[BALI Day 3] Monyet-Monyet Nakal Alas Kedaton
Selasa, 10 SEPTEMBER 2013Day 3: Taman Ayun, Alas Kedaton, Bedugul
“Permisi bu, mau tanya. Taman Ayun sebelah mana ya?”
Ternyata oh ternyata kami sudah melewati Taman Ayun tersebut berulang kali dan tidak menyadarinya, lelah. Akhirnya dengan petunjuk dari Ibu tadi, kami pun balik arah dan kembali ke arah dimana kami datang tadi. Gue memarkirkan motor di bawah pohon, tepat di samping motor-motor polisi yang saat itu sedang bertugas. Setelah membayar tiket
masuk dan masuk ke area Pura, saya benar-benar terkagum-kagum dengan desain
atap bertingkatnya yang indah. Area jalannya memutar dan mengelilingi Pura yang
dibatasi dengan air.
Monyet di sini benar-benar banyak dan galak-galak. Ada kejadian lucu lagi ketika akan masuk ke loket, ada mbak-mbak naik motor dan membawa sekantong plastik gorengan. Seketika langsung di rebut monyet dan di bawa ke atas pohon. Mbak-mbaknya pun sontak teriak kenceng banget sampai semua pengunjung di sana menengok ke arah yang sama. Ada Ibu yang bilang saat itu "makannya jangan bawa makanan di kantong plastik! monyet di sini sensitif sama suara kantong kresek", haha.. Okelah gue baru tahu tentang hal ini atau memang itu monyet memang kelaperan.
Stroberi Paling Murah Yang Pernah Gue Makan
Night Life in Legian-Kuta
PENGELUARAN:
Taman Ayun : Rp 10.000/orang (*parkir gratis)
Alas Kedaton : Rp 15.000/orang + Rp. 1000 parkir motor
Soto Ayam + Fruit Tea : Rp 14.000
Danau Bedugul (Resto) : Rp 10.000/orang
Stroberi : Rp 5.000 (10.000 : 2 orang)
Candi Kuning : Rp 15.000/orang + Rp. 2000 parkir motor
Mie Goreng + Nasi + Lauk : Rp 9.000
TOTAL PERORANG : Rp 86.000
Banana Pancake yang
euwwh...
Sarapan di Losmen Arthawan dimulai pada pukul 08:00 - 11:00, dimana
menurut gue itu jam yang terlalu siang untuk memberikan sarapan ke para
tamunya. Jadinya wasting time banget karena udah bangun jam 6
pagi dan harus menunggu hingga pukul 8 hanya untuk mendapatkan sarapan. Hal itu
membuat gue memutuskan untuk jalan pagi ke Pantai Kuta daripada harus menunggu
di kamar aja. Ternyata pemandangan pagi hari di Pantai Kuta ini nggak kalah
cantiknya, dari kejauhan Gunung Agung terlihat dengan jelas. Pantai pun masih
terbilang sepi, sehingga masih cukup nyaman untuk menikmati suasananya.
Pantai Kuta di pagi hari |
masih sepiiiii dan banyak yang jogging |
Pada pukul 08:00 kami kembali ke losmen dan langsung menuju bagian
belakang losmen untuk mendapatkan sarapan. Pilihan sarapan di Losmen Arthawan
ada dua, pertama adalah roti tawar isi telur ceplok, kedua adalah pancake pisang.
Kedua pilihan sarapan itu juga didampingi oleh sepiring buah-buahan. Di hari
pertama, gue memilih banana pancake yang rasanya nggak karuan.
Itu beneran seperti tepung yang digoreng gitu aja dan diisi dengan potongan
pisang. Gue pun nggak habis memakannya dan hanya menghabiskan potongan buah pisang
serta nanas yang ada di piring lainnya, nggak enaaaak!!
Duh banana pancake-nya :( |
Perut sudah terisi dan kami siap melakukan perjalanan kembali. Gps pun diarahkan menuju ke Taman Ayun
Temple dan selama perjalanan menuju Taman Ayun ini lo akan disuguhkan dengan
pemandangan khas Desa Adat Bali yang asri banget (sayang gue nggak memotretnya).
Ketika mau ke Pura Taman Ayun jangan sampai kebingungan seperti kami berdua, kami
nyasar untuk menuju Taman Ayun ini. Hal itu membuat kami pusing tujuh keliling
sampai pada akhirnya bertanya dengan seorang Ibu yang berada di pinggir
jalan.
“Permisi bu, mau tanya. Taman Ayun sebelah mana ya?”
