Ngapain ke
Penang ki?
Ke Penang mau berobat ki?
Sakit apa ki ke Penang?
Haaaaaa……. Malah
semenjak temen-temen gue bilang begitu, gue baru tau kalau Penang juga terkenal
dengan julukan "kota berobat". Eh tapi nggak ya, gue ke Penang karena
pengen kulineran sama melihat mural-mural yang mendunia itu. Maka, selama di
Penang, tentunya incaran utama gue adalah makanan, makanan, dan makanan, street
food, street food, dan street food. Ya walaupun memang
Penang ini masih satu rumpun dengan tanah air tercinta Indonesia dan walaupun
rasa makanannya nggak jauh berbeda, tapi nggak ada salahnya kan buat mencoba,
ya kan?
Ini bisa di klik ya...
Kelima kuliner di atas itu gue
coba sebagai list utama yang emang udah direncanakan
sebelumnya, berdasarkan saran dari para traveler yang pernah
ke Penang. Coba klik aja, buat baca review-nya, nggak perlu gue
cerita lagi di sini. Tapi kalau ditanya mana yang paling enak dari kelima list itu,
cendol dan lok-lok lah juaranya!
|
ini yang namanya Lok-Lok, lucu kan dan bikin semangat makan! Haha... |
Selain kelima kuliner di atas, gue juga sempet mencoba macem-macem street food di Penan, yang gue notice di Penang ini banyak banget yang berjualan pakai gerobak di pinggir jalan, mulai dari makanan ringan sampai yang berat sekalipun. Misalnya gue beberapa kali membeli jus buah yang ada di Jalan Penang, yang jualan Ibu-Ibu dan jusnya enak banget, terutama murah. Gue beli jus nanas cuma bayar sekitar 3 MYR (10.000-an), murah kan! Gue juga sempet membeli jus di Lebuh Chulia, persis depan Seven Eleven, yang jualan bapak-bapak, harganya sama aja. Tapi yang bikin berbeda, kali ini nggak pakai gelas (cup), tapi pakai plastik yang ada talinya itu. Unik!
Pagi hari di Penang, jalan-jalan santai sekitaran penginapan, langkah gue terhenti di salah satu gerobak jajanan yang menjual semacam martabak mini. Persis di pertigaan Lebuh Chulia dan Lebuh Carnarvon, yang jualan kakek-kakek tua dengan gerobak sederhana dengan penutup. Jadi kalau nggak celingukan, nggak bakalan notice kalau ada penjual jajanan enak Pagi hari di Penang. Si kakek berjualan martabak mini dengan 4 pilihan rasa (white/brown sugar, sweet corn, egg, & banana). Rasa jagung manis dan pisangnya harganya 0.90 MYR, kalau gula putih/merah harganya lebih murah 0.70 MYR, nah yang isi telur harganya 1.1 MYR. Gue pesan rasa pisang, gula merah, dan telur. Rasanya ki? Rasanya enak dan nikmat ketika dimakan lagi panas-panasnya, tapi dari ketiga rasa yang gue beli, rasa pisang juaranya, enak!
|
ini penjual jus di pertigaan Lebuh Chulia, kantong plastiknya ada talinya.. |
|
si bapak penjual martabak buat sarapan di Lebuh Chulia |
Malam harinya dalam misi mencari makan malam di Penang, gue memutari Lebuh Kimberly yang ramai dengan penjual makanan. Sempet bingung karena banyak banget yang jualan, mulai dari dimsum, char kway teow, sampai tomyum. Sampai akhirnya memutuskan untuk makan dan memilih tomyum. Nggak direncanakan untuk makan tomyum karena awalnya gue melihat gerobaknya itu adalah semacam sup kuah isi bakso-baksoan atau tempura. Eh kok yang datang ke meja, makanannya pakai kuah tomyum. Kenapa ribet amat makan tomyum ki? Iya, karena kesan pertama gue makan tomyum itu di Jogja dan nggak enak, ternyata rasa ketidaksukaan itu sirna setelah gue mencoba tomyum di sini (walaupun bukan di Thailand). Kuah tomyum -nya punya rasa yang seger, pedes, dan nagih banget. Isinya kita ambil sendiri di awal, mulai dari bakso-baksoan, daging, sayuran, sampai jenis mi-nya. Tapi inget, ada banyak yang mengandung babi ya, jadi mending tanya dulu mana yang non-pork dan mana yang pork.
|
kita milih isi tomyum dan jenis mi-nya sendiri |
|
beneran deh ini enak banget, pedes dan bumbu di kuahnya padet banget |
Gue sama temen sempet ngobrol dengan si penjual, tapi gue lupa namanya, doi ramah banget. Dia orang asli Thailand yang menetap di Penang dan gue pun di kasih kartu namanya. Larut dan asyik dalam obrolan sambil makan Tom Yum yang semakin lama semakin pedes di mulut, si bapak pergi ke dalam yang ternyata balik lagi ke meja buat ngasih sepiring "daging goreng" yang crispy di luar lembut di dalam and It's free...!!! Yeaaay...!! Ah baik banget mah si bapak! Semangkuk tomyum harganya 17.4 MYR atau sekitar 55.000-an. Ya standar harga ramen di mall sih, tapi mulai dari situ gue malah jadi suka sama tomyum.
|
ini suasana malam di Lebuh Kimberly |
|
ada banyak jajanan yang bisa dibeli di Lebuh Kimberly kalo malam hari |
|
tapi buat yang muslim, tetep tanya-tanya ya apa pork atau bukan |
|
nggak cuma di Lebuh Kimberly atau Lebuh Chulia, di Jalan Penang pun banyak penjual jajanan |
|
ini masih di Jalan Penang, Ibu-Ibu penjual buah yang fresh banget dan bisa dibuat jus |
Nah, bicara Penang juga nggak lepas dari yang namanya mural. Banyak banget spot foto dinding yang berhiaskan mural-mural kece nan keren di sini. Coba deh datang ke sekitar Lebuh Armenian, di sana selain ada mural yang wajib buat foto, yaitu mural anak naik sepeda itu, banyak mural lainnya yang juga menarik jadi objek foto. Saran gue kalau mau agak sepi, datangnya pagi atau siang sekalian, walaupun panas tapi nggak bakalan antre buat foto. Eh tenang, ada solusi ketika panas-panas dan bikin lemas, di dekat mural anak bersepeda ada yang jual Es Kacang. Harganya 3.5 MYR aja dan seger banget rasanya. Isi es-nya banyak, mulai kacang merah, kacang tanah, jelly, cincau, dan satu lagi yang mungkin nggak semua orang suka (gue pun begitu) yaitu jagung manis. Jajanan murah meriah yang bikin semangat buat menjelajahi Penang di siang bolong.
Comments
Post a Comment