Pinus-Pinus Imogiri yang Saling Berbisik!

Bagi yang pernah ke Kebun Buah Mangunan pasti tau tentang keberadaan objek wisata satu ini. Ya Hutan Pinus Imogiri yang kini menjadi salah satu objek wisata yang wajib didatangi ketika berada di daerah Dlingo, Imogiri, Bantul.

Hamparan area hutan pinus yang rindang akan membuat pikiran tenang dan nyaman. Objek wisata Hutan Pinus Imogiri ini menurut gue sudah well-organized dengan adanya biaya tiket masuk yang digabung dengan biaya parkir kendaraan. Lahan parkirnya cukup memadai untuk menampung banyak kendaraan roda dua, roda empat, dan bahkan bis pariwisata. Untuk roda dua, tiketnya dikenakan 6.000 Rupiah dan roda empat tiketnya sebesar 10.000 Rupiah.

Di kawasan hutan pinus ini kita bisa menyewa hammock untuk bersantai, biayanya sekitar 10.000 Rupiah. Terus mengikuti jalan setapak yang ada di Hutan Pinus Imogiri ini, maka kita akan dibawa menuju ke puncak tebing. Ada dua gardu pandang yang bisa dinaiki untuk menikmati pemandangan. Adem dan menenangkan pikiran banget.

Oh iya, di kawasan Hutan Pinus Imogiri ini, gue sering melihat ke arah atas. Melihat ranting-ranting pinus yang saling beradu, berdecit terkena sapuan angin, seolah mereka sedang berbicara satu sama lain dan membicarakan kami-kami yang sedang berada di bawahnya. Bayangan itu terus muncul. Ratusan pohon-pohon pinus raksasa yang bisa berbicara dan kami adalah liliputnya yang sedang mampir ke rumahnya. Sungguh imajinasi yang mendebarkan!

Berkunjung di tanggal 18 Agustus 2016, di mana tanggal itu bukan hari libur dan bukan weekend. Suasananya masih terbilang ramai, gue nggak bisa membayangkan betapa membludaknya manusia di sini ketika weekend atau hari libur.

hutan pinus imogiri
area kawasan hutan pinus Imogiri
gardu pandang hutan pinus
gardu pandang yang ada di kawasan hutan pinus Imogiri
spot foto hutan pinus imogiri
area berfoto-foto favorit di sini
jaga kebersihan di tempat wisata
tetap jaga kebersihan ya!
Jajaran kios penjual makanan dan minuman berada di area parkir. Ketika pertama kali datang, ada satu warung dengan papan menu yang menarik perhatian gue. Papan menu yang bertuliskan “Tiwul Sambal Terong”! Ulala…

Bagi yang belum tau tiwul, tiwul adalah makanan khas daerah Gunung Kidul yang dahulu dikonsumsi sebagai pengganti nasi. Tiwul terbuat dari singkong. Singkong yang masih setengah matang ditumbuk bersama gula merah, diaduk, dicampur menjadi satu, dan kemudian ditanak lagi hingga benar-benar matang dan gula merahnya meleleh bercampur singkong tumbuknya. Gue udah sering makan jenis tiwul yang seperti ini.

Nah ini yang menarik di sini, tiwulnya disajikan dengan sambal terong? Gimana rasanya ki? Setelah mencicipinya, ternyata singkongnya ditumbuk tanpa menggunakan gula merah. Jadi tanpa rasa  dan tekstur tiwulnya lebih keras. Tapii… yang bikin enak ketika tiwul itu disantap bersama sambel terongnya, maknyus! Jadi memang nggak salah jika dahulu tiwul ini dikonsumsi sebagai pengganti nasi oleh warga Gunung Kidul zaman dahulu.

ini nih warung yang jualan tiwul sambel terong
ini tiwul dan sambel terongnya, enak lo rasanya!

Comments