[BALI Day 2] Sunset Tanah Lot yang Memukau
Senin, 9 SEPTEMBER 2013
Day 2: Sanur, Kuta, Tanah Lot
Sebenernya sepagi itu di Bali belum punya planning, karena
memang seharusnya gue baru tiba di Kuta pada pukul 11 siang. Dimana sebelumnya gue
mau liat sunrise dari atas kapal saat menyeberang dari
Banyuwangi ke Gilimanuk, tapi batal dan gagal. Itinerary yang gue
buat pun baru dimulai pada pukul 12 siang di Bali. Namun, ya rencana tetaplah
rencana, semua memang bisa berubah saat sudah kita menjalaninya, ya nggak?
(haha..lu doang kali ki!).
Terikatnya Janur Sebagai Doa Keselamatan
Gue akhirnya bisa tidur walaupun cuma 3 jam doang, dari 05:30 - setengah
8 pagi. Gue kemudian bangun, mandi, dan siap untuk mencari sarapan. Sebelum
itu, gue meminta kepada receptionist di Losmen Arthawan kalau
akan menyewa motor selama 3 hari. Gue mendapatkan Yamaha Xeon berwarna hitam
seharga 50.000 Rupiah untuk satu harinya. Oh iya, gue sedikit nggak suka
sama salah satu petugas di Losmen Arthawan ini, sangat tidak ramah kepada pengunjung,
hal itu terjadi ketika gue akan menyewa motor dan mendapatkan perlakukan yang
tidak enak.
Kesan pertama saat saya mendapatkan motor itu bukan dari merek motornya atau
bukan juga dari stiker hitam yang membalut keseluruhan bodi motornya. Tapi
perhatian itu tertuju pada janur kecil yang terikat pada spion motornya.
Pertama kali mengira kalau ini adalah tanda dari pemilik motor kalau itu kepunyaannya.
Tapi ternyata itu salah, setelah berada di jalan raya gue melihat beberapa
motor dan bahkan mobil yang ada di Bali juga banyak janurnya. Dimana ternyata
itu adalah semacam doa untuk keselamatan yang biasa dilakukan oleh para Umat
Hindu di sini, cool!
janur yang diiket di motor yang gue pinjam |
Gue pun memutuskan untuk pergi ke Pantai Sanur di pagi itu dna kesan
pertama untuk Pantai Sanur ini adalah gersang dan panas, karena memang
sejatinya pantainya juga digunakan sebagai pelabuhan untuk mereka yang ingin
menyeberang ke Nusa Lembongan, Ceningan, atau Penida. Jadi jangan heran kalau
di pantai ini banyak dari mereka yang membawa tas atau koper-koper berukuran
besar. Di sepanjang Pantai Sanur juga banyak bangunan hotel berdiri, salah
satunya ada bangunan hotel yang kata orang di sekitar merupakan bangunan
tertinggi di Bali. Nah, katanya semenjak hotel itu dibangun, Bali menerapkan
batasan tinggi maksimal dari sebuah bangunan, tapi untuk berapa ketinggian
maksimalnya gue kurang tau.
bangunan di ujung itu merupakan salah satu hotel di Pantai Sanur |
Gue nggak berlama-lama di Pantai Sanur ini, cuma menikmati angin pantai
dan desiran ombak sambil melihat para turis yang berlalu lalang ingin menyeberang
ke Nusa Lembongan atau Penida. Setelah itu kami memutuskan untuk balik ke Kuta
sekitar jam 11 siang dengan matahari Bali yang lagi terik-teriknya dan setelah
puas ngadem di Pantai Kuta, kami iseng ingin tahu isi dalam dari Beachwalk Kuta
Bali yang punya konsep outdoor.
Pantai Kuta kalau siang cantik warnanya |
Beachwalk Mall, Kuta |
Nah setelah itu, kami pun kembali ke losmen dan ada kejadian yang kurang
mengenakkan lagi di Losmen Arthawan ini. Ketika akan memarkirkan motor di depan
kamar, tiba-tiba muncul si bapak (salah satu petugas losmen) yang sebelumnya gue
ceritakan "jutek". Si bapak bilang "mas motornya majuin!"
dengan nada tinggi dan tidak ramah. Gue pun langsung kesal, karena gue udah
memarkirkan itu motor dengan benar dan maju. Gue juga mengerti kalau di sana
dibuat jalan untuk berlalu lalang lewat kendaraan lain. Tapi cara
penyampaiannya nggak gitu juga kali pak, sebel!
