Perkebunan Teh Cukul, Pangalengan: Mengejar Matahari Sampai Jerman!
Lokasinya berada
di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dari Kota Bandung
membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
Jalur gue pergi ke Perkebunan Cukul ini lewat Kecamatan Soreang, jalur macet
memang, karena juga sebagai jalur kendaraan yang datang dan pergi dari kawasan
wisata Ciwidey. Kenapa lewat Soreang? Iya, karena gue memutuskan untuk bermalam
di salah satu hotel di sini.
Jauh amat mau ke Pangalengan tapi nginepnya di
Soreang ki? Haha… Iya emang jauh, Perkebunan Cukul dari Soreang masih sekitar satu jam lagi. Tapi alasan gue masuk bisa diterima kok, karena setelah browsing dan
mencari tahu penginapan di daerah Pangalengan, rata-rata di sana adalah villa
dan hampir yang gue lihat itu villa-nya nyeremin. Kan nggak lucu bermalem di
sana dengan suasana berkabut, dingin, tau-tau ada yang ngetok pintu jam 12
malem, haha makasih.
Oke, gue
berangkat ke Perkebunan Cukul dari Soreang sekitar jam 4 pagi. Ngapain ki berangkat jam 4 pagi? Iya, karena mau “mengejar matahari” di sana. Soale di
internet lihat foto-foto sunrise Perkebunan Cukul Pangalengan
ini indah banget. Jadi dengan semangat 45 ditambah niat berapi-api melihat sang
surya muncul, check-out lah gue dari hotel dan merelakan untuk
meninggalkan sarapan buffet-nya (hiks…).
Jalan Raya Halus dan Berliku Menuju Pengalengan
Jalan raya dari Soreang ke
Pangalengan udah bagus dan beraspal, tapi jalurnya lumayan ekstrem dan butuh
konsentrasi tinggi berkendara menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Berliku, menanjak, dan bahkan ada tikungan “letter U” tajam di
beberapa titik, terlebih penerangan hanya datang dari lampu kendaraan yang lo
bawa atau kendaraan lain yang lewat berlawanan. PR-nya adalah ketika bertemu
dengan mobil bermuatan banyak atau bahkan truk besar yang bikin kesel berada di
belakangnya.
Tapi nggak usah gegabah, karena gue kemarin pun cukup lama berada
di belakang mobil bermuatan yang susah nanjak, bukannya gue nggak berani
mendahului, tapi jalurnya nggak memungkinkan untuk menyusul mobil itu di depan
gue. Nggak ada semeter jalannya udah bertemu dengan tikungan lagi dan begitu
seterusnya, jarang banget jalan lurus ke arah Pangalengan ini.
Sampai di
Kecamatan Pangalengan sekitar jam setengah 6 pagi dan ternyata pagi itu langit
sedikit tertutup awan kelabu yang memang sepanjang perjalanan gue udah cemas
apakah matahari akan muncul atau tidak. Melewati terlebih dahulu Situ Cileunca
yang indah banget di pagi hari dan berhenti sebentar untuk menikmatinya.
Lokasi
Kebun Teh Cukul dari Situ Cileunca nggak jauh, mungkin sekitar 2-3 km dengan
jalan yang masih berliku-liku. Tapi untungnya bukan lagi hutan, melainkan sudah
ada banyak rumah-rumah warga dan ada kehidupan. Pukul setengah 6 pagi dengan
suasana berkabut, pengukur suhu di mobil menunjukkan bahwa suhu luar ruangan
turun mencapai 16 derajat celsius, ini bahkan jauh lebih dingin daripada Dieng,
dingin!
Pintu Masuknya Di Mana?
Saat sampai di area Perkebunan Teh Cukul yang sesuai dengan panduan gps,
gue kebingungan mencari pintu masuknya. Sampai kemudian berhenti di salah satu
warung kopi yang sudah buka, gue memesan teh manis hangat dan alangkah cakepnya
si Ibu sedang menggoreng pisang saat itu, pas! Sembari menyeruput teh manis
hangatnya, gue bertanya ke si Ibu penjualnya dimana letak pintu masuk menuju
Kebun Teh Cukul ini berada.
