Pantai Tanjung Layar: Destinasi Penutupan Perjalanan 3 Hari 2 Malam di Sawarna. Bye Bye!
Ini udah cerita terakhir di Sawarna mas, mbak, baca dulu sebelumnya ya, Pantai Sawarna..
Pantai Tanjung Layar menjadi destinasi terakhir yang dikunjungi selama berada di Desa Sawarna. Letaknya berada di paling ujung garis pantai kawasan Sawarna, menjadikan pantai ini cocok untuk mereka yang ingin melihat matahari terbenam, sunset. Gue pun merencanakan demikian, karena itinerary awal yang gue buat, menempatkan Tanjung Layar di hari Sabtu sore kemarin, tapi ya gimana, rencana tetap rencana, ada saja yang selalu membuatnya berubah. Hehe… okelah nggak masalah.
Kalau kalian mau ke Pantai Tanjung Layar naik mobil, ini bukan salah satu kawasan pantai di Sawarna yang mobilable. Mobil hanya bisa diparkirkan di depan pintu masuk dekat jalan raya aja, selanjutnya untuk pergi ke dalam atau ke kawasan 3 Pantai Sawarna (Pantai Pasir Putih Ciantir, Pantai Sawarna, Pantai Tanjung Layar), bisa dengan berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek.
jalannya udah ber-konblok, tu di ujung kanan banyak motor yang parkir di depan homestay |
Jaraknya sekitar 2 km dari pintu masuk di dekat jalan raya sampai ke bibir Pantai Tanjung Layar. Jalan kaki bisa dipilih sebagai opsi terbaik, karena selain sehat dan tentunya irit biaya, hehe.., ketika sudah berada di dalam kawasannya, suasananya nyaman dan asyik kok buat berjalan kaki. Tapi kalau lagi liburan cantik, tenang aja, bisa pakai jasa ojek yang tanpa perlu dicari, mereka akan dengan semangat 45 menawarkannya ke kalian di pintu masuk. Berapa pakai ojek ki? Denger-denger nih dari yang jual bakso di dekat penginapan, katanya biaya ojeknya berkisar antara 50-100 ribu untuk perjalanan pulang pergi. Hmm.. Mahal? Murah?
Medan jalan menuju Pantai Tanjung Layar sudah tertata rapi dengan jalan setapak berkonblok, seperti yang gue bilang sebelumnya, baik itu berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua, sama nyamannya. Ketika hampir mendekati area pantai, mulai akan terlihat sederetan warung-warung penjual makanan di sana, bahkan di dekat pantainya terlihat sejumlah homestay yang sudah ramai, terlihat dari banyaknya motor-motor besar rombongan konvoi yang terparkir di depannya.
Pantai Tanjung Layar juga menjadi salah satu pantai dari sederetan pantai di Sawarna yang mempunyai ciri khas tersendiri. Sudah bisa terlihat dari namanya yang menggunakan kata tanjung dan layar, di mana mengapa dinamakan tanjung karena memang posisi pantai ini berada di dataran yang paling menjorok ke lautan di kawasan wisata Sawarna. Sedangkan nama "layar" diambil karena di pantai ini terlihat dari adanya tebing karang setinggi sekitar 20-meter yang terlihat seperti layar kapal.
ini lagi surut, jadi bisa main di sini |
ada yang main RC, seru ugha... |
mantul kang! |
banyak nelayan juga di sini |
Ketika air laut sedang surut, kita bisa menyeberang untuk sampai di karang segitiga ini, seperti yang gue lakukan di siang hari itu. Cuma siap-siap aja ya kaki bakal baret-baret terkena karang atau binatang laut yang tajem-tajem di sini. Jangan kaget kalau melihat bulu babi di balik batu karang yang ukurannya gede banget atau melihat binatang mirip bintang laut yang jumlahnya buanyaaaak banget di sini.
Nah, walaupun pengunjung diperbolehkan menyeberang ke bagian batu karang, di Pantai Tanjung Layar ini tetap ada batasannya ya, nggak usah mentang-mentang merasa bebas, bisa seenaknya kesana kemari. Terbukti, ketika ada pengunjung yang terlalu jauh melangkah dari batas area aman, suara peluit yang nyaring akan terdengar tertiup oleh lifeguard yang berjaga.
setelah tebing karang ini, sepertinya langsung laut dalam |
kapal pengangkut batu bara yang terlihat dari kejauhan |
suasana hari Minggu siang di sini, ramai tapi masih acceptable |
banyak pedagang pakaian dan makanan |
bye-bye... sampai berjumpa lain waktu Sawarna... |
Sudah puas foto-foto? Capek? Laper? Tenang aja, di sepanjang pinggir Pantai Tanjung Layar ini buanyak banget warung yang menyediakan santapan pengganjal perut atau sekadar ingin mencari es kelapa muda aja. Kebetulan gue masih punya sisa kacang rebus, jadinya hanya memesan teh manis hangat yang menemani suasana santai menikmati momen-momen terakhir di Sawarna sebelum siang harinya gue akan pergi dari sini.
Pergi ke Sukabumi, makan siang dulu ya di Pelabuhan Ratu. Seafood!!
Comments
Post a Comment