Hijau dan Damainya Desa Adat Panglipuran. Yuk, Mampir Kesini!

desa adat panglipuran
Desa Adat Panglipuran
"Seandainya bisa hidup dan tinggal di sini; damai, nyaman, tentram",

Itulah yang terbesit di pikiran, ketika pertama kali berkunjung ke Desa Adat Panglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini mungkin menjadi sebuah desa yang diidam-idamkan banyak orang karena desanya sangat bersih, rapi, dan asri.

Semuanya tertata dengan apik. Apalagi lokasinya berada di dataran tinggi yang semakin menambah kenyamanan desa ini karena suhu udara yang cukup sejuk dan dingin, duh duh!

Berkunjung ke Desa Adat Panglipuran saat weekday sangatlah menyenangkan karena nggak banyak orang dan wisatawan lainnya yang datang, hanya ada beberapa pengunjung saja di sini saat itu, yang membuatnya semakin menambah suasana tenang dan damai.

Sejajar dan rapinya barisan rumah di sana yang membuat Desa Adat Panglipuran ini menjadi lebih menarik. Penduduknya pun sangatlah ramah ketika ada wisatawan yang datang, mereka nggak segan untuk sekedar memberikan senyuman kepada siapa pun yang lewat di depannya.

Lalu, kita juga bisa masuk dan mampir ke dalam di setiap rumah di Desa Adat Panglipuran ini. Banyak dari mereka yang berwirausaha menjual berbagai macam makanan, minuman, dan juga souvenir pernak-pernik khas Bali yang bisa dibeli dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

desa panglipuran
coba lihat, ada sampah yang berserakan?
desa panglipuran bali
mereka hidup dengan damai disini
desa panglipuran bangli
asrinya desa ini!
panglipuran
salah satu warga yang berjualan
wisata desa adat bali
petunjuk arah
pura desa adat panglipuran
salah satu pura di Desa Adat Panglipuran
Teruslah berjalan mengelilingi area Desa Adat Panglipuran, sampai bertemu dengan sebuah Pura besar di ujung jalan. Pura tersebut masih digunakan untuk beribadah umat Hindu di sini. Namun memang seperti Pura-Pura lainnya di Bali, nggak bisa sembarang orang bisa masuk ke dalam. Kita sebagai pengunjung hanya bisa melihat dan berfoto di depan gerbangnya saja.

Nah, lanjut menuju jalan kecil yang ada di sebelah Pura ini maka akan tiba di Hutan Bambu. Pertama kali melihat papan petunjuk bertuliskan Bamboo Forest, gue agak sedikit kurang tertarik. Ya karena memang itu adalah hutan bambu, sama seperti kebanyakan hutan bambu yang ada di tempat lainnya (mungkin).

Tapi ternyata ketika sudah sampai di area hutan bambu tersebut, kata "wah" tiba-tiba terucap dari mulut. Ini hutan bambu yang beneran buaaanyaaak banget bambunya (iyalah ki!) dan ukurannya raksasa semua.

Sampai-sampai bambu-bambu yang berukuran panjang di sisi jalan di sini, membentuk sebuah terowongan raksasa, unik banget.

Kemudian, saat gue berjalan kembali ke arah parkir motor, kebetulan di sebuah sudut jalan sedang ada orang yang beribadah. Warga sekitar menjelaskan ketika gue bertanya, bahwa itu adalah upacara pembersihan diri untuk keluarga. Jadi yang berada di sana untuk beribadah adalah satu keluarga besar.

hutan bambu bali
hutan bambunya!
 upacara adat bali
upacara adat
upacara keluarga di bali
mereka semua satu keluarga
upacara adat desa panglipuran
indahnya melihat aktivitas ibadah di sini

Untuk bisa berkeliling Desa Adat Panglipuran kita akan dikenakan biaya tiket retribusi masuk sebesar Rp15.000 Rupiah per orang.

Jadi jika pergi ke Bali, Desa Adat Panglipuran bisa menjadi destinasi alternatif selain pantai, gunung, ataupun air terjun. Menikmati damainya sebuah desa dan melihat aktivitas warganya, menjadi pengalaman berbeda yang tak terlupakan.

Comments