Pusing-Pusing Cantik Dapetin KPR Idaman!

sumber: http://mgadingcity.blogspot.co.id/
Alhamdulillah setelah hampir 7 bulan berjibaku ke sana kemari, akhirnya di tanggal 24 Agustus 2017 kemarin gue melakukan Akad Kredit Rumah. Proses awal sampai tahap akad kredit ini bisa dibilang sedikit memusingkan dan juga bakalan menyita waktu. Di sini bakal gue jelasin prosesnya dari awal sampai bener-bener bisa melangsungkan akad kredit dengan mulus dan lancar.

1. Survei Lokasi
Ini tahap paling awal yang harus lo lakuin kalo mau nyari rumah (iyalah), lo harus dapetin referensi sebanyak-banyaknya karena beli rumah nggak kayak beli kacang goreng. 

Nyari rumah pun nggak bisa cuma bermodalkan internet dan ngeliat online aja, lo beneran harus dateng langsung ke lokasinya dan nanya banyak hal ke si marketing developernya. 

Gue mulai survei ke sana kemari sekitar akhir bulan Januari, ngeluangin waktu setiap weekend buat dateng dan ngeliat langsung ke lokasi. Sampai pada akhirnya gue mendapatkan yang cocok sekitar bulan Mei awal (setelah 4 bulan), walaupun bukan tipe cluster, tapi gue cocok karena harga rumah yang masuk akal, luas tanah yang lumayan, dan masih termasuk kawasan yang udah rame dan strategis. 

Saran gue nih ya, buat saat ini cari rumah lebih baik yang ke arah timur Jakarta (Bekasi, Cikarang, sampai Karawang). Menurut gue daerah Timur sekarang pesat banget pembangunannya, Karawang udah gila-gilaan banyak banget hotel berbintang, Cikarang tau sendiri lah ya (“aku ingin pindah ke Meikarta”), Bekasi? Lo beruntung kalo masih dapet harga murah di kota ini. 

Alesannya apa? Iyes, selain karena emang efek si Meikarta ini yang membuat pembangunan LRT sampai ke sana, pembangunan bandara Kertajati yang udah 70%, dan mulai akhir tahun 2017 ini kereta Commuter Line yang tadinya mentok berhenti di Stasiun Bekasi, bakalan terus sampai ke Stasiun Cikarang. Dampaknya harga tanah di sekitaran rel dan stasiun Cikarang bakalan naik gila-gilaan, percaya sama gue! Cikarang (mungkin) bakalan sama kayak Serpong, atau bahkan lebih. 

Serpong yang dulu terkenal sama tempat jin buang anak, sekarang udah jadi kota mandiri yang gede banget, Cikarang pun gue rasa begitu yang saat ini masih terkenal sama sebutan “kota buruh dan gersang”, gue yakin nantinya bakalan berubah jadi kota mandiri juga yang bakal jadi “alternatif Ibukota”. 

Sekali lagi gue bilang kalau daerah timur beneran menguntungkan ketika lo sering pulang kampung ke arah Bandung, Jawa Tengah, atau Jawa Timur. Tapi, kalau emang lo sering pulang kampung/bepergian ke arah barat (Sumatera) atau sering traveling pakai pesawat, mungkin emang daerah barat Jakarta jadi lokasi yang tepat buat lo pilih, misalnya daerah Maja, Cisauk, dan sekitarnya (harga rumah di sana masih masuk akal buat pekerja-pekerja kayak gue). 

2. Jadi Orang Yang Bawel
Nah pas lo udah ketemu si marketing developernya, lo yang harus aktif bertanya apapun yang berkaitan sama calon rumah yang akan lo huni sampai tua nanti. Poin-poin penting yang harus lo tanyain pertama adalah spesifikasi full bangunannya mulai dari luas bangunan, luas tanah, material-material yang dipake, sampai bertanya sumber air yang digunakan. 

Setelah tau semua spesifikasi bangunannya, selanjutnya yang harus lo tanyain adalah biaya-biayanya, mulai dari biaya Down Payment (DP), bunga KPR, cicilan perbulannya, sampai biaya-biaya lain yang harus dibayar (ini harus jelas, karena jangan sampai lo kelewat perhitungan karena ada biaya besar yang harus dibayarkan di tengah proses KPR-nya). 