Nggak Nyasar Nggak Keren Bro
Setelah menaruh motor di losmen dan beristirahat sebentar, kami
melanjutkan perjalanan menuju Tanah Lot sekitar pukul 1 siang. Temen beraksi
sebagai navigator dengan melihat maps di smartphone-nya.
Tapi apa daya, walaupun sudah menggunakan gps,
kami pun tetep aja nyasar, elah! Kami nyasar ke Pantai Echo, tapi sebenernya
kami menjadi tau yang namanya Pantai Echo ini seperti apa. Jadi, pantai ini
adalah pantainya para peselancar dan bukan tempat yang cocok bagi mereka yang
hanya ingin bermain air. Di sekitar Pantai Echo ini juga terdapat banyak store surfing seperti
Billabong, Quicksilver, dll. Kafe dan berbagai restoran pun ada di sini.
nggak sempet foto pantainya, karena saking nyengatnya matahari di sini |
Kami pun melanjutkan perjalanan dan mencari dimana Tanah Lot ini berada,
yang ternyata kami hanya salah mengambil belokan. Jika ke Tanah Lot harus
serong ke kanan pada sebuah cabang jalan, tapi gue justru mengambil yang arah
serong kiri. Oke, kami pun tiba di Tanah Lot dan beruntungnya kami saat itu
laut sedang surut dan gue pun bisa berjalan menuju tebing yang di atas nya
terdapat sebuah Pura. Di sini benar-benar ramai oleh wisatawan, karena memang
Tanah Lot ini menjadi salah satu wisata yang paling diunggulkan Bali.
Nah, jika bisa sampai ke tebing ber-Pura di sana, di area bawahnya terdapat
daya tarik lain yang bisa dicoba. Apa itu? memegang ular suci (*katanya), dimana
sebelumnya kita harus mencuci tangan terlebih dahulu dengan holy water.
Haha.. Percaya nggak percaya sih ya. Gue kemudian lanjut mengitari area dari
Tanah Lot ini, dimana dari kejauhan ada lapangan golf di atas
bukit yang seperti milik dari salah satu hotel mewah di sekitar Tanah Lot ini.
salah satu padang golf yang terlihat dari Tanah Lot |
The Sun! |
mereka yang ingin beribadah |
air laut yang sedang surut |
numpang ya.. |
Rencananya setelah dari Tanah Lot akan lanjut menuju ke Batu Bolong. Nah yang menjadi masalah adalah kita berdua tidak mengetahui pasti dimana letak wisata itu. Kami mengira letaknya tidak jauh dari Tanah Lot dan harus menyalakan gps lagi untuk bisa sampai ke sana. Lucunya, ketika kami berdua menuju arah pintu keluar Tanah Lot, di sana terdapat plang bertuliskan "Batu Bolong", haha... Jadi, ternyata Batu Bolong ini masih satu area dengan Tanah Lot. Batu Bolong menjadi salah satu objek wisata yang luar biasa indahnya, terutama saat matahari tenggelam (sunset). Ternyata banyak orang yang sudah duduk mencari spot untuk bisa melihat matahari tenggelam. Tapi emang beneran indah banget pemandangan sunset di sini. Gue pun nggak lupa mengabadikan momen indah itu dengan kamera yang gue bawa dan ini hasilnya.
Sunset terindah yang pernah saya lihat langsung |
Breathtaking......... |
Setelah matahari sudah meninggalkan peraduannya, semua orang pun bergegas
kembali menuju parkiran untuk pulang. Saat itu juga, terdengar pengumuman dari
pengeras suara di sana yang mengatakan bahwa ada pertunjukan Tari Kecak yang
akan dimulai pada pukul 19:00. Tetapi, gue nggak akan menontonnya, karena
saya sudah merencanakan menonton Tari Kecak yang diadakan di Uluwatu. Oh iya,
sepanjang jalan menuju lokasi parkir, di sini terdapat banyak toko yang menjual
berbagai macam buah tangan untuk bisa dibeli dan dibawa pulang. Kami pun mampir
ke salah satu toko dan membeli udeng seharga 20.000 Rupiah.
PENGELUARAN:
Sewa Motor Xeon : Rp 75.000 (50.000 x 3 hari : 2 orang)
Bensin : Rp 7.500 (15.000 : 2 orang)
Pompa Ban : Rp 1.000 (2.000 : 2 orang)
Nasi Kuning + Es Teh : Rp 10.000
Masuk Tanah Lot : Rp 15.000/orang + Rp. 3.000 parkir motor
Nasi Pecel : Rp 12.000
TOTAL : Rp 123.500
Comments
Post a Comment