Setelah mendapatkan penjelasan dari si Ibunya, gue
menyimpulkan kalau Perkebunan Teh Cukul ini bukanlah lahan komersial seperti
Perkebunan Teh Gunung Mas di Puncak, tau kan? Kalau di Gunung Mas Puncak kita
akan dengan mudah menemukan gerbang pintu masuk ke area kebun tehnya, tapi di
sini nggak.
Sebenernya bisa aja masuk ke bagian kebun tehnya seperti yang gue
lakukan setelah pergi dari warung si Ibunya. Masuk ke area kebun teh yang
jalannya bikin rusak mobil dan punya jalan yang tak berujung, sampai bertemu
kembali dengan sebuah pedesaan (matilah gue ke mana ini!).
jalan raya di area kebun teh cukul pagi hari |
semangat mas, motornya tangguh juga! |
teh hangat yang kalau nggak langsung diminum cepet dingin dan itu pisang goreng endessnya |
Semakin Jauh, Semakin Nyasar
Daripada gue
nyasar semakin jauh, berhentilah dan bertanyalah kepada siapa pun yang sedang
lewat di sana. Datanglah seorang Bapak yang sepertinya seorang pekerja di kebun
teh dan menjelaskan ke gue kalau jalan yang dilalui ini bukan jalur wisata.
Semakin jauh ke dalam menurutnya jalannya semakin rusak dan tidak ada apa pun
di sana selain rumah warga (waduh!).
Gue pun berterima kasih kepada si Bapak
yang ramah banget menjelaskan ke gue sampai beliau kaget ketika gue bilang dari
Jakarta. Oke, penjelasan si Bapak membuat gue kembali ke arah dimana gue datang
tadi dan sesekali berhenti di pinggir jalan untuk sekedar berfoto, karena gue
nggak bisa memungkiri keindahannya, ah cakep banget!
Nah, di area Perkebunan Teh Cukul
ini juga ada sebuah villa besar yang sering disebut Villa Jerman, diambil berdasarkan
gaya arsitek bangunan villa itu sendiri. Letak pastinya berada di di pinggir
Jalan Raya Cukul yang mau ke arah Talegong. Mencolok banget, karena memang
menjadi bangunan yang paling besar dan berbeda di Perkebunan Teh Cukul ini.
Katanya sih ya baca-baca informasi di internet kalau dulu di villa ini pernah terjadi pembantaian sadis dan semuanya mati di dalam villa ini, tapi kayaknya ditutup-tutupi jadi beritanya nggak tersebar luas. Menurut gue entah ada pembunuhan atau nggak, yang jelas villa ini agak creepy, itu pagi hari lo, gimana malam harinya di sini, duh makasih ya kalau gue disuruh nginep di sini.
Katanya sih ya baca-baca informasi di internet kalau dulu di villa ini pernah terjadi pembantaian sadis dan semuanya mati di dalam villa ini, tapi kayaknya ditutup-tutupi jadi beritanya nggak tersebar luas. Menurut gue entah ada pembunuhan atau nggak, yang jelas villa ini agak creepy, itu pagi hari lo, gimana malam harinya di sini, duh makasih ya kalau gue disuruh nginep di sini.
nah ini dia si Rumah Jerman yang indah sekaligus menyeramkan itu |
Jadi, bisa gue
simpulkan kalau Perkebunan Teh Cukul ini bukanlah kawasan objek wisata
komersial seperti kebun teh lainnya. Di sini kita nggak akan menemukan gerbang
pintu masuk wisata, area parkir yang luas, restoran untuk makan, apalagi area
bermain anak-anak. Buang jauh-jauh bayangan itu ketika mau mengunjungi
Perkebunan Teh Cukul di Pangalengan ini.
Tapi diluar dari itu semua,
pemandangan yang dihadirkan Perkebunan Teh Cukul ini gue akui indah banget,
nget, nget. Hamparan hijaunya pohon teh yang tersusun rapi dan berbukit bukit
memang menjadi objek foto yang kalau kata orang kekinian itu instagramable banget.
Nih foto-fotonya;
suasananya masih sepi di sini |
hijau sejauh mata memandang |
itu jalan raya yang memotong bukit kebun tehnya |
Selamat Main!
pangalengan mah tempatnya bikin betah anu ulin, sok kangen ka tempat eta teh
ReplyDeleteIya kang betul, suasananya menenangkan dan sejuk ya....
Delete