[BALI Day 7] Nasi Pedes Bu Andhika yang Super Pedas!
Sabtu, 14 SEPTEMBER 2013Day 7: Pasar Ubud – Denpasar – Krisna - Seminyak
Blusukan ke Pasar Ubud
Pisah dengan Ibu Ketut nan Baik Hati
Nasi Ayam Betutu dan Stress Nyari Alamat
Oleh-Oleh Krisna + Nasi Pedas Bu Andhika
Pulang dari Krisna, gue penasaran dan ingin tahu Seminyak itu seperti apa. Tenyata di sini lebih gila lagi dari Kuta atau Legian. Sepanjang jalan dipenuhi dengan butik dan toko-toko mahal yang beneran bikin laper mata memang. Seminyak sepertinya daerah yang paling cocok buat bule-bule atau turis-turis berduit.
PENGELUARAN:
Tambal Ban : Rp 2.500 (*5000 : 2)
Parkir Pasar Ubud : Rp 1.000
Arjuna House 2 hari : Rp 120.000 (*120rb/mlm x 2 hari = 240rb : 2 orang)
Pondok DenAyu 3 hari : Rp 262.500 (*175rb/mlm x 3 hari = 525rb : 2 orang)
Oleh-Oleh Krisna : Rp 100.000
Patungan Beli Kaos : Rp 35.000 (*70.000 : 2 orang)
Nasi Pedas Bu Andhika : Rp 23.000 + Rp 6.000 2 aqua.
TOTAL PERORANG : Rp 549.500
Banana Pancake Versi
Enak!
Pagi harinya seperti sebelumnya,
jam setengah 6 gue udah terbangun dan duduk santai di teras depan kamar,
menikmati segarnya udara pagi di Ubud. Gue sarapan kali itu memesan banana
pancake dan penasaran apakah sama seperti yang disajikan di Losmen
Arthawan sebelumnya. Ternyata? Jauh berbeda! Rasanya benar-benar enak dan nggak
hanya sekedar adonan tepung aja, karena punya tekstur yang lebih lembut dan ada
sedikit rasa gurih di pancake-nya.
itu di ujung antena ada burung yang lagi berkicau. Kelihatan nggak? |
kontras sama Banana Pancake-nya Losmen Arthawan |
Setelah itu gue iseng keluar
penginapan dan mendapati ban motor belakang kempes, yaelah! PR lagi deh ini harus
nyari tambal ban. Gue pun sempat bertanya kepada suami dari Ibu Ketut dimana
letak tambal ban yang sudah buka di pagi hari dan si bapak mengatakan bahwa di
dekat Pasar Ubud ada tambal ban yang sudah buka, namun ketika tiba di lokasi
ternyata masih tutup. Alhasil membuat gue menuntun motor lebih jauh lagi,
sampai menemukan tambal ban yang sudah buka di sebuah gang kecil. Nggak sampai
10 menit ban diperbaiki dan akhirnya kelar.
Blusukan ke Pasar Ubud
Berhubung jam check-out masih
lama, gue memutuskan untuk blusukan ke Pasar Ubud. Sebenernya pengen banget
nyari sate lilit dan beli banyak buat di cemilin, tapi setelah masuk-masuk ke
dalam pasar ternyata gue nggak menemukan si penjual sate lilit. Ah sudahlah,
tapi sejauh itu gue suka banget suasana pasar tradisional di mana pun itu
berada. Mungkin gara-gara dulu sering diajak mbah pergi ke pasar kali ya buat
nemenin belanja. Di Pasar Ubud kita bisa menemukan banyak pedagang mulai dari
yang berjualan kembang, jajanan pasar, bahan mentah, sayur, buah dan
lain-lain.
Pisah dengan Ibu Ketut nan Baik Hati
Sekitar pukul setengah 10 gue
kembali ke homestay dan langsung check-out. Gue
berpamitan kepada Ibu Ketut yang baik hati dan Ibu Ketut menyuruh gue untuk
kembali main ke Ubud dan menginap di tempatnya suatu saat nanti. Lalu, si Ibu
berpesan kalau ada temannya yang ingin berkunjung ke Ubud agar diberikan saran
untuk menginap di tempatnya. Gue pun dengan senang hati menjawab "tenang
Ibu saya pasti akan kembali lagi dan merekomendasikan tempat Ibu ke teman-teman
saya".
