Hari Ketiga di Penang: Naik-Naik Ke Puncak Kuil, Panas-Panasan di Lebuh Armenia, dan Mengakhiri Hari dengan Tomyum Super Enak!

kuil kek lok si

Day 3 (21 April 2017) Penang – Kek Lok Si
Bangun sekitar jam 7 pagi langsung mandi, kelar beres, jalan kaki ke halte bis deket Seven Eleven (sederetan Nasi Kandar Line Clear). Awalnya agak ragu ke Air Itam bisa naik bis dari halte ini, sampai gue masuk ke Sevel beli roti dan nanya sama mbak kasirnya. Ternyata ke Air Itam nggak harus dari Komtar dan karena bisnya berhenti di halte Sevel ini. Ah, cakep! Bis nomor 203 lah yang bakal mengantarkan gue ke Air Itam, tapi ada yang lucu pas lagi nyegat bis. Gue pikir setiap bis bakalan otomatis berhenti di halte, entah itu ada atau nggak ada penumpang yang naik, tapi ternyata nggak. Jadi, bis nggak akan berhenti kalau di halte nggak ada yang memberikan “kode” ke supirnya. Itu terjadi sama gue ketika udah melihat bis nomor 203 di depan mata tapi melaju gitu aja nggak berhenti di halte (what the…). Awalnya gue nggak tau kalau harus kasih kode ke sopirnya, sampai ada salah seorang yang lagi antre menggerakkan tangannya ketika ada bis yang lewat (ah I see!). Akhirnya teman yang mempraktekkan “kode” itu ketika bis nomor 203 lewat dan bener aja dong itu bis berhenti di halte, yaelah!

Bis 203 tujuan Air Itam harga tiketnya 2 MYR, seperti biasa bayarnya di awal ketika kita masuk ke dalam bis. Perjalanan dari George Town ke Pasar Air Itam sekitar 40-50 menitan dan selama di bis gue selalu melihat maps di hp (takut nyasar atau salah naik bis). Jadi bisnya memang mengarah naik ke bukit, karena Kuil Kek Lok Si letaknya di dataran yang lebih tinggi daripada George Town. Turunlah gue di Pasar Air Itam yang lagi-lagi I have no idea mau ke arah mana buat masuk ke Kuil Kek Lok Si. Beberapa kali bertanya dengan warga sekitar yang katanya masih harus jalan kaki "ke sana”, ke arah kiri dari pasar. Pokoknya pintu masuknya bukan gerbang besar dengan petugas wisata di sana, tapi harus “blusukan” lewat dalam pasar. Setelah ngos-ngosan karena tangga pasarnya tinggi dan nanjak, tapi semua terbayarkan dengan pemandangan kuil yang luar biasa indahnya. Di Kuil Kek Lok Si ini butuh waktu yang lumayan lama, karena harus explore bagian demi bagian kuil ini yang luas dan besar banget. Nggak cerita panjang ya gue di artikel trip report ini, gue bahas lebih lanjut di sini.

lebuh chulia di penang
pagi-pagi jalan kaki dari hotel ke halte
naik bis ke air itam
naik bis ke Air Itam, arah ke bukit
jajajan di pasar air itam
banyak jajanan di siniii.....
pasar air itam di penang
mirip di Wonosobo ya? ngahahahah
kuil kek lok si dari pasar air itam
nah udah kelihatan itu kuilnya dari jalan raya
tangga ke kuil kek lok si
naik tangganya lumayan lah ya
pemandangan kuil ke lok si
cuacanya lagi bersahabat banget
bangunan kuil ke lok si
nggak rame di sini, apa karena masih pagi banget?
pita pengharapan kuil kek lok si
gue asyik sendiri di sini, temen auk dah ke mana
lilin kuil kek lok si
lucu yhaa lilin-lilinnya
pot tanaman lucu di kuil ke lok si
inget nggak botol minum yang dibawa si Patkai? ahahahaha
lift kuil kek lok si
naik ini kalau mau ke bagian atas kuil
pemandangan dari atas kuil kek lok si
pemandangan dari atas kuil Kek Lok Si
patung dewi kwan im di penang
patung Dewi Kwan Im yang beneran guedeee banget
Setelah lumayan lama berada di kuil Kek Lok Si, gue turun ke bawah sekitar jam 12 siang, pas banget matahari lagi terik-teriknya (asli nggak bohong gue, panas banget!). Jalan kaki ke arah pasar, gue melihat gelihat Indomaret (jiaaaah lu kata di Ciseeng!), masuklah gue ke dalam swalayan dan membeli minuman dingin. Eh di sini gue bertemu lagi dengan minuman susu kedelai Hersey's yang pernah gue coba di Jonker Walk Melaka. Masih promosi karena harganya cuma 1 MYR aja, murah banget dan enak (tau nggak, setelah pulang ke Indonesia, gue menemukan produk yang sama harganya jadi 15.000-an).

