Pecel Purwodadi khas Gambringan, BSD: Pecel Tanah Kelahiran, Apa Istimewanya?

pecel gambringan bsd



Semenjak artikel ini terbit, gue udah tiga kali makan Pecel Purwodadi Khas Gambringan di BSD ini. Pertama kali tau ketika mau cari sarapan sekalian berangkat ke kantor lewat Jalan Anggrek Loka. Mata langsung melotot melihat tulisan “Purwodadi” gede banget, ditambah kata “Pecel” dan “Gambringan”, ini langka, ini langka!.

pecel gambringan serpong
ini warung pecelnya kalau pagi


Oke, gini, kenapa gue terkesan lebay banget menceritakan pecel doang. Pertama adalah karena Purwodadi sebagai kota kelahiran dan setiap tahunnya masih pulang kampung ke sana. Sebuah kota kecil yang jarang orang tau, ketika gue bilang Purwodadi nggak jarang banyak yang nanya “di mana Purwodadi?”. 

Purwodadi adalah Ibukota dari Kabupaten Grobogan, dari Kota Semarang atau Kota Solo jaraknya sekitar 65 km. Kalau dari Semarang kita akan melewati persawahan dan jalanan bergelombang yang hancur banget. Kalau dari Solo juga begitu, harus melewati naik turun jalan berbukit dan hutan belantara. Nah, udah kebayang belum Purwodadi itu kayak apa? Maka dari itu gue seneng banget bisa melihat Purwodadi eksis di kota besar. 

Oke, lanjut bahas makanannya. Jadi di Pecel Purwodadi Khas Gambringan BSD ini mereka nggak menjual pecel aja, ada nasi sambel tumpang, nasi kuning, soto ayam, garang asem, dan gudeg. Nasi sambel tumpangnya belum kesampaian gue coba, ini juga bikin penasaran karena jarang ada selain di tempat asalnya. 

Eh iya, gue belum cerita kenapa pecelnya disebut khas Gambringan ya? Jadi Gambringan adalah nama sebuah stasiun yang ada di Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Grobogan, Purwodadi. Dulu di stasiun ini banyak banget yang jual pecel sampai ke atas gerbong kereta, di dalam kereta, dan memenuhi area stasiun. Tapi sekarang karena peraturan baru yang melarang mereka berjualan di dalam stasiun apalagi kereta, satu per satu penjual pecel di stasiun Gambringan ini berkurang.

Apa yang bikin khas? Apa bisa ditemui di Pecel Khas Gambringan di BSD? Jawabannya adalah sambel pecelnya! Iya, sambel pecel khas Gambringan ini berbeda dengan sambel pecel kebanyakan. Sambel pecel yang biasanya kecokelatan, kentel, gerusan kacangnya lembut, dan cenderung manis. Tapi sambel pecel Gambringan nggak seperti itu, warnanya cenderung merah, terlihat potongan cabe di dalamnya, encer, gerusan kacangnya kasar, dan rasanya pueedes.

Perbedaan kedua ada campuran kembang turi dan daun pepaya di pecelnya. Nah terus, biasanya pas pesen Pecel Khas Gambringan BSD, lo bakal ditanya penujualnya “pakai paitnya nggak mas?”, maksudnya pakai daun pepaya atau nggak. 

Penyajian aslinya sebenernya pakai pincuk dan pakai suru buat sendoknya, tapi mungkin karena ribet kali ya, di sini penyajiannya sudah pakai piring seng zaman dulu yang dilapisi daun pisang.

pecel purwodadi bsd
bisa pilih pakai lontong atau nasi
pecel purwodadi gambringan bsd
yang di besek itu adalah lauk pauknya
pecel purwodadi gambringan serpong
sayur pecelnya seger banget
pecel gambringan purwodadi bsd
lauknya banyak yhaaa

Selain itu yang gue suka di Pecel Purwodadi Khas Gambringan di BSD ini adalah mereka nggak pelit ngasih peyek kacangnya, lumayan banyak dan enak “krenyes-krenyes”. Lupa harga per porsinya berapa, yang jelas makan satu porsi nasi pecel, tambah dua gorengan bakwan, dan teh tawar hangat, habis Rp18.000. Selamat makan!

Nasi Pecel Purwodadi Khas Gambringan: Rp15.000 (9.8 dari 10)

Comments

  1. artikel ini ditulis thun berapa. soalnya gambarannya soal purwodadi beda banget sama kenyataannya

    ReplyDelete

Post a Comment