti mengenai hal ini. Tetapi jika memang iya seharusnya ada cara lain yang setidaknya lebih halus dengan tidak mengasari binatang tersebut.
pict source: http://static.initempatwisata.com/
Comments
Post a Comment