Makan Bersih Versi Gue, Banyak Gaya Lu Ki! Ok, Terserah Anda Bagaimana Menyikapinya

source: http://www.huskytusky.com

“Eki gaya-gayaan amat clean eating!”
“Ah lo tadi juga barusan makan risoles!”
“Bukannya lo habis makan bakso ya?”

Oke oke, gue ngerti kalian pada entah sebel sama gue atau bagaimana. Pokoknya artikel yang gue buat ini masih berkaitan dengan artikel ini. Setelah selama hampir 3 minggu di bulan Januari dan Februari gue nggak ngantor karena sakit dan bedrest total, gue seperti disadarkan dan seolah terbangun akan pentingnya hidup sehat. Gimana nggak, gue sakit ketika pulang traveling dan berat badan menginjak angka 98kg, kaget kan? Iya, coba perhatikan, ini adalah pola makan gue dulu sebelum jatuh sakit;

  • Wuaaah enak banget pulang kantor laper, beli gorengan 10 ribu, dimakan sendiri sambil nonton film
  • Kalau tanggal tua, tiap sore di pantry kantor selalu bikin mi instan rebus atau goreng dengan porsi double
  • Habis gajian, langsung makan nasi padang pakai cincang (potongan daging dan jeroan) atau pakai ayam goreng, minta kuah gulai yang banyak
  • Sering banget makan penyetan pinggir jalan (pakai ati ampela, lele goreng, atau ayam goreng) dan pakai sambel super pedas, kadang nasi tambah
  • Kalau weekend di rumah, selalu persiapan chiki banyak buat nonton film (mantap kan tuh!)
  • Minumnya selalu pesan air dingin dan manis (makan pedes, nggak enak minum panas, ya kan?)
  • Di minimarket kalau haus, belinya minuman teh kemasan atau soda (enak banget tuh, seger)
Nah, udah kebayang belum kalau semua itu bakal merusak tubuh gue secara perlahan. Serem nggak sih? Sampai pada akhirnya gue masih diperingatkan dengan diberi sakit yang tak kunjung sembuh. Semenjak sakit itulah gue baru melek mata kalau selama ini gue makan makanan yang salah, makan nggak di kontrol, makan semaunya asal enak. Selama sakit, selain nggak nafsu makan, gue rubah pola makan sembarangan itu menjadi pola makan sehat. Gue nggak ngerti istilahnya apa, gue bikin mindset sendiri di pikiran menjadi “clean eating”. Selama 3 minggu sakit, gue mulai menghindari makanan berminyak, makanan bersantan, dan makanan berlemak. Gue mencoba makan buah atau beli jus buah setiap hari dan minum air hangat. Hasilnya? Kadar SGPT yang di akhir Januari naik drastis dari kadar normalnya 0-35 u/L (mikro perliter), punya gue 78 u/L, tinggi bukan? Tapi tadi setelah 3 minggu makan makanan bersih, hasilnya turun drastis menjadi 31 u/L, keren ya? Berat badan yang tadinya 97kg, turun drastis juga menjadi 87 kg cui dalam waktu 3 minggu tadi.

Udah merasa seneng ki, karena udah sehat, berat badan udah turun? Belum! Bahkan ini menjadi kebiasaan dan merasa “berdosa” jika melanggarnya. Ah masa? Terus lo sarapan makan mashed potato, rebusan brokoli, wortel, atau kacang panjang? Makan siang, konsumsi sayur sop tanpa garam? Tiap malam, makan telur rebus pakai daging ayam rebus tanpa kulit? Hahaha… Iya, itu memang clean eating dan itu memang sehat banget, tapi It’s not for me. Pengertian makan bersih buat gue adalah menghidari seminimal mungkin konsumsi makanan digoreng (berminyak), makanan pedas, dan juga makan bersantan.

Nah, ada kata “seminimal mungkin” di sana, bukan berarti gue benar-benar menghindari makanan-makanan beresiko tersebut. Gue masih makan kok yang namanya risol, telur ceplok, makan pakai sambal, makan sayur warung atau soto ayam, terkadang juga minum jus pakai gula sedikit. Kenapa? Iya, karena semua kandungannya masih penting, asaaaal jangan berlebihan. Tubuh kita masih membutuhkan gula, garam, dan bahkan lemak (minyak). Konsumsi yang disarankan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per orang satu harinya adalah;

  1. 50 gram GULA = 5-9 sendok teh
  2. 5 gram GARAM = 1 sendok teh
  3. 67 gram LEMAK = 3 sendok makan minyak
See? Akan juga berbahaya jika tubuh kekurangan gula, garam, atau lemak. Inget, pokoknya konsumsinya jangan berlebihan perharinya. Nggak perlu pakai hitung-hitungan kalori, nggak perlu ditulis-tulis, kita yang inget-inget sendiri dari pagi udah makan apa aja dan rencanakan besoknya mau makan apa aja. Tapiii, biasanya setelah makan makanan yang berminyak, bergula, atau bergaram banyak, gue melakukan "ritual" untuk “menebus dosa”-nya. “Ramuan penawar” gue biasanya adalah air hangat, teh tawar panas, jus buah tanpa gula, udah itu aja.

