Rumah Makan Pindang Kurnia, Palembang: Porsinya Dikit Tapi Ini Juaranya! Kok Bisa?

rumah makan pindang kurnia

Makan siang di Rumah Makan Pindang Kurnia ini menjadi penutup liburan gue di Palembang dan menjadi salah satu kuliner yang bakal gue rekomendasiin ketika lo main ke Palembang. Ini enak, enak banget, walaupun… Eh bentar-bentar, haha masa iya gue langsung cerita enak duluan di awal paragraf. Hehe..

Oke, jadi nama tempat makan yang gue datengin buat makan siang sebelum cus ke bandara adalah Rumah Makan Pindang Kurnia. Iya lokasinya ada di Jalan Radial, 24 Ilir, Bukit Kecil, Palembang, letaknya di pinggir jalan raya yang mengarah ke Bandara Sultan Mahmud Baddarudin 2. Ada di kiri jalan kalau dari arah kota dan persis sebelum perempatan lampur merah. Lampu merah yang kalau belok kiri itu ke arah bandara, pastinya lo bakalan langsung notice kalau ini tempat makan karena emang banyak banget mobil yang terparkir di depan Rumah Makan Pindang Kurnia Palembang ini.
rumah makan pindang kurnia palembang
rame banget mobil yang parkir di sini
nasi pindang kurnia palembang
jam 1 siang udah sisa remah-remah
pindang kurnia di palembang
setelah jam makan siang, masih rame banget
Gue sampai di Rumah Makan Pindang Kurnia sekitar jam 2 siang, jam makan siang udah habis, tapi suasananya masih rame banget di sini. Jadi nggak usah ngedumel ya kalau lo ke sini tapi masih nungguin orang makan buat dapetin tempat duduknya. Jam 2 siang di Rumah Makan Pindang Kurnia ini hampir sebagian menu ikannya udah habis, akhirnya gue dan keluarga pun memesan menu yang masih tersedia. Gue pesen 2 pindang ikan patin dengan 4 porsi nasi, karena kami pikir ukuran ikannya besarnya bakalan sama dengan porsi warung ikan pindang deket kantor walikota Palembang yang gue cobain beberapa hari yang lalu.

Ternyata eh ternyata, prediksi itu salah besar karena ukuran ikannya ternyata kecil dan hampir setengahnya dari ukuran ikan warung pindang sebelah walikota Palembang kemarin. Mungkin memang ukuran ikan di Rumah Makan Pindang Kurnia ini normal, tapi karena pas sampai di Palembang kita udah duluan nyobain ikan pindang yang ukurannya gede banget, jadi terasanya ikan punya Rumah Makan Pindang Kurnia ini terlihat kecil. Sebenernya kita laper dan terasa kurang kalau lihat 2 mangkok ikan pindang ini untuk 4 orang, tapi  karena dateng ikan pindangnya lumayan lama sampai ke meja, akhirnya kita nggak memesan ikan pindang lagi. Memutuskan makan seadanya dengan 2 mangkok ikan pindang dengan 4 porsi nasi. Okelah nggak masalah dan harga makan di sini termasuk standar, nggak mahal dan nggak murah juga, makan 2 porsi ikan pindang patin dan 4 porsi nasi ditebus seharga 95.000 Rupiah aja. Berarti mungkin satu porsi mangkok ikan pindang di sini harganya sekitar 35-40 ribuan kali ya.

Terus lo kecewa ki sama ukuran ikan pindangnya yang kecil? Eitsss, tunggu dulu! Beruntungnya gue bisa nyobain 2 tempat makan ikan pindang yang berbeda di Palembang sini, jadi gue bisa membandingkan rasanya satu sama lainnya. And the winner is? Yeaaaa, Warung Makan Pindang Kurnia juaranya! Kuah pindang punya Rumah Makan Pindang Kurnia ini rasanya cenderung pedes, sedikit asem (tapi nggak dominan), dan punya efek yang beneran nyegerin. Di dalem kuah pindangnya ada campuran daun kemangi sama cabe rawit, ini yang nggak gue temuin di kuah ikan pindang yang pertama kali gue coba (cek halaman sebelumnya, kalo lo mau tau rumah makan ikan pindang apa yang pertama gue cobain). Walaupun emang ukuran ikannya nggak sebesar yang gue harapkan, tapi untungnya dibantu sama rasa kuah pindang yang luar biasa enak. Cocok banget disantap pakai nasi anget di panasnya Kota Palembang siang hari.
rumah makan kurnia palembang
sambel mangganya paling enak!
pindang kurnia palembang
lalapannya kering, nggak banyak
ikan pindang kurnia palembang
sambel kuah pindangnya seger banget!
Di sini gue nggak memihak warung makan ikan pindang mana pun sih, emang pasti punya kelebihannya masing-masing. Di warung nasi pindang pertama yang gue coba, mereka bisa memberikan ikan dengan ukuran yang luar biasa besar, mereka bisa menyediakan lalapan yang lengkap (basah dan kering). Di Rumah Makan Pindang Kurnia mereka hanya menyajikan lalapan kering aja dan isinya nggak banyak.

Ada yang plus-minus lagi nih, makan ikan pindang katanya pendamping serasinya adalah sambel mangga dan biasanya mangga yang dipakai adalah mangga kweni. Emang bener, di dua tempat makan ikan pindang di Palembang yang gue cobain beneran ada sambel mangganya. Tapi (masih ada tapinya nih!), penyajian sambel mangga di kedua tempat makan ini beda banget. Warung makan ikan pindang deket kantor walikota Palembang punya sambel mangga yang rasanya dominan kecut banget dan ada rasa mangga yang udah terfermentasi (asem nggak jelas), sambelnya juga udah dicampur sama tomat dan diuleg sama cabe. Sedangkan sambel mangga punya Rumah Makan Pindang Kurnia ini penampilannya lebih mirip rujak mangga, tapi rasanya jauh lebih enak dan nyegerin. Rasanya lebih seger yang kayaknya mangganya ini dipotong di hariyang sama dan nggak dicampur apalagi diuleg lagi sama tomat, cabe, dan lainnya. Enak!

So, ikan pindang punyanya Rumah Makan Pindang Kurnia di Palembang ini menurut gue enak mantap, gue rekomendasiin kalau lo pada main ke Palembang. Cocoknya sih ke sini pas makan siang dan walaupun ukuran ikannya nggak gede, tapi (sekali lagi gue bilang) itu tertolong sama rasa kuah pindang yang nyegerin banget. Selamat mencoba!

Ikan Pindang Patin (9 dari 10) Rp 35.000

Comments

  1. Hai klo kamu ke palembang lg cobain pondok pindang umaknpindang burungnya enak loh

    ReplyDelete

Post a Comment