“Itu mas, mas udah ngelewatin tadi yang jalannya di conblock”
“Oh di sana bu? Makasih ya bu”
Ternyata oh ternyata kami sudah melewati Taman Ayun tersebut berulang kali dan tidak menyadarinya, lelah. Akhirnya dengan petunjuk dari Ibu tadi, kami pun balik arah dan kembali ke arah dimana kami datang tadi. Gue memarkirkan motor di bawah pohon, tepat di samping motor-motor polisi yang saat itu sedang bertugas.
pintu masuk Taman Ayun |
Pura Taman Ayun |
maaf ya numpang mejeng |
Setelah dari Pura Taman Ayun, gue melanjutkan perjalanan menuju Sangeh
Monkey Forest, dimana nama lain dari objek wisata ini adalah Alas Kedaton.
Lucunya dan lagi-lagi kami nyasar, padahal gps
juga sudah menyala, hahaha.. Kami nyasar sampai ke Tabanan yang luar biasa
jauhnya, kami pun kembali bertanya kepada warga di sekitar tentang keberadaan
lokasi Alas Kedaton ini. Ternyata setelah kami tahu, Alas Kedaton dengan Pura
Taman Ayun jaraknya tidak terlalu jauh dari Pura Taman Ayun tadi, elah!
Jok Motor dan Monyet-Monyet
Nakal
Sesampainya di lokasi, gue langsung disambut dengan banyaknya
monyet-monyet yang berkeliaran di sini. Hal aneh lagi, ketika tiba di parkiran
motor, dimana jok-jok motor di sana diberi batu di atasnya. Gue pun berpikir
keras untuk apa batu-batu tersebut? Nah, kebetulan ada seorang Ibu yang baru
datang dan memarkirkan motornya serta menaruh batu di sana. Gue kemudian
bertanya kepada si Ibu dan ternyata batu-batu tersebut bertujuan untuk
menghindari monyet-monyet mencakar-cakar jok motor yang terparkir. Alhasil
membuat gue ketakutan karena sedang menggunakan motor milik rental dan gue pun nggak
tanggung-tangguh menaruh banyak batu di atas jok motor yang gue pakai saat itu.
Gue beneran takut, soalnya ada motor yang di parkir di sebelah gue bolong
joknya udah besar banget. Kan nggak lucu harus ganti jok motor punya rental
dengan alasan di garuk monyet, ngahahaha…
Monyet di sini benar-benar banyak dan galak-galak. Ada kejadian lucu lagi ketika akan masuk ke loket, ada mbak-mbak naik motor dan membawa sekantong plastik gorengan. Seketika langsung di rebut monyet dan di bawa ke atas pohon. Mbak-mbaknya pun sontak teriak kenceng banget sampai semua pengunjung di sana menengok ke arah yang sama. Ada Ibu yang bilang saat itu "makannya jangan bawa makanan di kantong plastik! monyet di sini sensitif sama suara kantong kresek", haha.. Okelah gue baru tahu tentang hal ini atau memang itu monyet memang kelaperan.
buseeet ngeri amat itu taring |
ketemu temennya ki? |
Ikut Membaur Dengan Rombongan
Wisatawan
Kemudian, masuklah gue ke dalam area Alas Kedaton dan disambut dengan
berbagai deretan kios yang tutup, hanya ada beberapa kios yang buka saat itu.
Alas Kedaton ini menurut gue cukup luas dan ketika masuk ke dalam lo akan
disambut lebih banyak lagi monyet-monyet yang berkeliaran.
Di area Alas Kedaton ini juga ada Pura yang hanya dibuka saat ada ibadah saja.
Nah namun kita berdua agak sedikit ragu ketika akan mengitari Pura itu, karena
kondisinya sepi dan banyak monyet di sana. Namun memang kami penasaran untuk
bisa ke sana dan sampai pada akhirnya ada serombongan orang tua bersama
anak-anaknya yang sepertinya sedang karyawisata. Tiba-tiba ide bagus pun
terpikirkan, yaitu dengan menyamar dan pura-pura bergabung dengan rombongan
karyawisata itu, hehe... Kami pun mengikuti dan mencoba berbaur dengan mereka,
sampai benar-benar keliling memutari Pura yang ada di sana dan we did it! Oh iya, di bagian lain dari
Alas Kedaton ini ada area untuk bisa berfoto dengan kelelawar yang gede banget,
kalau nggak salah bayar 20.000 untuk sekali foto.
Pura ini yang kita puterin |
Gue kemudian keluar dan berlanjut untuk pergi ke destinasi selanjutnya
yaitu Danau Bedugul. Sebelum tiba dan sampai di sana, kami menyempatkan mampir
ke warung makan yang kami temui di perjalanan menuju Bedugul. Setelah perut
kenyang, kami melanjutkan perjalanan menanjak dan suhu yang terus semakin
dingin. Dari Alas Kedaton sampai ke Danau Bedugul ditempuh selama kurang lebih
1 jam perjalanan.