Karena udah pernah kapok sakit, sekarang gue udah nggak pernah makan “segabruk”, nyemil-nyemil asin atau manis, dan bahkan ketika temen-temen kantor makan mi instan, gue sama sekali nggak tergoda, beneran (gue udah 3 bulan puasa mi instan). Gue hanya melihat mereka makan dan menyium aroma-nya mi instan yang enak itu udah terasa kenyang. Kebiasaan ini berlanjut sampai berbulan-bulan setelahnya:

  1. Gue membiasakan tidur tepat waktu dengan durasi tidur malam sebanyak 7-9 jam (rekomendasi tidur malam untuk dewasa). Tapi nggak perlu dikasih tau, gue pulang kerja jam 6, sampai kos udah capek, nonton film sebentar, main hp, dan jam 9 atau 10 udah ketiduran, bangunnya jam 6 atau 7 pagi. Totalnya 9 jam kan? Gue emang berusaha sebelum jam 10 udah merem dan entah kenapa pasti jam 6 teng gue bisa melek sendiri. Nggak solat subuh ki?
  2. Bangun tidur jam 6 atau 7, gue langsung minum air putih, sekitar 470ml. (nggak harus segini sih, gue punya-nya botol sbux ukuran itu, ya gue pakai aja)
  3. Terus sarapan apa ki? Gue sarapan sekitar jam 8 pagi setelah sampai di kantor dan gue berusaha nggak makan berat, pilihan sarapan yang lumayan sehat dari gue ini cenderung murah meriah; (Satu lontong isi dan 1 risol  ini kalau gue pengen yang gurih, sekitar 5.000-an aja), atau (Tiga sampai empat buah pisang  ini harganya sekitar 12-14 ribu, udah kenyang banget), atau (Dua atau tiga macam buah potong (isinya pepaya/melon/semangka/mangga). ini suka banget, harganya untuk 1 buahnya sekitar 2-3 ribuan aja)
  4. Setelahnya gue minum air hangat 350ml (punya botol lagi ukuran itu). Memang beruntungnya gue adalah, lokasi kos-kosan dekat dengan para penjual buah, penjual jus buah, penjual buah potong, dan lainnya
  5. Saat mulai bekerja, jam 10 sampai makan siang, gue biasanya minum 700ml air hangat atau bahkan lebih. Gue di kantor adanya botol ukuran 350ml (kecil), jadi bisa 2 atau 3 kali minum.
  6. Nah buat makan siangnya, bersyukur karena gue dapat makan siang dari kantor dan bisa memilih menu yang diinginkan setiap harinya. Ada yang tau berr*kitchen? Nah, biasanya gue selalu pesan nasi merah, sayur pasti ada, sedangkan untuk pilihan daging/ayamnya gue pilih yang ditumis bumbu bukan digoreng, dan pelengkapnya biasanya pilih jelly/buah potong/kalau lagi pengen ada risol juga. Sesekali pilih daging juga no prob, atau sesekali atau olahan cumi-cumi juga okeylah.
  7. Jam 1 sampai jam 4 sore, karena perut masih mengolah makan siang tadi, gue hanya minum lagi air hangat 2-3 botol (berarti kurang lebih 1000ml/1 liter).
  8. Nah jam 4 sampai jam 6 (jam pulang kantor) ini biasanya jam rawan laper. Lagi-lagi biasanya gue isi buah pisang/apel. Banyak juga nih yang mulai buka snack dan nawarin ke gue, bolehlah ambil tapi sedikit aja. Dikit aja, yang penting nyobain dan rasanya udah nempel di lidah.
  9. Jam 6 sampai jam 8 malam, buat gue ini adalah godaan terberat. Kenapa? Iya, selain perut yang pastinya minta diisi, sepanjang jalan pulang banyak banget yang berjualan makanan. Gue nggak melarang lo makan ini itu, cuma diinget aja seharian ini udah makan apa aja. Contoh, misal memang kalau dari pagi udah makan buah, makan rebusan, makan nasi merah, boleh nggak apa-apa kita memilih makanan malam, misalnya bihun rebus, bubur ayam, soto ayam, atau bakmi jawa? Iya makan aja, jangan membohongi diri kita kalau kita pengen makanan itu, tapi nih (masih ada tapinya ya? Hehe.) iyalah. Biasanya setelah gue makan makanan itu, gue akan membeli jus buah sebagai “penebus dosa”-nya. Oh iya, usahakan makan malam itu 3 jam sebelum waktu lo tidur.
Jujur, gue give up kalau disuruh makan makanan rebus-rebusan, tanpa garam, atau yang lainnya. Gue juga paling males yang namanya olahraga. Oh iya, gue agak sedikit ya gitu deh sih sama orang yang bilang "gue kurusnya kelihatan sakit!", "eki kurus nggak sehat", terserah mau ngomong apa, yang menjalani dan tau tubuh gue ya gue sendiri, yang tau tubuh kalian ya kalian sendiri, bukan orang lain. Oke? Terlebih lagi dulu gue adalah orang yang mempunyai badan cukup ideal sampai lulus kuliah berkisar 60-65 kg, jadi jangan heran kalau melihat gue kembali kurus seperti semula, (karena mungkin yang bilang begitu kalian baru melihat gue sejak gue gemuk besar dan kaget tiba-tiba kurus). 

Sudah hampir 5 bulan dan saat ini memasuki bulan Ramadan, (sekali lagi) dari berat badan gue di bulan Januari yang tadinya 98 kg (aduh serem!), saat ini Alhamdulillah sudah stabil berkisar antara 77-79 kg. Jadi bisa dihitung, dengan merubah pola makan sehat, gue bisa turun sekitar 20 kg-an. Cara sehat setiap orang nggak harus sama bukan?



source: https://www.cambridgemedicalgroup.co.uk/

 Keep healthy felas!

Comments

Post a Comment