Pulang ke George Town naik bis 203 lagi dan ada yang aneh nih karena terjadi miss komunikasi antara gue dan si sopir bisnya. Jadi, si sopir bilang ke gue ‘four ringgit” dan gue langsung masukkin uang 4 MYR. Gue pikir harga per orangnya segitu dan gue bilang ke temen 4 Ringgit, yang membuat dia juga memasukkan uang 4 MYR ke dalam boks. Tapi anehnya ketika gue lihat masing-masing dari bukti tiket yang dipegang, ternyata harga per orangnya 2 MYR aja, di mana gue baru ngeh kalau ternyata si sopirnya bilang 4 Ringgit itu udah untuk 2 orang (gue dan temen gue), kurang Aqua lau ki!

Gue turun di halte Lebuh Chulia karena dekat dengan restoran yang bakal gue datangi untuk makan siang, namanya Restoran Kapitan. Ya lagi-lagi emang restoran Indiahe sih tapi apa mau dikata, di sini emang susah cari makanan selain makanan India. Di restoran Indiahe ini gue makan pakai ayam bakar kari sama minum teh tarik hangat, semuanya habis 9.30 MYR (sekitar 28.000-an), masih termasuk murah lah ya, cuma ada yang bikin sebel emang di sini. Itu gue mendapatkan makanan setelah hampir 20 menit menunggu dari si pelayan yang nggak jelas, semua pelayannya nggak fokus ke konsumennya. Semua sibuk sendiri dengan urusannya masing-masing, nggak tau ngapain.

Kelar makan, perut kenyang, lanjut jalan kaki ke spot yang paling terkenal di Penang, apa lagi kalau bukan mural. Nggak terlalu jauh, sekitar 5 menitan aja dari Restoran Kapitan, lokasinya di jalan Lebuh Chulia yang pas gue ke sana lagi nggak terlalu rame sama turis. Tapi beneran njir Penang panas banget kalau siang. Nah di sepanjang jalan Lebuh Chulia ini tourist spot banget, banyak toko dan tempat makan yang bisa yang asyik dan fancy. Mural yang paling terkenal di Penang adalah mural sepeda dengan 2 orang anak kecil, spot ini paling laris dibuat foto daripada mural yang lainnya. Jadi kalau lagi ramai atau padat pengunjung, ya harus sabar bergantian foto dengan wisatawan yang lain ya (nggak boleh egois).

Saking teriknya matahari Penang siang itu, tenggorokan rasanya kering dan badan dehidrasi banget. Akhirnya berteduhlah di sebuah warung es deket spot foto mural yang terkenal itu. Gue beli es kacang yang duh alamak seger banget nget nget, harganya juga cuma 3.5 MYR doang, murce murce! Jadi isi es kacang ini ada kacang merah, tape, kolang-kaling, cendol item, kacang (iyalah), jelly/ager-ager, dan jagung manis. Semuanya enak, tapi ada rasa yang kurang cocok di sini yaitu jagung manisnya. Gue suka jagung, tapi nggak cocok aja dicampur di es kacang ini, apa mungkin karena semuanya manis dan tiba-tiba ada rasa gurih asin dari si jagungnya ya, yang bikin rasanya “sedikit canggung” di lidah.

restoran kapitan di penang
terpampang nyata kelihatan jelas dari jalan raya ini restoran
makan di restoran kapitan
enak makanannya di sini, walaupun pelayanannya payah
sewa sepeda di penang
banyak yang nyewain sepeda di Lebuh Armenian
mural sepeda di penang
mural paling terkenal dan dicari di Penang
es kacang di penang
minum es kacang siang-siang, ini segernya bukan main!
Kelar mimik es lanjut jalan lagi buat ubek-ubek sekitaran Lebuh Chulia yang nyaman banget suasananya. Siang aja udah asyik, apalagi sore-sore di sini, duh! Gue masuk ke salah satu toko penjual souvenir khas Penang, niat awalnya gue mau cari tempelan kulkas atau kartu pos, tapi ternyata banyak yang lebih menarik dan bawapulangable. Gue lupa namanya tokonya apa, tapi yang jelas barang-barang yang dijual di sini nggak pasaran, maksudnya unik dan lucu-lucu banget, jarang lihat. Buat yang suka Totoro di sini banyak banget pernak-perniknya. Gue beli kartu pos, tempelan kulkas, dan stiker Totoro. Tempelan kulkas gue beli 10 MYR untuk 3 pieces, 2 lembar kartu pos seharga 4 MYR, dan stiker Totoro yang lucu anet harganya 10.9 MYR.

