[BALI Day 4] Keindahan Selatan Pulau Bali
Rabu, 11 SEPTEMBER 2013Day 4: Pantai Pandawa, Suluban "Bluepoint", Padang-Padang - Uluwatu
Let's go to the beach!
Secercah Harapan Selain Banana Pancake
Seperti biasa di hari ketiga dengan nggak jelasnya kami menunggu hingga pukul 8 pagi untuk mendapatkan sarapan di Losmen Arthawan. Nah kali ini, gue nggak akan lagi memesan yang namanya banana pancake. Pagi itu gue memutuskan untuk memesan roti tawar isi telur ceplok yang rasanya 1000X jauh lebih enak dan mengenyangkan daripada si banana pancake.
Panasnya Pantai Pandawa!
"Beli, boleh minta tolong fotoin kita nggak?"
Pertama, gue mikir mungkin si cowok hanya berusaha sopan ke gue dengan memanggil "beli". Namun, setelah si pasangan gue fotoin beberapa kali, nah si cowok kembali bertanya ke gue;
"Beli, ini mau dibuat apa ya beli bukit-bukitnya?"
Sesampainya di Pantai Bluepoint yang ternyata nama aslinya adalah Pantai Suluban, kami harus menuruni banyak anak tangga untuk menuju ke bawah. Ada beberapa tangga turun curam dan harus sangat berhati-hati saat melewatinya. Namun ketika sudah sampai di bawah, lo akan disambut dengan air pantai berwarna biru tosca yang cerah dan indah banget. Kemudian, berlanjut naik ke sebuah tangga untuk membawa kami menuju spot selanjutnya yang nggak kalah menakjubkan.
Retribusi Pandawa : Rp 3.000 (*parkir gratis)
Parkir Bluepoint : Rp 2.000
Nasi Goreng + Aqua : Rp 28.000
Masuk Uluwatu : Rp 15.000/orang + Rp 2.000 parkir motor
Tiket Kecak : Rp 70.000/orang
Makan Malam : Rp 10.000
Sewa Motor MioGT : Rp 75.000 (50.000 x 3 hari : 2 orang)
Sunblock : Rp 15.000
TOTAL PERORANG : Rp 152.500
Let's go to the beach!
Secercah Harapan Selain Banana Pancake
Seperti biasa di hari ketiga dengan nggak jelasnya kami menunggu hingga pukul 8 pagi untuk mendapatkan sarapan di Losmen Arthawan. Nah kali ini, gue nggak akan lagi memesan yang namanya banana pancake. Pagi itu gue memutuskan untuk memesan roti tawar isi telur ceplok yang rasanya 1000X jauh lebih enak dan mengenyangkan daripada si banana pancake.
ini jauh lebih baik! |
Nyasar Lagi di Nusa Dua
Selama di Bali tiada hari tanpa nyasar, di hari keempat ini kami kembali
tersesat ketika ingin menuju ke Pantai Nusa Dua. Dari informasi yang gue baca
sebelumnya, Pantai Nusa Dua ini letaknya nyempil atau ngumpet di kawasan elit
Nusa Dua. Kami pun ke sana dan sempat memasuki sebuah cluster perumahan
dengan penjagaan satpam yang ketat, namun hampir 20 menitan kami muter-muter
dan tidak menemukan pantai tersebut, ah sebel! Hal tersebut memutuskan kami
untuk langsung melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pandawa.
Panasnya Pantai Pandawa!
Perjalanan menuju Pantai Pandawa ini jalannya berkelak-kelok dan naik
turun. Ada kejadian yang membahayakan bagi gue saat menuju Pantai Pandawa ini,
saking banyaknya belokan dan turunan membuat motor melaju dengan kencang.
