Trip Report Hari Keempat: Melelahkan & Menyenangkan Untuk Berjalan Kaki
Selasa, 16 Januari 2018
Hari keempat merupakan hari besar karena
tujuan utama mengunjungi Beijing di China ada di hari ini. Gue mau pergi ke
salah satu keajaiban dunia yang dulu hanya bisa gue lihat di buku sejarah SD
aja. Iya, betul, The Great Wall of China.
Bangun agak pagi karana perjalanan menuju
Tembok China lumayan lama (lumayan lo ya, bukan lama banget). Berangkat di hari
Selasa pagi, yang lagi-lagi menjadi hari kerja dan jam sibuk. Belum juga sampai
di stasiun subway, keramaian sudah terlihat di trotoar yang penuh
dengan pedestrian dengan tampilan modisnya walaupun hanya ingin berangkat
kerja. Saat sudah berada di dalam stasiun subway, mulailah
terlihat keramaian yang nggak asing seperti yang biasa dijumpai di Jakarta.
Senggol sana senggol sini, tabrak sana tabrak sini, untung gue udah tough, hahahah.
Hari itu kaki udah agak mendingan setelah
semalamnya di urut sama teman. Berjalan kaki menuju stasiun subway dan
kali ini lanjut naik bus. Sebelum menikmati perjalanan selama 1,5 – 2 jam, di
Dongzhimen Bus Station gue mampir dulu ke McD buat beli sarapan pagi. Apesnya,
makan di sini bener-bener mirip makanan orang sakit. Gue nggak mau makan berat,
maka pesan burger yang dingin dan punya rasa anyep banget, apalagi di sini
mereka nggak menyediakan sambal pedas, ah yasudah.
Menuju Tembok Besar China diantar Bapak yang Baik Hati
Gue kemudian naik bis selama 1 jam melewati
jalan tol yang pemandangannya biasa aja seperti pemandangan tol di Indonesia,
mata semakin sepet karena semua daun yang ada di pepohonan itu meranggas (image
kemarau yang khas di Indonesia, padahal suhu di luar bis itu dingin banget).
Sebelum turun di terminal Huairou, ada halte
bis kecil, di sana banget orang yang menawarkan mobil untuk pergi ke Great
Wall, thanks to blogger yang menginfokan kalau di sini jangan turun. Akhirnya
gue nggak turun walaupun udah diteriakin orang-orang dari luar bis, kalau gue
disuruh turun. Setelah sampai di terminal Huairou, gue mencari mobil yang bisa
mengantarkan ke Mutianyu, datanglah seorang bapak tua yang menawarkan mobilnya
(harga baca di
sini).
Mobilnya bagus cui, walaupun merek China, tapi terasa mewah. Sedan berwarna putih, ketika naik dan turun dibukakan pintunya lo. Si bapaknya juga ternyata pakai iPhone dan di wallpaper-nya gue lihat ada foto cucunya, duh cute!
Baiknya lagi, walaupun si bapak parkir di luar
area Mutianyu, ternyata gue nggak ditinggal begitu aja. Gue diantar sampai ke
dalam, ditunggu ketika ke toilet, memandu saat gue ingin membeli tiket, sampai
membantu gue saat kebingungan di loket. Thanks ya Pak.
Lucunya lagi, saking baiknya si bapak, saat
gue sedang membereskan isi dalam tas, si bapak nyamperin dan memberi tahu
detailnya kita harus ke mana. Mungkin dikira gue sama teman lagi kebingungan
kali ya, hehe. Semoga berkah Pak ya sama pekerjaannya.
Masuk ke Dalam Komplek Tembok Besar China
Dari pintu masuk utama, kita akan melewati toko-toko
penjual oleh-oleh sampai restoran makanan. Setelah itu, baru kita akan sampai
di tempat pemberhentian shuttle bus menuju atas.
Setelah sampai di atas, kita masih harus
berjalan kaki dengan medan yang menanjak. What? Iya, tapi
tenang karena suhunya dingin mungkin nggak terlalu capek kali ya.
Oh iya, di sini banyak kucing-kucing gemuk
yang hidup di area Mutianyu Great Wall, lucu banget. Terus, naik ke Great
Wall-nya pakai cable car dan turun pakai tobbogan.
