Pengalaman Pertama Yang Tidak Menyenangkan Menggunakan UberPOOL

https://newsroom.uber.com/
Rasa penasaran akan UberPOOL terjawab sudah pada tanggal 28 Oktober 2016 ketika saya melakukan perjalanan dari Grand Slipi Tower menuju Bandara Soekarno Hatta. Pertama kali saya mengira kalau UberPOOL ini konsepnya sama seperti nebengers, jadi kita ikut mereka yang berkendara pada tujuan yang sama. Namun ternyata perkiraan saya salah setelah driver menjelaskan tentang UberPOOL selama perjalanan.

Jadi, UberPOOL ini sistemnya hampir sama seperti angkutan atau mobil charter. Misalnya begini, saya adalah pengorder UberPOOL dari arah Slipi menuju Bandara, tiba-tiba sang driver mendapatkan panggilan bahwa di dekat Central Park ada yang akan pergi ke Bandara juga. Nah, mau tidak mau si driver ini harus mem-pickup penumpang tersebut untuk naik bersama saya dalam satu mobil, begitu seterusnya. Perhitungan biaya pun sudah diatur sedemikian rupa persenannya oleh Uber, jadi biaya yang tertera di aplikasi masing-masing merupakan harga yang sudah final. Ya kurang lebih seperti itu konsepnya, jadi semakin banyak penumpang dalam satu mobil UberPOOL, maka akan membuat biaya yang harus dikeluarkan setiap orangnya akan semakin murah.
perkiraan biaya UberPOOL awal tidak jauh dari harga another rider
Maka dari itu, kemarin sang driver meminta saya untuk tidak memasuki tol terlebih dahulu dan akan melewati Jalan Daan Mogot untuk mencari penumpang. Saya pun tidak masalah akan hal tersebut, karena jam keberangkatan saya juga masih jauh. Tetapi, apesnya ketika saya ditagihkan biaya perjalanan saat sudah sampai di Bandara, tarifnya mencapai 141.000 Rupiah! Itu biaya yang sangat mahal ketimbang saya naik UberX atau UberBLACK biasa. Sontak saya pun kaget, karena biaya yang tertera di awal perkiraan termahalnya sekitar 65.000 – 70.000 Rupiah saja. Itu juga yang menjadi alasan saya ingin mencoba UberPOOL karena lebih murah dari UberX atau UberBLACK yang pernah saya coba dengan biaya sekitar 100.000 – 120.000 Rupiah.

Saya pun bertanya kepada sang driver kenapa bisa melonjak 2X lipat dari harga awal yang tertera pada aplikasi. Driver pun menjawab dengan kebingungan dan penuh rasa tidak tahu menahu mengenai hal ini. Okelah, karena saya saat itu sedang ingin liburan dan mood pun sedang sangat baik, saya tidak mau bertengkar dan memberikan uang sebesar 141.000 Rupiah kepada sang driver.

Namun, ketika uang itu sudah saya ikhlaskan, rasa gondok kembali berkecamuk saat melihat bukti pembayaran di email setelah liburan. Bukan masalah dari rincian harganya, namun saat melihat rute peta yang dilalui sang driver untuk menuju Bandara. Coba perhatikan pada gambar, saya itu tidak jadi masuk tol dan melewati Jalan Daan Mogot dan terus sampai ke jalan belakang Bandara. Namun pada rute peta yang tertera, mobil melalui tol dan tidak memberhentikan trip-nya setelah sampai Bandara, lanjut menuju jalan raya biasa. Hebatnya lagi, saya pun mencari tahu jarak dari Grand Slipi Tower menuju Bandara yang hanya sekitar 27km saja, namun tercetak di bukti perjalanan sejauh 55km. Waw! Luar biasa!
padahal saya nggak melewati tol
perhatikan jarak dan total biaya perjalanannya
Lihat jarak yang tertera di google maps
Tidak tinggal diam, saya pun komplain melalui help center Uber tentang masalah yang saya alami. Surprisingly, Uber sangat responsif, hanya sekitar beberapa hari saja setelah komplain, saya mendapatkan uang kembalian dari perjalanan saya saat itu. Jumlahnya kalau tidak salah sekitar 65.000 Rupiah dan masuk ke Uber Credit milik saya. Total trip saya saat itu pun hanya 43.500 Rupiah saja, tidak jauh berbeda dengan saya naik DAMRI.  Nice job, Uber! Thanks!
permintaan maaf dari Uber
penghapusan jarak oleh Uber dan tertera biaya akhirnya

Comments