Sampai pada akhirnya ada sebuah tikungan tajam, dimana rem motor yang gue
kendarai tidak pakem dan melaju begitu saja hingga keluar aspal, serem banget
suer! Selepas jalan berkelak-kelok, pemandangan berubah menjadi bukit-bukit
bebatuan yang besar, jalan raya membelah bukit batu tersebut sungguh berbeda
dan keren. Setelah melewati bukit batu, lo akan disuguhkan pemandangan pantai
biru yang terhampar luasnya.
Cuaca yang sangat terik di siang hari menyurutkan niat gue untuk berenang di Pantai
Pandawa ini. Oh ya, ketika sampai di area pantai, menurut gue pemandangannya
nggak sebagus jika kita lihat dari atas bukit tadi. Di sini pantainya banyak
sisa-sisa rumput laut kering, sehingga membuat air pantainya sedikit berbusa
karenanya. Nah di area Pantai
Pandawa ini, juga ada daya tarik lain untuk kamu yang seneng foto-foto.
Patung-patung hasil pahatan tangan pada bukit berbatu menjadi icon dari
Pantai Pandawa ini. Saat siang hari, spot patung ini sangat
teduh karena matahari terhalang oleh bukit batu diatasnya.
ini view yang pas dan keren buat nikmatin Pantai Pandawa. Tapi? Tapi panaaas... |
salah satu patung di komplek Pantai Pandawa |
akses Pantai Pandawa dari membelah bukit batu itu |
Mr. Tour Guide!
Ada kejadian lucu lagi di sini. Ketika gue menggunakan udeng dan sedang
mengambilkan foto temen gue. Tiba-tiba datang sebuah mobil ber plat nomor B
yang memarkirkannya tidak jauh dari tempat gue mengambil foto. Keluarlah cowok
dan cewek yang sepertinya pasangan dan ingin foto-foto disitu juga. Nah
tiba-tiba si cowoknya bilang ke gue;
"Beli, boleh minta tolong fotoin kita nggak?"
Pertama, gue mikir mungkin si cowok hanya berusaha sopan ke gue dengan memanggil "beli". Namun, setelah si pasangan gue fotoin beberapa kali, nah si cowok kembali bertanya ke gue;
"Beli, ini mau dibuat apa ya beli bukit-bukitnya?"
"Ini sejak kapan ya Beli patung-patung
ini dibuat?"
*dalem hati*
Whaaaaat!! Mana gue tauuuu!!
Gue menjawab seadanya saat itu dengan stay cool-nya, karena
nggak mau bikin si cowok kecewa dan malu kalau tahu gue juga seorang wisatawan.
Si cowok bener-bener serius mendengarkan jawaban gue, yang dimana gue juga
mengetahui sebelumnya dari internet. Mereka berdua sangat sopan kepada gue
sampai mereka pamit meninggalkan kami untuk menuju pantai. Gue sejenak berfikir
dan ternyata pasangan tadi mungkin mengira gue adalah seorang tour
guide kali ya, didukung
lagi karena gue menggunakan udeng, sedangkan temen nggak, asyeeem...!!
emang saya mirip guide apa? |
The Amazing Race season 22
Setelah dari Pantai Pandawa, gue lanjut mengunjungi Pantai Bluepoint. Sepanjang jalan dari
Pantai Pandawa menuju Pantai Bluepoint ini
banyak banget resort dan hotel mewah yang gue lihat, salah satunya
adalah Bvlgari, Karma Kandara, dll. Nah sebenernya ketika
menuju Pantai Bluepoint dari
Pantai Pandawa, kita akan terlebih dahulu melewati pintu masuk dari kawasan
wisata Uluwatu. Uluwatu gue skip siang itu, mengapa? Ya, karena gue
baru akan ke sana di sore hari untuk melihat pementasan Tari Kecak di pinggir
tebingnya.
Sesampainya di Pantai Bluepoint yang ternyata nama aslinya adalah Pantai Suluban, kami harus menuruni banyak anak tangga untuk menuju ke bawah. Ada beberapa tangga turun curam dan harus sangat berhati-hati saat melewatinya. Namun ketika sudah sampai di bawah, lo akan disambut dengan air pantai berwarna biru tosca yang cerah dan indah banget. Kemudian, berlanjut naik ke sebuah tangga untuk membawa kami menuju spot selanjutnya yang nggak kalah menakjubkan.