Ini terjadi sama gue karena kelewat informasi bahwa ada biaya akad kredit yang harus dibayarkan sendiri dan nominalnya lumayan besar (ada beberapa developer perumahan yang memberikan keringanan dengan membayarkan semua biaya akad kreditnya). 

Saran dari gue, bawa buku catetan atau kertas kosong buat lo nulis atau corat-coret berbagai biaya yang bakalan dijelasin si marketingnya. Sekali lagi gue ingetin, beli rumah ini nggak bisa buru-buru atau digampangin gitu aja, karena semuanya harus jelas dan detil di awal, sebelum kita ngelangkah ke tahap-tahap selanjutnya. 

3. Hitung-Hitung dan Bebas Dari Masalah
Banyak orang yang terburu-buru ngasih uang booking fee setelah mereka merasa cocok sama lokasi rumah yang dia mau. Bagus sebenernya, supaya lokasi/blok rumah yang kita mau nggak di ambil orang lain. 

Tapi itu cocok kalo lo punya gaji puluhan juta ya, aman-aman aja kalo mau langsung ngasih booking fee ke si marketing developernya. Aman karena perhitungan cicilannya bakalan langsung di-acc oleh bank dengan jumlah gaji bersih puluhan juta lo tiap bulannya. Nah beda cerita ketika kita punya gaji yang pas-pasan atau standar karyawan, mau ambil rumah (katakanlah) kisaran harga 300-500juta (atau bahkan lebih), nah sebaiknya kita harus punya perhitungan dulu yang mateng sebelum lo ngasih booking fee. 

Perhitungannya bisa dicoba di sini (https://www.btnproperti.co.id/simulasi-kpr.html), itu kalkulator simulasi KPR dari Bank BTN (bank yang emang jadi pionir nomor 1 buat urusan KPR). Kalo emang bingung sama perhitungannya, berapa besaran bunga kpr, berapa persen DP yang harus dibayar, atau tetek bengek yang lain, jangan ragu minta tolong itungin sama si marketingnya. Pokoknya yang paling penting besaran cicilan perbulannya jangan lebih dari 30% dari jumlah total gaji bersih yang lo terima setiap bulan.

Setelah dapet angka cicilan yang pas (nggak lebih dari 30% dari gaji bersih), selanjutnya yang harus lo pikirin adalah “apakah gue punya masalah tentang uang?”, ya masalah disini maksudnya adalah apa lo punya tunggakan hutang atau masih punya cicilan lain entah itu dari kartu kredit atau cicilan kendaraan lainnya (motor/mobil). Tahapan ini biasanya disebut BI Checking, nah sebelum lo ngasih booking fee sebaiknya sadar diri dulu apa kita masih punya hutang/cicilan lainnya atau nggak. 

4. Membayar Booking Fee
Oke! Setelah melewati tahap nomor 2 dan 3, yaitu udah punya perhitungan cicilan KPR yang nggak lebih dari 30% dari gaji bersih dan bebas dari segala tunggakan/cicilan/hutang. Percaya dirilah untuk membayar booking fee ke marketing developernya, biasanya/rata-rata developer perumahan akan membebani kita untuk membayar sekitar 2,5 juta sebagai tanda jadi. 

Ada yang bertanya, kenapa sebelum membayar booking fee ini lo harus ngelewatin tahap nomor 2 dan 3? Iya, karena kalau lo nggak lolos tahapan BI Checking atau perhitungan cicilan KPR perbulannya lebih dari 30% dari gaji bersih, uang booking fee 2,5 juta itu bakalan hangus. 

Nah pas ngasih booking fee, biasanya kita juga harus menyertakan beberapa berkas yang seperti gue katakan sebelumnya untuk keperluan BI Checking dan Bank Checking. Dimana data-data keuangan kita akan di cek oleh Bank Indonesia dan Bank BTN (atau bank lain yang lo ajuin buat KPR), mulai dari tunggakan, hutang, atau cicilan yang tersisa. Makannya tadi gue bilang sebelum lo bayar booking fee, sebaiknya sadar diri dulu akan hutang-hutang yang masih ada. 

Sedangkan, berkas-berkas yang harus diserahin adalah fotokopi KTP & KK, surat keterangan kerja (biasanya minimal harus 1 tahun kerja/udah jadi karyawan tetap), dan rekening koran 3 bulan terakhir (rekening gaji). 

