Menjadi Seorang Solo Traveler, Kenapa Tidak?

solo traveler
Wiih keren!
Eh seriusan sendiri?
Kasian amat jalan-jalan sendirian?
Gak punya temen jalan sendiri?

Ya, itu pasti kalimat-kalimat yang  paling sering dilontarkan oleh teman-teman pada saat kita memutuskan untuk menjadi solo traveler. Wajar memang jika mereka mengatakan seperti itu, karena menjadi seorang solo traveler bukan hal mudah untuk diputuskan, terutama bagi mereka yang sering bepergian bersama teman-teman.

Sebenarnya apa sih yang mendasari mereka yang ingin menjadi seorang solo traveler atau bepergian sendiri? Lalu apa asiknya menjadi seorang solo traveler dan menikmati perjalanan seorang diri? Apakah dari mereka banyak yang menyesal atau kapok untuk menjadi seorang solo traveler di kemudian hari?

Jika ditanya apa yang mendasari seseorang menjadi seorang solo traveler, jawaban paling sering dijawab adalah karena ketidaksengajaan. Jawaban ini saya dapatkan hampir rata-rata dari mereka yang menceritakan pengalamannya menjadi solo traveling di blog pribadinya. Pada awalnya mereka memang ingin bepergian bersama temannya, namun karena banyak hal-hal yang tidak bisa disamakan maka membuat mereka akhirnya memutuskan untuk bepergian sendiri. Barulah setelah mereka merasakan nikmatnya bepergian sendiri, banyak dari mereka yang ketagihan dan ingin bepergian kembali seorang diri lagi. Tetapi, ada sebagian dari mereka yang sungguh-sungguh niat untuk bepergian sendiri dan itu merupakan hal yang keren karena tidak semua orang bisa melakukan hal itu.  

Jadi apa asyiknya menjadi seorang solo traveler? Saya bercerita menurut pengalaman pribadi saat ke Lombok seorang diri di tahun baru 2016 kemarin. Bagi saya, bepergian seorang diri menjadi sebuah hal yang baru, break the rules, dan agak sedikit berat untuk melakukannya pertama kali. Banyak hal yang selalu ada di pikiran sebelum hari H tiba;

“Duh gue cerita ke siapa di sana?”
“Garing nggak ya kira-kira kemana-mana sendirian?”
“Bahaya apa nggak ya gue jalan sendirian?”

Tiga pertanyaan yang paling sering muncul dan terngiang-ngiang di kepala beberapa bulan sebelumnya. Tetapi, semua itu sirna begitu saja pada saat menjalaninya. Sama sekali tidak terpikirkan hal-hal yang diresahkan sebelum berangkat. Bahkan, banyak hal baru yang didapatkan saat pergi sendir, dan terkadang hal tersebut tidak bisa kita dapatkan pada saat bepergian bersama teman. Apa saja?
menjadi solo traveler
http://leaveyourdailyhell.com/wp-content/uploads/2014/02/Yogyakarta-Indonesia.jpg
Kenikmatan dan kesenangan pribadi
Di mana kita bisa dengan puas menikmati keindahan alam semau kita, tanpa ada gangguan dari orang lain. Terlebih lagi jika memang kita benar-benar excited untuk meng-explore tempat tersebut.

Berdiam diri di bawah rerindangan pohon, satu sampai dua jam hanya untuk menikmati birunya pantai, dan mendengarkan desiran ombak yang sayup-sayup, itu menjadi meditasi diri yang luar biasa.
Berjalan sendiri di tepian sungai yang jernih, berpadu dengan suara air mengalir di kawasan hutan yang sedikit gerimis, itu juga menjadi pengalaman yang menakjubkan.

Terus, kalau kalau mau foto-foto? Kebanyakan, seorang solo traveler bukanlah tipe orang narsis berfoto-foto, walaupun hal itu sah-sah saja karena kita membutuhkan dokumentasi pribadi. Biasanya, solo traveler dicap sebagai para pengambil foto yang handal, baik foto alam, budaya, dan kehidupan sosial di sekitar tempat yang mereka kunjungi.

Biasanya, solo traveler membekali diri mereka dengan tiga “senjata” sekaligus saat bepergian, pertama tentunya kamera beresolusi tinggi, DSLR atau Mirrorless, kedua adalah kamera ponsel untuk memotret hal-hal spontan, ketiga adalah action camApalagi action cam ini sepertinya cocok menjadi teman setia bagi para solo traveler sejati.

Seberapa beraninya kamu dan seberapa hebatnya kamu?
Seberapa beraninya kamu dan seberapa hebatnya kamu untuk keluar dari zona nyaman traveling. Rata-rata, zona nyaman traveling  adalah bepergian bersama keluarga, teman-teman, atau pacar, padahal tidak ada salahnya kan kita mencoba hal baru untuk bepergian seorang diri.

Memang, sejuta hal pasti ada di dalam pikiran untuk mempertimbangkan saat akan bepergian seorang diri. Tetapi, setelah menjalaninya, jangan heran kalau kita bakal membanggakan diri sendiri dan seolah tidak percaya dari apa yang telah dilakukan.

Mengatur itinerary sesuka hati
Membuat itinerary perjalanan seorang diri jauh lebih mudah ketimbang membuat untuk beramai-ramai. Begitu juga pada saat menjalaninya, jarang sekali yang terlewatWalaupun memang biasanya biaya yang dikeluarkan untuk seorang solo traveler sedikit lebih besar daripada mereka yang bepergian bersama teman.

Mengenal banyak hal baru dan teman baru
Memang sejatinya kita akan mendapatkan banyak hal baru saat traveling bersama teman atau keluarga, namun saat kita melakukannya seorang diri, kita akan mendapatkannya dengan cara yang berbeda. Entah apapun itu, mulai dari hal kecil sampai hal yang besar selama perjalanan. Begitupun dengan teman baru yang akan kita temui dan kita kenal selama bepergian seorang diri, berawal dari mengobrol dengan warga di sekitar atau bermula dari percakapan forum yang akhirnya bertemu di lokasi atau destinasi yang sama.
solo traveling
http://phinemo.com/wp-content/uploads/2014/12/BULE.jpg


Traveling bersama teman, keluarga, pacar ataupun solo traveling memang mempunyai kelebihannya masing-masing. Traveling bersama teman menjadi momen terbaik untuk mengakrabkan diri dan membuat segala sesuatunya lebih menyenangkan dalam waktu liburan yang relatif singkat. Namun, bagi yang mempunyai lebih banyak waktu, maka solo traveling menjadi salah satu cara “memanjakan diri” yang terbaik. 

**heading picture: http://www.unthaid.com/wp-content/uploads/2015/01/solo-travel1.jpg

Comments

  1. Replies
    1. Makasih.. Masih ada tantangan lagi sebenernya buat solo traveling ke luar negeri..

      Delete
  2. Wah keren nih. Saya masih belum berani solo traveler, Karena masih belum punya pengalaman. Tapi kalau solo traveling deket2 rumah sih berani.
    Oh iya, sebenernya solo traveling itu jatuh nya lebih Mahal ya untuk biayanya? Karena kan ditanggung sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Budi, saya pertama kali solo traveler juga awalnya takut krn juga belum ada pengalaman. Tapi pas dijalani ternyata asyik.

      Kalau dibilang mahal pasti iya, tapi nggak signifikan perbedaannya, karena yang bisa dibagi 2 atau ramai-ramai paling biaya hotel atau sewa motor/mobil aja.

      Delete

Post a Comment