Di bagian atas ini terdapat banyak kafe dan restoran yang siap untuk menjadi
tempat terbaik saat kamu kelaperan di sini. Nah ada sebuah tangga kecil tepat
di bawah lokasi tempat makan di sana, digunakan untuk mereka-mereka yang hanya
ingin mengambil foto dan menikmati keindahan Pantai Bluepoint. Oh iya, Pantai Bluepoint ini pernah digunakan tempat untuk shooting
The Amazing Race season 22 lho.
jalanan menurun yang curam |
backlight ki! |
view dari atas tebing |
another view dari bawah atas tebing di Pantai Bluepoint |
Julia Robert? Javier Bardem?
Cukup lama gue berada di Pantai
Blueopoint karena benar-benar puas melihat birunya lautan, indahnya
ombak yang menghempas tebing-tebing, dan kerennya para peselancar yang sedang
beratraksi di laut lepas. Jam sudah menujukkan pukul 1 siang dan perut pun
sudah mulai tidak bisa diajak kompromi. Kami berniat mencari warung makan di
sepanjang jalan menuju Uluwatu, namun apa yang kami dapat hanyalah hamparan
hutan dan beberapa rumah warga saja. Kami sangat kebingungan untuk mencari
makan siang itu, sampai pada akhirnya memutuskan untuk masuk terlebih dahulu ke
Uluwatu dan pergi ke kantin yang ada di sana. Nasi goreng menjadi menu paling
aman dan penyelamat perut gue di siang hari itu. Jam masih menunjukkan pukul 2
siang dan masih terlalu gasik kalau masuk ke dalam Uluwatu.
Akhirnya, kami beranjak lagi meninggalkan Uluwatu menuju Pantai Padang-Padang
yang letaknya nggak terlalu jauh dari Uluwatu. Bagi kalian yang sudah tau,
kalau Pantai Padang-Padang ini adalah pantai yang digunakan untuk shooting film Eat,
Pray, Love dan diperankan oleh Julia Robert bersama Javier Bardem. Hal
tersebut yang membuat pantai ini jauh lebih ramai dari pantai-pantai lain di
sekitarnya, termasuk Pantai Bluepoint. Ada yang unik untuk
bisa mengakses pantai ini, yaitu kita diharuskan untuk menuruni banyaknya anak
tangga dan kemudian melewati jalan sempit karena ada dua bebatuan besar yang
saling menghimpit. Ketika kamu sampai di bawah, jangan heran kalau di sini banyak
banget bule berjemur. Lalu, karena sudah nggak tahan dari kemarin belum nyebur
ke laut, akhirnya gue memutuskan untuk basah di sini. Padahaaaal, gue sama
sekali nggak bawa pakaian ganti dan handuk. Luar biasanya lagi gue masih harus
ke Uluwatu untuk menyaksikan Tari Kecak di sana.
melewati jalan yang sempit |
ramai dari mereka yang ingin berjemur |
Maliiiiiiiing………. !!!
Sekitar pukul 3 sore setelah membilas badan, gue langsung menuju kembali
ke Uluwatu dengan membawa satu kantong plastik berisi pakaian basah. Nah saat lo
masuk ke Uluwatu, lo diharuskan memakai kain yang akan diberikan ketika kita
membeli tiket di sana.
Oh iya, ketika setelah membeli tiket lo akan ditawari untuk membawa
pisang dari beberapa orang. Itu nggak gratis ya, jadi lo diharuskan untuk
membayar pisang ketika lo sudah memegangnya. Gue tadinya kebingungan, karena
kami berdua sama-sama memegang pisang dan harus membayar kedua bonggol pisang
itu. Gue pun berkata ke si penjual kalau hanya akan membayar satu tandan pisang
saja dan teman pun mengembalikan pisang yang dipegangnya ke si penjual.