Nasi Ayam Betutu dan Stress Nyari Alamat
Turun dari Ubud dengan membawa 2
tas carrier gede naik motor matic mini itu
bukan hal yang biasa. Sampai di Denpasar sekitar pukul 12 siang dan perut mulai
memanggil-manggil untuk diisi. Sepanjang jalan mencari warung makan dan
menemukan warung Ayam Betutu tapi gue lupa tepatnya di daerah mana, namun yang
jelas masih di Denpasar. Rasanya enak banget, padahal ini warung kecil biasa
lo. Sampai-sampai gue dan temen menambah lagi 1 porsi di sini. Oh iya, di
warung ini juga menjual pie susu, yang kemudian gue borong banyak beli 25
bungkus dengan harga 1.000 Rupiah per bungkusnya. Hahahahaha.... murah kan?
hanya mau bilang Nasi Ayam Betutu ini enak |
murah meriah tapi enak. Hanya 1000 rupiah. |
Perut kenyang dan saya
melanjutkan perjalanan menuju Kuta. Panas Bali yang nggak mau mengalah membuat
tangan seperti terbakar saat mengendarai motor kala itu. Gue menuju ke
penginapan selanjutnya di daerah dekat Discovery Mall, Kuta, bernama Pondok
DenAyu. Ada berapa kali di Bali ini gue nyasar ya? haha. Kami pun kembali
nyasar ketika akan mencari lokasi penginapan ini, yang ternyata lokasinya sudah
kami lewati sebanyak 5X, astaga! Lokasinya berada di gang kecil dan jalan
buntu, hanya bisa dilewati satu mobil. Penginapannya berada di pojokan dan
kemudian gue disambut oleh seorang bapak yang agak nggak ramah. Gue pun check-in dan
membayar total biaya penginapannya saat itu.
lumayan bisa dapet fasilitas AC, spring bed, TV kabel |
terasnya nyaman dan luas |
semacam aula mini di area halaman penginapannya |
Harus Disiplin Menjalankan
Itinerary!
Nah niatnya di hari itu adalah
hari terakhir menggunakan motor dan menyewa motor. Loh kok bisa? Kan masih 2
hari di Bali? Ya, memang karena kami sudah tidak mempunyai agenda lain lagi di sini.
Tempat wisata yang sudah di rencanakan sebelumnya, sudah semua dikunjungi dan
ada beberapa yang emang meleset dari itinerary. Seharusnya, jika
kami mengikuti dengan benar itinerary-nya, maka kami masih
mempunyai agenda full sampai akhir hari di Bali. Namun memang
rencana hanyalah rencana, lagi-lagi gue katakan semua bisa berubah ketika udah
tiba di lapangan.
Oleh-Oleh Krisna + Nasi Pedas Bu Andhika
Berhubung malam harinya mau
mengembalikan motor, maka sekitar jam 1 siang gue pergi ke Krisna untuk membeli
buah tangan dari Bali. Gue pergi ke Krisna di Jalan Sunset Road, dimana tempatnya
sangatlah besar dan luas. Gue masuk dan langsung mencari tujuan utama yaitu
kacang disco, enaaaak. Ini entah kenapa kacang rasanya enak banget dan punya
banyak macem rasa, mirip-mirip kacang telur namun lebih kasar teksturnya.
Setelah kelar mencari makanan, gue kemudian mencari kaos untuk diberikan kepada
teman karena sudah berbaik hati meminjamkan kameranya kepada saya saat itu.
Pulang dari Krisna, gue penasaran dan ingin tahu Seminyak itu seperti apa. Tenyata di sini lebih gila lagi dari Kuta atau Legian. Sepanjang jalan dipenuhi dengan butik dan toko-toko mahal yang beneran bikin laper mata memang. Seminyak sepertinya daerah yang paling cocok buat bule-bule atau turis-turis berduit.
Sekitar pukul 3 sore, gue mampir sebentar ke Nasi Pedes Bu Adhika yang katanya
fenomenal. Setelah sampai di lokasi, gue langsung memilih lauk apa saya ingin
makan. Seporsi nasi pedes merogoh kocek 23.000 Rupiah, tergantung lauk yang dipilih
sih. Rasanya? Pedesssss! Yaiyalah namanya juga nasi pedes. Tapi ini beneran
luar biasa pedesnya, cocok banget buat lo penggila sambel.
pedes banget suer beneran! |
Tambal Ban : Rp 2.500 (*5000 : 2)
Parkir Pasar Ubud : Rp 1.000
Arjuna House 2 hari : Rp 120.000 (*120rb/mlm x 2 hari = 240rb : 2 orang)
Pondok DenAyu 3 hari : Rp 262.500 (*175rb/mlm x 3 hari = 525rb : 2 orang)
Oleh-Oleh Krisna : Rp 100.000
Patungan Beli Kaos : Rp 35.000 (*70.000 : 2 orang)
Nasi Pedas Bu Andhika : Rp 23.000 + Rp 6.000 2 aqua.
TOTAL PERORANG : Rp 549.500
Comments
Post a Comment