5. Interview Bank
Proses nungguin acc dari Bank itu bikin deg-deg ser beneran deh, jangka waktunya paling lama sekitar 2 minggu dari kita ngasih booking fee dan berkas-berkas itu. Nah selama 2 minggu itu, ada part dimana kita bakalan di interview oleh bank. Prosesnya berbeda-beda tergantung bank yang kita gunakan untuk mengajukan KPR itu, ada BTN, Mandiri Syariah (kalau yang nggak mau riba), BNI Properti, dan lainnya. 

Ada yang hanya ditelepon saja oleh pihak bank (interview dilakukan melalui telepon) dan ada yang mengharuskan lo dateng ke bank untuk bertatap muka dengan pihak bank. Lo bakal ditanyain mulai dari dimana lo bekerja, udah berapa lama, dimana sekarang lo tinggal, sama siapa, terus misalkan ada kejanggalan di gaji (lo juga bakal ditanyain rinci banget), bahkan lo bakalan ditanya nomor HRD karena pihak bank juga bakal konfirmasi kebenarannya ke sana. 

Intinya di bagian ini lo jangan bohong atau ngada-ngada tentang kerjaan, gaji, dan lainnya (jujur aja), soalnya si bank juga nggak “bodoh” karena dia bakalan ngecek sampai akarnya “lo bohong atau nggak”.

6. Bayar Down Payment
Kalo lo udah lolos acc bank (cieee lolos!), nanti bakalan dikabarin sama si marketing developernya dan dikasih tau yang namanya lembaran SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). Di surat itu tercantum nama lo, jangka waktu cicilan, cicilan per bulannya, bunga KPR, biaya-biaya akad, yang kesemuanya udah disetujui oleh bank. 

Terkadang di tahap ini lo bakalan denger “full-plafon” atau “turun plafon”, apaan tuh? Plafon rumah? Hahaha.. bukan…jadi plafon di sini itu besaran pinjaman dari bank buat pengajuan KPR lo. Ada yang langsung diloloskan full plafon sesuai dengan perhitungan awal (DP sekian, cicilan sekian), tapi ada juga yang lolos bersyarat yaitu dengan turun plafon (dimana lo harus menambah biaya sekian juta). 

Gue nggak ngerti analisisnya gimana atau perhitungan dari bank-nya gimana, tapi yang jelas mereka pasti udah mempertimbangkan dengan mateng untuk pengajuan cicilan kita. Alhamdulillah gue sendiri bisa dapet full plafon dengan biaya cicilan yang masih gue sanggupin setiap bulannya. 

Tahapan setelah dapet kabar acc dan dapet SP3K adalah membayar biaya Down Payment (DP) yang udah disetujui di awal antar lo dengan developer, berapa biayanya, apa ada potongan, dan bisa berapa kali dicicil. Alhamdulillah gue sendiri dapet potongan diskon DP sekitar 22 juta dari developer dan bisa dicicil 2X selama 2 bulan (Juli dan Agustus). 

Saran dari gue, ketika lo mau kirim uang DP, sebaiknya cek lagi rekeningnya, lihat atas namanya (apa itu rekening perusahaan (developer) atau bukan)), masalahnya kita kirim uang dalam jumlah yang nggak sedikit dan lagi-lagi pokoknya harus teliti seteliti mungkin. Nah, dari proses transfer DP, ada sekitar 1-2 mingguan kita bakalan dapet kuitansi bermaterai dari pembayaran biaya DP-nya itu. 

7. Akad Kredit!
Finally! Yes, ini jadi proses paling akhir dari semua tahapan KPR, proses dimana lo udah kelarin semuanya termasuk pembayaran DP. Gue waktu itu akad kredit di Bank BTN Bekasi di hari Senin sekitar jam 9 pagi (ya di sini emang harus cuti atau izin masuk kerja). FYI, lokasi akad kredit bakalan disesuaikan dengan lokasi perumahan lo, misalkan lo ngambil rumah di Bogor maka biasanya akad kreditnya juga bakalan berlokasi di bank cabang Bogor sana. 

Akad kredit ini adalah proses dimana kita bertemu dan melakukan perjanjian terikat dengan 3 pihak (developer, notaris, dan bank). Makannya jangan heran kalau di proses akad kredit ini emang banyak banget hal yang harus disiapin, mulai dari uang biaya akad kredit yang nggak sedikit (biasanya 40% dari besaran DP), fotokopi KTP/KK sekitar 15 lembar masing-masing, materai 6000 sebanyak 25 lembar, biaya notaris 250 ribu, dll. 

