Sebenernya sih nggak agenda buat dateng ke sini di itinerary, cuma ternyata setelah jalan pulang dari wisata religi Al-Quran Al-Akbar yang mau ke arah Ilir Palembang, gue melewati lokasi wisata ini. Objek wisata yang isinya adalah replika Kapal Cheng Ho dan di seberangnya adalah Taman Purbakala Sriwijaya. Lokasinya kalau dicari di maps berada di antara Jalan Syakyakirti dan Jalan Kadir Tkr. Sebuah gapura besar bertuliskan "Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya" akan menyambut kedatangan lo dan sekaligus menandakan kalau lo udah berada di area wisatanya.
Pertama yang gue datengin adalah replika kapal Cheng Ho, parkir di bawah pepohonan rindang dan sempet beli es cendol yang bikin seger hari di cuaca siang Palembang yang panas banget. Buat menikmati replika kapal Cheng Ho dari seberang sungai, kita nggak bakalan dimintai uang retribusi masuk. Tapi kalau lo mau lebih deket ke bagian replika kapal Cheng Ho-nya barulah di jembatan ada petugas yang bakalan narikin uang tiket retribusi masuk sebesar 3.000 Rupiah per orangnya. Bagi sebagian orang mungkin wisata replika kapal Cheng Ho ini nggak terlalu menarik, tapi buat anak-anak atau pengamat sejarah, wisata ini punya potensi yang cukup bagus menurut gue. Ini adalah replika kapal yang digunakan Laksamana Cheng Ho sewaktu menuju Palembang buat nyebarin agama Islam. Ukuran replika kapalnya dibuat persis seperti aslinya yaitu sekitar 2x17 meter. Katanya sih, kapal Cheng Ho ini menjadi kapal yang terbesar di abad ke-15. Di area wisata replika Kapal Cheng Ho ini juga ada sebuah menara pandang yang terdiri sampai 3 tingkatan (gue nggak tau berapa meter tinggi keseluruhannya). Dari atas menara pandang itu kita bisa melihat sebagian pemandangan wilayah Palembang, anginnya juga semilir di atas menara pandangnya.
|
adek gue banyak gaya bet! |
|
ini gardu pandangnya |
Nah, kalau udah kelar melihat replika kapal Cheng Ho ini, jangan langsung pulang. Coba jalan kaki sebentar ke seberang jalan, ngapain deh ki? Iya, persis di depan area lokasi wisata replika kapal Cheng Ho ini ada juga wisata lain yang bisa dikunjungi, namanya adalah Taman Purbakala Sriwijaya. Tampak nggak menarik memang kalau dilihat dari jalan raya, seperti area wisata yang nggak terawat. Tapi apa salahnya bukan mampir dan masuk untuk sekedar tau aja, kayak apa sih Taman Purbakala Sriwijaya ini. Masuk ke dalem Taman Purbakala Sriwijaya ini (duh maaf ya gue lupa-lupa inget) kita bakalan bertemu dengan petugas di gerbangnya, berikanlah uang 3.000 Rupiah sebagai pembayaran tiket retribusi masuknya.
Taman Purbakala Sriwijaya ini punya area yang termasuk luas dan besar, cuma emang terlihat sangat tidak terurus. Ada bangunan (sepertinya museum di dalemnya) yang pintunya di gembok dan gue hanya bisa melihat-lihat bagian luarnya aja, dimana di sana terdapat papan informasi mengenai sejarah Palembang dan Indonesia pada umumnya selama berabad-abad lalu. Lanjut gue ke bagian belakang dari Taman Purbakala Sriwijaya ini, ada sebuah bangunan yang mirip hall terbuka, seperti area untuk pentas seni dan pertunjukan. Namun, mungkin karena nggak pernah dipakai, area ini berubah fungsi menjadi tempat gelesoran, selonjoran, makan-makan oleh orang-orang di sekitar sini. Padahal di bagian tengah hall terbuka ini ada sebuah batu peresmian yang ditandatangani oleh mantan Presiden Soeharto. Lanjut lagi ke bagian yang lebih belakang dari area Taman Purbakala Sriwijaya ini, di sana terdapat icon tulisan "I Love Sriwijaya" yang cocok buat spot foto-foto. Nah, di belakang tulisan ini ada creepy karena sepi banget dan nggak ada orang sama sekali di sini. Di area sekitarnya juga hutan-hutan yang rindang, adem sih, cuma agak serem juga sih.
|
museumnya tutup masa? |
|
agak creepy gimana gitu di sini |
|
nah ini diresmiin sama Pak Harto |
|
ngapain sih ki, elah! |
Jadi kesimpulannya, wisata replika Kapal Cheng Ho dan Taman Purbakala Sriwijaya bisa kalian datangi ketika pulang dari wisata religi Al-Quran Al-Akbar, nggak perlu waktu lama kok, sekedar cukup tau aja cukup. Menurut gue kedua wisata ini termasuk potensial di Palembang, asalkan digencarkan dan dirawat dengan baik sama pemerintahnya sendiri, jadi image kurang terawat bakalan hilang dari para pengunjung yang datang ke sini. Selamat liburan di Palembang!
Comments
Post a Comment