Souvenir udah di tangan, lanjut jalan lagi dan foto-foto mural yang tersebar di berbagai tempat di sini. Puas foto, gue balik ke penginapan, tapi apalah gue di sana yang nggak tau jalan. Buka gps jadi andalan walaupun ternyata tetep aja nyasar dan salah jalan. Ada yang lucu nih, pas lagi asyik jalan kaki, dari jauh gue lihat ada yang lagi syuting. Banyak banget kamera, kabel, dan berbagai macam peralatan syuting. Nah gue pikir lagi break, makannya gue dengan tenangnya lewat (udah melipir di pinggir), eh tiba-tiba salah satu kru-nya senyum ke gue dan mempersilahkan gue agar cepat lewat. Ternyata lagi nggak break dan gue lewat di area yang emang kena shoot-nya (waaaak..maaf!).

shooting di penang
ada yang lagi shooting, gue dengan PD-nya lewat gitu aja. maap!
Sampai di penginapan sekitar jam 2 siang dan temen langsung tepar tidur, sedangkan gue nggak bisa tidur siang itu walaupun capek (emang nggak biasa tidur siang). Akhirnya mandi dan rebahan aja di kasur sambil upload foto dengan AC yang berhembus dingin tak tergantikan nikmatnya. Sekitar 2 jam istirahat dan jam 5 sore keluar lagi buat cari jajanan. Kampretnya gue yang udah jalan kaki jauh sampai ke spot jajanan di Lebuh Chulia, pas mau foto pakai DSLR, gue baru inget kalau baterai-nya masih nyolok di hotel. Ah! Mau nggak mau gue balik lagi ke penginapan buat ambil baterai kamera itu.

Gue mencoba yang namanya Lok-Lok, unik banget ini kuliner. Konsepnya lucu, jadi modelnya ini mirip jajanan tempura kali ya kalau di Indonesia. Bahan-bahan makanannya udah ditusuk-tusuk dengan batang kayu dan kalau mau beli tinggal ambil terus masukin ke dalam panci air panas yang mendidih di depan gerobaknya. Makan dicocol sambel yang endes banget, nggak perlu ribet sebutin apa aja yang kita makan pas bayar, karena si Ibunya udah tau harganya. Kok bisa? Iya karena tusukan bambunya ada pembedaan cat warnanya, jadi harganya dibedakan dari jenis warna tusukannya.

jajanan kaki lima di penang
Penang seakan baru hidup di sore hari menjelang malam
jajan di penang
eh ada yang nyadar kamera tuh si mbaknya... wks
makan lok-lok di penang
santai kali ki makannya, woelah!
makan lok-lok di penang
gue mau ini lagiiii, enaaaaak!
Masih belum kenyang? Iya gue banget. Lanjut jalan kaki ke arah Lebuh Kimberly, di sana juga banyak street food yang amat sangatlah menarik buat dicoba. Sempet bingung mau makan apa lagi, rata-rata emang yang dijual adalah olahan bihun atau mi. Ada juga dimsum yang pengen dicoba tapi kok kayaknya nggak mengenyangkan, wkwkwk. Akhirnya duduk manis di salah satu kursi dan meja milik penjual sup tomyum. Emang bukan khas dari Penang sih, tapi dilihat sepertinya menarik buat dicoba dan emang lagi pengen makan berkuah hangat. Di sini kita pilih sendiri isian dari sup tomyamnya, nah gue pikir yang gue ambil udah behave (nggak berlebihan), tapi pas datang dan matang ternyata banyaknya bukan main. Perut kenyang hati pun senang dan balik ke penginapan sekitar jam 9 malam. Bobo!

penjual buah di penang
di Penang kalo malem banyak yang jual buah-buah seger
national geographic penang
itu official store NatGeo? Seriusan???
tomyum di penang
demi dewa Zeus, ini tomyum enak banget!
makan tomyum di penang
hayooo isi apa ini? eh ups!

Hari terakhir di Penang, di sini...

Comments