Itu syarat kalau kita masih sendiri ya (single maksudnya), kalau yang sudah bersuami/istri biasanya ada tambahan dokumen lagi. FYI lagi, misalkan lokasi rumah yang lo ambil nggak sesuai domisili/KTP lo tinggal sekarang (misalkan di Bogor tadi), maka lo harus minta lagi surat keterangan kerja atau surat keterangan tinggal dari RT/RW setempat.

Oh iya, ini informasi yang ke-skip sama gue waktu itu, dimana pas lo mau dateng ke akad, lo harus udah buka dan punya rekening bank pengajuan kreditnya (gue di Bank BTN). Sebaiknya lo buka rekening setelah pengajuan kreditnya di-acc sama bank, bukan dadakan setelah diinfokan dipanggil buat akad kredit. 

Gunanya rekening bank itu selain emang buat pemotongan auto-debit setiap bulannya nanti, tapi juga buat pemotongan auto-debit biaya akadnya. Jadi biaya akad kreditnya nggak ditransfer atau dikasih cash pas akad kredit, tapi dimasukkan ke dalam rekening kita sendiri dan akan dilakukan pemotongan otomatis oleh pihak bank yang bersangkutan. 

Lamanya proses akad kredit ini nggak bisa dipastiin, ada yang sebentar dan ada yang lama, paling sebentar sekitar 1-2 jam dan paling lama bisa sampai 3-4 jam. Saran gue dateng tepat waktu ke bank, karena yang akad kredit nggak cuma lo aja, biasanya dibarengin sekitar 10-15 orang (tergantung banyaknya peminat perumahan yang lo ambil). 

Jangan lupa siapin pulpen sendiri, karena lo bakalan menandatangani sekitar 50 kali di atas materai/non-materai dan melakukan paraf sekitar 100 kali di atas dokumen-dokumen yang ada (senam jariii, pegel dah lau tu! wkwkwk). Setelah semuanya ditandatangani, lo bakalan dapet 2 lembar dokumen (surat pengambilan/serah terima kunci dan SP3K dari bank). Dan selamaaaat rumah itu resmi jadi milik lo setelah lo melakukan akad kredit! Tinggal nunggu proses pembangunannya aja yang biasanya berlangsung dan kelar sekitar 6-12 bulan. Aheyyyy!!

Catetan:
  • Hati-hati sama marketing nakal, yang biasanya “mata duitan” minta ini minta itu. Tapi kalaupun mereka baik, jangan sungkan ngasih uang tip di akhir proses KPR-nya (setelah akad kredit). Besaranya biasanya sekitar 500 ribuan, itu udah cukup kok.
  • Setelah akad kredit kita nggak berhubungan/komunikasi lagi dengan si marketingnya, kita bakalan dialihkan dengan orang yang berbeda (dari developer) buat memantau perkembangan pembangunan rumah kita.
  • Setelah akad kredit, bulan depan berikutnya lo udah harus mulai melakukan cicilan KPR-nya.
Gue emang udah lama ngebayangin punya rumah sendiri walaupun belum nikah, follow akun-akun interior rumah di Instagram, scrolling timeline yang semakin lama tambah semakin pengen, sampai pada akhirnya gue nekat nyari pinjeman uang buat bayar DP. 

Alhamdulillah terealisasilah hal itu dan setiap bulannya selain gue harus bayar cicilan KPR-nya, gue juga punya kewajiban bayar cicilan hutang DP tadi, ya walaupun nyesek/mepet dari gaji tapi nggak apa-apa demi rumah idaman (cieelaaah!). Kebetulan rumah yang bakalan gue tinggalin masih tanah, pembangunannya sekitar 6-12 bulan, prediksi sekitar pertengahan tahun depan (2018) kelar (Amin). 

Pertanyaannya? Terus lo nggak bisa jalan-jalan lagi dong ki? Ahahaha… Insyaallah gue masih bisa jalan-jalan dengan bijak mengatur pengeluaran setiap bulannya. Btw, selamat mencari rumah guys!


Alhamdulillah!
sumber: http://rumahdijual.com/

**
kalau ada yang mau nanya-nanya, monggo silahkan contact gue aja, dengan senang hati gue akan membantu menjawab dari apa yang gue tau. Suwun!

Comments