Seru, seru banget!
tuh tuh yang jual boneka panda |
banyak resto dan tempat makan di sini |
hey, what are you doing?! |
naik bis ini buat ke atas |
jarang ada turis Ameria/Eropa |
waw! |
deg-deg ser naik cable car, tapi seru banget |
clear blue sky! |
nice weather, nice place, nice mood |
amazing! |
chantique nian! |
apa iya ini nggak pakai semen? |
ada matahari tapi masih dingin |
Ketika sudah turun, gue melihat ada boneka
panda yang dijual di beberapa toko oleh-oleh di sini. Gue berhenti di salah
satunya dan si penjual mengatakan kalau harganya 70 CNY. Gue tawar 40 CNY nggak
di kasih, dia beri harga akhir 50 CNY. Gue sebenarnya masih ragu buat beli, tetapi
malah sekarang nyesel. Kenapa nyesel? Setelah mencari di kota dan di Beijing
Zoo, gue nggak menemukan boneka panda yang bentuknya seperti di Mutianyu, ah.
Makan Siang di Restoran Muslim
Setelah sampai di Terminal Huairou, perut
keroncongan dan teman notice kalau melihat restoran muslim.
Masuk ke dalam dan langsung di sambut ramah dengan si penjualnya. Ia
menunjukkan menu yang harus di coba.
Gue pesan kuetiaw, teman pesan nasi daging
capcay. Pas datang kita berdua kaget, kaget karena porsinya banyak banget.
Kagetnya lagi adalah harganya murah, satu porsi kuetiaw hanya 17 CNY, nasi
daging cuma 16 CNY. Si bapak juga ramah banget dan selalu tersenyum ketika
kita berdua sedang menikmati masakannya, thanks pak!
Tradisi Makan Mi di China
Lucunya, gue dan teman, ternyata lama banget
makannya. Tersadar ketika sudah ada 8 sampai 9 orang bergantian masuk ke
restoran dan menyantap makanan di sini, tapi kita berdua belum kelar-kelar dari
tadi. Astaga banyak bangeeeet porsinya. Ditambah, gue perhatikan orang-orang
lokal makannya cepat banget, padahal rata-rata, mereka makan mi dengan porsi
yang juga banyak.
Tau kenapa? Di China, mi, sudah jadi makanan yang melambangkan kemakmuran, jadi
ketika memakannya, mereka berusaha menyeruputnya sampai akhir dan berusaha tidak
putus di tengah. Makan dari ujung mi, sampai benar-benar di ujungnya lagi tanpa
terputus, hebat kan.
nah ini warung muslimnya |
Menu-menunya terlihat enak-enak |
kelihatannya dikit ya? tapi buanyaaak banget |
ini untuk ber-2, no way! |
mulai begah! |
Jalan Kaki Jauh Banget, Ternyata Tutup, Bhay!
Pulang kembali ke Kota Beijing dengan
menggunakan bus dari terminal Huariou. Awalnya was-was karena gue pikir saldo
kartu habis dan gue nggak pegang pecahan kecil CNY, matilah! Tapi ternyata,
ketika mencoba tapping di dalam bus, ternyata berhasil. Itu
berarti saldo kartunya masih bisa digunakan.
Sampai di terminal Dongzhimen agak bingung
karena disuruh turun keneknya di depan terminal, membuat gue harus berjalan
kaki ke dalam terminal dengan kondisi kaki yang semakin sakit.
Sampai di kota sekitar jam 4 sore dan mencoba
pergi ke Tianyi sebagai pusat grosir terbesar di Beijing. Turun di stasiun yang
jaraknya lumayan jauh. Jadi harus jalan kaki sekitar 40-50 menit. Sampai di
lokasi ternyata TUTUP cui, anjir!
Tutup dalam arti udah nggak buka selamanya, ah
kampreeet capek banget jalan jauh-jauh. Rasa lelah semakin mendera, ketika
harus berpikir untuk balik lagi ke arah stasiun yang jaraknya lumayan jauh itu.
Jalan kaki terasa menyiksa saat itu karena
nggak sampai-sampai dan membuat gue buat mampir sebentar ke Seven Eleven yang
dilewati. Setelah sampai di stasiun, gue masih lanjut lagi buat ke
National Stadium & Aquatics Center, yang lagi-lagi diharuskan untuk
berjalan kaki, karena area-nya luas banget.
Di sini gue nggak mood lagi
buat foto-foto karena kedinginan, apalagi angin yang berhembus lumayan kencang.
Capek seharian dari Tembok China, pergi ke Tianyi yang tutup, sampai perut sadar
belum diisi. Setelah sampai hostel pun, gue langsung lemah tidur tak
berdaya…..
tutup dong, elah! |
baguuuus bangeeeet! |
indaaaaaah! |
dah bodo amat foto-foto, dingiiin njirrr!! |
mi instan cup rebus ala-ala |
lanjut mi instan goreng lagi |
Biaya Day 4:
Burger HAM : 8 CNY
Mobil Sedan PP : 100 CNY bagi 2
Tiket Great Wall : 180 CNY
Makan Kuetiaw : 17 CNY
Minum : 2 CNY
Comments
Post a Comment