Nasi Pindang Pegagan Mbok Yah, Palembang: Mangkoknya Kekecilan!
Salah satu kuliner yang paling
dicari ke Palembang selain pempek adalah Pindangnya. Kebetulan pas lagi jam
makan siang dan melewati Jalan Sekanak di dekat Kantor Walikota Palembang, di
sana banyak banget mobil yang parkir. Celingak celinguk ternyata mereka berhenti
di sebuah warung makan bernama Nasi Pindang Pegagan Mbok Yah. Nggak basa-basi,
gue berhentikanlah mobil Ayla berwarna merah yang gue sewa selama di Palembang.
Masuk ke dalam rumah makan Nasi
Pindang Pegagan Mbok Yah, ternyata memang bener rame banget. Si pelayannya
dengan sigap nanya ke gue “untuk berapa orang mas?” dan dengan cekatan si pelayannya langsung mencarikan
meja kursi yang masih kosong. Di sini, di Nasi Pindang Pegagan Mbok Yah banyak
banget pilihan menu ikannya (iyalah ki!). Gue bingung ketika ditanya si pelayan
mau pesan apa, gue bilang aja si Ibunya “Bu,
mana yang paling enak dan paling banyak dipesan di sini?”.
Akhirnya terpesanlah Pindang Ikan Baung, Pindang Ikan Lais, dan Pindang Ikan
Patin. Nah loh, gue baru denger tuh Ikan Baung dan Ikan Lais.
warungnya meriah banget dari jalan raya |
eh si Ibu liat aja... |
nggak ada buku menu, liat langsung di dindingnya |
Oke, yang pertama kali datang ke meja adalah lalapannya. Satu kata yang terucap pertama kali ketika lalapannya datang adalah “banyak banget!”, iya warung Nasi Pindang Pegagan Mbok Yah ini memberikan 2 jenis lalapan, basah dan kering. Lalapan basah adalah yang udah direbus dan lalapan kering adalah yang masih mentah. Sajian nasinya juga nggak per porsi, tapi diberikan dengan bakul dan diisi nasi sesuai dengan porsi pesanan. Barulah nggak berapa lama, mangkok-mangkok berisi ikan pindang yang gue pesan tadi datang bersama dengan sambal mangga yang aromanya kuat banget. Muka melongo mata melotot, ketika mangkok-mangkok ikan pindang itu diletakkan di meja. Ikan-ikan di mangkok itu ukurannya gede-gede banget, paling gede itu adalah ikan patin sungai, kedua adalah ikan baung, dan ketiga adalah ikan lais.
Rasanya gimana ki? Sebentar gue bakal jelasin dulu kalau ikan-ikan ini dimasak dengan satu jenis kuah, jadi yang membedakan antara mangkok satu dengan mangkok lainnya adalah jenis ikannya aja. Rasa dari kuah pindangnya cenderung asem karena ada campuran nanasnya, sedikit rasa pedas karena ada potongan cabenya juga. Untuk rasa ikannya, sebenernya dari ketiga jenis ikan ini punya tekstur yang hampir mirip. Ikan patin lah yang punya tekstur sedikit lebih padat daripada yang lainnya. Ikan baung dan ikan lais punya tekstur yang terlalu lembut menurut gue. Jadi bagi yang berekspektasi kalau tekstur daging ikannya mirip tongkol atau cakalang, buang jauh-jauh ya. Kalau pernah mencoba ikan mas, nah tekstur daging ikan baung dan lais ini mirip, cuma lebih tebal aja, bisa dibayangin nggak?
Nah nggak mantap rasanya makan pindang kalau nggak pedes, pendampingnya ternyata adalah sambel mangga, kalau kata orang sini sih namanya sambel kweni. Ya, karena mangga yang dipakai adalah mangga jenis kweni dengan aroma khasnya itu. Rasa sambel kweninya nggak enak menurut gue, entah memang begitu atau lidah gue yang nggak bisa nerima rasa sambel kweni itu, nope! Sorry to say, gue nggak suka sambel kweninya. Akhirnya daripada selera makan gue hancur, membuat ikan pindangnya nggak gue campuri pakai sambel kweni itu. Memang sih nggak terasa sedap makan kalau nggak pedes dan kampretnya adalah ketika makanan gue udah mau habis, terus melihat meja seberang, di sana ada sambel jenis lain yang sepertinya bukan sambel kweni. Sambel itu adalah sambel daun jeruk, ah, tau gitu!
(maaf blur) dari atas itu ikan patin sungai, tengah adalah baung, yang paling gede adalah lais |
nah ini sambel kweninya, yang (maaf) menurut gue nggak enak |
Harga dari masing-masing menu ikan pindang di Nasi Pindang Pegagan Mbok Yah ini berkisar antar 40.000 – 50.000 Rupiah, tergantung dari pilihan jenis ikannya. Menurut gue masih termasuk murah, karena bakalan dapet ukuran ikan yang luar biasa besar dan dengan rasa kuah yang menyegarkan ketika disantap di siang hari.
Terakhir yang mau gue kasih tau adalah ketika kalian memutuskan makan ikan pindang ini pakai tangan, wajib dan harus menyiapkan hand sanitizer yang super wangi. Kenapa? Karena efek dari bau amis ikan sungai ini susah banget hilang dari tangan, walaupun udah dicuci pakai sabun berulang kali, aroma amis bakalan masih tercium bahkan sampai 4-5 jam setelah makan dan itu terjadi sama gue. So, selamat makan ikan pindang!
Pindang Ikan Patin : (8 dari 10)
Pindang Ikan Baung : (8 dari 10)
Pindang Ikan Lais : (8 dari 10)
Sambel Kweni : (2 dari 10)
Comments
Post a Comment