Di Uluwatu, lo akan menyaksikan indahnya tebing-tebing yang dihempas oleh
deburan ombak lautan. Lalu, apesnya adalah gue baru menyadari kalau pisang yang
gue beli tadi sebesar 15.000 Rupiah ternyata mentah-mentah dan membuat si monyet-monyet
di sana nggak mau mengambil pisang yang gue kasih, ah kampret! Monyet-monyet
di sini nakalnya luar biasa, jika lo menggunakan kacamata di atas kepala, maka
bersiaplah diambil oleh sang monyet. Walaupun ada banyak pawang monyet yang
akan selalu berjaga, lo harus tetap waspada dan berhati-hati saat menggunakan
aksesoris di badan, apalagi kalau itu barang mahal.
luar biasa indahnya Uluwatu |
view lainnya dari Uluwatu |
Pertunjukan Tari Kecak Yang
Luar Biasa Indah
Gue menunggu di loket pembelian pentas Tari Kecak di Uluwatu yang baru
dibuka pada pukul 5 sore, yang berarti sekitar setengah jam lagi saat itu.
Semakin sore pun, antrean di belakang gue semakin mengular panjangnya,
untungnya gue tadi sudah duduk manis di bagian paling depan. Setelah
mendapatkan tiket, gue langsung menuju ke area pementasan. Gue mengambil kursi
di barisan paling atas dan lurus sejajar menghadap ke arah lautan. Durasinya
sekitar 1 jam hingga pukul 7 malam dan ketika waktu sunset tiba,
lo akan bengong dibuatnya.
masih menuunggu penuh penonton |
show time! |
dimana lagi bisa liat Tari Kecak dengan view seperti ini? |
Hanoman beraksiii... |
Nah ketika saat akan pulang ke luar gerbang, gue baru menyadari bahwa
kain yang diberikan di awal sudah tidak melekat di pinggang. Gue panik bukan
main, karena berfikir kalau gue harus mengganti kain tersebut. Masalahnya
adalah gue hanya membawa uang pas untuk hidup beberapa hari ke depan di Bali.
Namun ketika melewati gerbang pintu keluar, ternyata eh ternyata nggak lagi
diperiksa dan hanya menaruh sembarang pada kotak yang sudah disediakan.
Arah pulang dari Uluwatu menuju Jimbaran atau Kuta saat malam hari, lo
akan disuguhkan oleh pemandangan lampu-lampu kota yang indah. Jadi Uluwatu ini
berada di dataran lebih tinggi daripada daerah di sekitarnya. Sampai di Losmen
Arthawan lagi sekitar pukul 9 malam, gue harus mengembalikan motor ke Arthawan
dan meminjam motor lagi di tempat berbeda. Loh kenapa? Iya, karena besoknya gue
akan pindah ke Ubud dan Losmen Arthawan hanya meminjamkan motornya bagi siapa
yang menginap di tempatnya sampai tanggal menginapnya habis. Nggak jauh
dari Losmen Arthawan, hanya beda beberapa kios saja, terdapat penyewaan motor
yang kemudian gue sambangi dan menyewa motor untuk 3 hari dengan biaya 50.000 Rupiah/harinya.
PENGELUARAN:
Bensin : Rp 7.500 (15.000 : 2 orang)Retribusi Pandawa : Rp 3.000 (*parkir gratis)
Parkir Bluepoint : Rp 2.000
Nasi Goreng + Aqua : Rp 28.000
Masuk Uluwatu : Rp 15.000/orang + Rp 2.000 parkir motor
Tiket Kecak : Rp 70.000/orang
Makan Malam : Rp 10.000
Sewa Motor MioGT : Rp 75.000 (50.000 x 3 hari : 2 orang)
Sunblock : Rp 15.000
TOTAL PERORANG : Rp 152.500
Comments
Post a Comment