Stroberi Paling Murah Yang Pernah Gue Makan
Gue menyambangi spot pertama di
Danau Bedugul yang dominan dengan area restoran dan wahana air. Di sini lebih
cocok bagi mereka yang memang ingin bersantai atau menyeberang ke Trunyan. Nggak
lama berada di spot pertama, kami pindah
ke spot kedua dari Danau Bedugul. Spot pertama menuju spot kedua ini
membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dengan menggunakan kendaraan. Di spot kedua ini jauh lebih rame dan lebih
banyak kehidupan, karena memang spot
kedua ini menjadi yang paling favorit. Keberadaan Candi Kuning tidak lepas dari
ramainya Danau Bedugul oleh wisatawan. Oh iya sebelumnya di spot pertama kami sempat membeli stoberi
yang benar-benar murah harganya. Bayangkan 3 bungkus stoberi hanya ditebus
10,000 Rupiah doang, whaaaat!! Sampai sekarang pun
masih nggak percaya dengan harga stoberi di sana yang beneran super murah dan
stroberinya pun manis besar-besar.
stroberi murah tapi seger |
kalau mau naik jetski darisini naiknya (spot pertama) |
Candi Kuning yang Luar Biasa
Indah
Di spot kedua gue berkeliling
seperti wisatawan lainnya untuk mengambil gambar Candi Kuning dengan latar
Danau Bedugul yang indah. Gue berkunjung ketika low season dan
suasananya terbilang masih ramai, saya tidak bisa membayangkan jika ke sini
saat high season.
Kemudian gue mencari tempat duduk untuk sekedar menikmati pemandangan
sambil makan stoberi yang sudah kami beli tadi. Di sini gue lumayan lama,
sampai-sampai angin dingin pun seakan mengusir kami untuk segera pergi dan
meninggalkan tempat ini. Benar-benar dingin karena hari pun juga sudah semakin
sore dan kami pun menyegerakan untuk pulang. Jalur pulang di area Candi Kuning
ini kita akan melewati sebuah kebun bunga yang sangatlah indah untuk bisa
dinikmati. Bunga-bunga di sana sangat bervariasi dan semuanya bermekaran dengan
cantiknya.
panas kelihatannya? padahal dingin banget itu |
Sebenernya, ada objek wisata di dekat Candi Kuning yang tidak jauh
jaraknya yaitu Kebun Raya Bali. Arah turun dari Candi Kuning, kita hanya perlu
belok ke kanan saja di sebuah pertigaan dengan tulisan papan petunjuk menuju
Kebun Raya Bali. Namun, sayangnya hari sudah mulai gelap dan sepertinya akan
turun hujan. Gue memutuskan untuk lanjut dan tidak mampir ke Kebun Raya Bali.
Nah malemnya gue makan di warung nasi campur murah yang sebelumnya pernah gue
datangi. Setelah makan malem kelar, kami berpikir kalau besok akan seharian
penuh mengunjungi pantai yang ada di Bali, jadi mau nggak mau harus membeli sunblock. Kami
memutuskan untuk mampir ke Giant di daerah Kuta, dengan
percaya diri membeli 2 botol lotion bertuliskan SPF 30++. Sampai
di penginapan kami kira itu adalah sunblock, namun ternyata
itu hanyalah sebuah lotion yang dilengkapi dengan kandungan
SPF, lelah! (*maaf nggak pernah pakai begituan).
Night Life in Legian-Kuta
The Nightlife of Kuta |
Monumen Bom Bali |
Setelah kembali ke Arthawan, kami mandi dan beristirahat senejak. Gue
keluar sendiri untuk sekedar menikmati kehidupan malam di sepanjang jalan
Legian dan Kuta ini. Gue juga menyempatkan melihat Monumen Bom Bali yang
letaknya memang nggak jauh dari Jalan Poppies Lane 2, dimana Losmen Arthawan
berada. Ketika sedang berjalan-jalan santai di sepanjang jalan Legian -
Kuta, nggak sedikit yang menawari saya mushroom dan perempuan.
Haha.. Luar biasa!
Oh iya, di forum yang gue baca sebelumnya banyak yang mengatakan bahwa menginap
di daerah Poppies ini jangan harap sepi. Gue pikir luar biasa berisik sampai
membuat orang tidak bisa tidur, tapi itu semua gue rasakan biasa aja. Ya memang
sedikit terdengar suara bass dari pub yang ada di sana, namun
semuanya masih dalam cakupan yang wajar. Jadi jangan takut buat lo yang mau
nginep di kawasan Jalan Poppies Lane di Kuta.
Taman Ayun : Rp 10.000/orang (*parkir gratis)
Alas Kedaton : Rp 15.000/orang + Rp. 1000 parkir motor
Soto Ayam + Fruit Tea : Rp 14.000
Danau Bedugul (Resto) : Rp 10.000/orang
Stroberi : Rp 5.000 (10.000 : 2 orang)
Candi Kuning : Rp 15.000/orang + Rp. 2000 parkir motor
Mie Goreng + Nasi + Lauk : Rp 9.000
TOTAL PERORANG : Rp 86.000
Comments
Post a Comment