Warung Kopi Klotok, Pakem, Sleman: Pisang Sayaaa Manaaa!!!

kopi klotok sleman pakem

Ki, ke sini dong!
Ki, review tempat ini dong!
Ki, ini lagi nge-hits nih di Jogja!

Iya, gue udah tau lama kok tempat ini, namanya Kopi Klotok kan? Udah banyak postingan teman yang berseliweran di facebooktwitter, apalagi Instagram tentang tempat ini.

Lokasinya ada daerah Pakem, Sleman, tepatnya di Jalan Kaliurang KM.16, dari jalan raya masih harus masuk lagi ke sebuah gang kecil. Dari kota Jogja butuh waktu sekitar 40 menit – 1 jam untuk bisa sampai di Kopi Klotok Pakem, titik macetnya ada di Jalan Kaliurang KM.5 sampai KM.7 yang ramenya bukan main.

Jam buka Kopi Klotok Pakem mulai dari jam 7 pagi sampai 10 malam, eitsss jangan seneng dulu, walaupun jam bukanya termasuk lama, tapi ada hal menyebalkan yang bakal gue ceritain.

Sebenarnya, yang membuat akhirnya tertarik ke Kopi Klotok karena melihat liputan Peppy di NetTV yang sepertinya asyik. Padahal dari awal udah males dan nggak minat karena menurut pendapat  dari sejumlah teman yang pernah ke Kopi Klotok ini kalau antriannya ramai banget.

Akhirnya di hari Sabtu, gue pergi ke Kopi Klotok Pakem sekitar jam setengah lima sore. Baru aja sampai di depan gang, petugas parkirnya tiba-tiba mendatangi gue dan bilang;

“mas, habis, tinggal nasi telur aja”

Deng…dong…! Sempet mikir lama sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk aja ke dalam karena sudah jauh-jauh sampai di sini.

Ketika sampai di Kopi Klotok Pakem Sleman ini berharap pertama kali yang terucap adalah “wah, asik banget nih tempatnya!”, tapi seketika berubah menjadi “gila, rame banget nih tempatnya”. Nggak hanya terlihat di area parkirnya aja yang penuh kendaraan, masuk ke dalam rumahnya pun penuh dengan orang-orang.

Konsepnya rumah Joglo-nya bagus kok, mungkin kalau hari biasa ke sini bakal dapet suasananya yang lebih nyaman ketimbang weekend. Antriannya juga nggak wajar, masih ramai aja padahal yang tersisa hanya nasi telor aja, ajegile.

Lanjut masuk ke dalam mencari kursi atau tempat duduk kosong. Area depan penuh, ok. Area tengah penuh, ok. Area teras belakang penuh, ok. Area lesehan di halaman belakang juga penuh, mulai bete.

Akhirnya menunggu ketika ada yang kelar makan dan bergegas duduk di sana. Nyempil duduk bareng dengan yang lain dan memesan teh hangat dan kopi hitam. Kita berdua nggak makan, karena tinggal nasi telor aja, yaelah nasi telor mah bikin di rumah bisa. 
kopi klotok pakem jogja
kalau nyokap tau, diketawain! minum teh doang gini amat
kopi klotok pakem kaliurang
btw kopi hitam-nya enak, pahit manisnya pas
Karena melihat ada yang pesan pisang goreng, maka ikutlah untuk memesannya. Oke aman ya berarti? 15 menit kemudian teh hangat dan kopi hitamnya datang. Ya Tuhan, mau minum teh aja gini amat ya.

Sambil nyeruput teh, gue memperhatikan seksama area Kopi Klotok Pakem Sleman ini, di mana seperti yang gue bilang di awal kalau konsepnya bagus dan menarik. Suasana njawani, rumah Joglo, nuansa kayu yang khas, kursi meja lawas mirip di rumah mbah, dan area belakangnya adalah hamparan sawah yang ditemani sederetan pohon kelapa. 
kopi klotok di jogja
di teras situ penuhnya bukan main
kopi klotok di sleman
asyik sebenernya kalau nggak rame di sini
kopi klotok di pakem
nyumpel-nyumpel di tengah situ buat duduk 
Inget kan gue memesan pisang goreng? Pesanan pisang goreng itu bareng pesanan teh dan kopinya. 10 menit setelah asyik nyeruput teh, pisang belum datang (okelah wajar, lagi rame). 20 menit berlalu, pisang belum tampak tanda-tandanya (kayaknya pada pesan pisang semua ini, oke nggak apa-apa).

30 menit berlalu (mulai bete). 40 menit berlalu, ada pelayan mengantar pisang tapi punya orang lain (mulai sebel). 50 menit berlalu, pisang diantar lagi masih buat orang lain (dalam hati mikir, ini aja yang datang duluan baru diantar, gimana gue). 1 jam kemudian (bodo amat), gue sama temen cabut dari Klinik Kopi Pakem ini di hari yang udah gelap, sekitar jam 7 malam. 
kopi klotok kaliurang
udah gelap, pisang belum dateng juga, bete-nya bukan main!


Jadi, kesimpulannya bahwa Klinik Kopi Pakem Sleman sebenarnya punya daya tarik dan punya konsep yang bagus, gue akui itu. Tapi saran dari gue, kalau ke sini jangan di hari Sabtu apalagi Minggu. Nanti yang ada malah sebel karena saking ramainya dan kehabisan makanan.

Mungkin kalau hari biasa dan pagi hari, Klinik Kopi Pakem Sleman ini asyik, sambil mengerjakan tugas, nyeruput kopi, dan duduk menghadap ke sawah. Terbayang kan? Selamat ngopi!

Comments