Hari Rabu, 17 April 2019, setelah melakukan ritual 5 tahunan yaitu pencoblosan calon presiden RI periode 2019-2024, siang harinya gue memutuskan pergi ke salah satu museum yang berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur, yaitu Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang masih satu area dengan Lubang Buaya dan Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI).
Lokasi tepatnya berada di Jalan Raya Pondok Gede. Kalau datang dari arah Pondok Gede Plaza, belok kiri yang ke arah TMII, sekitar 500 meter di kiri jalan ada pintu masuk dengan gerbang yang besar. Jam bukanya mulai dari jam 10 pagi sampai 4 sore.
Tiket Masuk yang Lumayan Mahal Untuk Sebuah Museum
Waktu itu gue datang berdua pakai mobil dan dikenakan biaya Rp25.000. Lumayan pricey untuk masuk ke sebuah museum, maka dari itu gue penasaran dan gue rinci nih apa aja biaya masing-masingnya.
Jadi, tiket masuk museum per orangnya hanya Rp2.500 dan kendaraan roda empat dikenakan Rp5.000. Lantas apa yang membuat harga tiket masuknya melambung tinggi, karena kalau berdua pakai mobil aja totalnya masih Rp10.000.
Ternyata, selisih Rp15.000-nya adalah biaya buku panduan museum dan stiker yang menurut gue terlalu memaksakan untuk di-bundling dengan tiket masuknya. Hmm...
|
kalau nggak laku buku panduan sama stikernya, jangan asal main gabung-gabung aja
|
Kelam Sunyi Dingin Museum Pengkhianatan PKI
Berjalan kaki lumayan jauh dari area parkir untuk sampai ke area depan Museum Pengkhianatan PKI. Areanya memang cukup luas, bahkan bangunan museum-nya pun terlihat sangat besar dan megah.
|
arenya luas banget, parkirannya juga (sorry nggak kefoto)
|
|
ini bentuk bangunan luar museumnya, kayak kantor gubernur kan?
|
|
berbagai koleksi kendaraan para jenderal dan pasukannya
|
Museum ini dibangun dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1992 oleh Presiden Soeharto. Sebelum masuk ke dalam museum, harus diingat dulu kalau museum ini berisi tentang rekam sejarah kekejaman, kekejian, dan penyiksaan sadis rakyat Indonesia dan tokoh nasional oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Suasana gelap, hawa dingin, dan cahaya temaram, ditambah aroma khas bangunan tua langsung menyeruak ketika pertama kali masuk ke dalam bangunannya.
|
ini kelihatan biasa aja, tapi aslinya banyak area yang gelap
|
|
sepi, sunyi, dingin di sini
|
|
salah satu diorama di Museum Pengkhianatan PKI |
|
salah satu diorama yang sadis
|
|
keren dioramanya, mirip aslinya
|
|
sejumlah senjata yang digunakan untuk membunuh
|
|
kepala buntung!!! sebenernya ada satu diorama perempuan seukuran manusia berambut panjang membelakangi pengunjung yang menggendong bayi dengan darah yang berlumuran di baju warna putih, saking takutnya gue gak berani foto.
|
Entah kenapa bentuk bangunan luar yang bagus tidak sampai ke bagian dalam bangunan museum yang terkesan tidak diperhatikan. Banyak lampu di sudut ruangan yang mati dan di sejumlah diorama di sini yang bercerita tentang berbagai macam penyiksaan sampai pembunuhan.
Bau Anyir Menyengat di Seluruh Ruangan
Adrenalin meningkat dan rasa deg-deg-ser terus dipacu selama berada di dalam Museum Pengkhianatan PKI ini sampai pada puncaknya ketika berada di sebuah ruangan yang bertuliskan “Ruang Pakaian dan Bekas Darah”. Whaaatt!!
|
lorong untuk sampai ke depan papan ini aja udah serem suasananya |
|
takut tapi penasaran
|
Tapi, sebelum sampai ke ruangan 'bekas darah' itu juga spesial rasa mencekamnya karena lokasinya ada di paling belakang bangunan besar Museum Pengkhianatan PKI ini. Ditambah siang hari itu sepi banget suasananya dan sempet kaget banget ketika tiba-tiba ada pintu di ujung lorong yang mendadak terbuka padahal ternyata itu adalah salah satu petugas museum yang keluar. Ah elah Pak!
Ketika sampai dan masuk pertama kali ke dalam 'ruang bekas darah' di Museum Pengkhianatan PKI ini gue langsung reflek tutup hidung! Beuuh, aroma ruangannya bener-bener beda dari ruangan yang lain di sini.
|
radio jadul yang udah rusak, semakin menambah suasana horror di sini
|
|
itu boneka kecilnya serem, sumpah!
|
|
ada sebagian pakaian yang bersih dari darah, tapi ada banyak yang rusak dan berlumuran darah, contohnya pakaian paling kanan
|
|
ini pakaian dengan bercak dan bekas darah paling banyak di sini |
Bau anyir darah yang mengering bener-bener bikin mual kalau yang nggak kuat nyium. Lagi-lagi masih dengan hawa dingin lembap yang bikin suasana semakin mencekam ketika melihat-lihat berbagai bekas pakaian para tokoh nasional yang dibunuh PKI yang masih ada bekas dan bercak darahnya.
Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Sakti
Setelah selesai memutari dan mengelilingi Museum Pengkhianatan PKI, kita bisa lanjut berjalan kaki lagi menuju area Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Sakti yang berada di seberangnya.
Menurut gue, di area Lubang Buaya ini justru nggak serem dari bayangan atau ekspektasi ketika akan pergi ke sini. Suasana di sekitar ‘lubang’ malah terasa adem dan nyaman berkat hijau dan rindangnya pepohonan.
|
tenaaaang.... ademmm sejauh mata memandang
|
|
bye...bye..museum serem!
|
|
ngadeeem dulu di sini....
|
Nggak jauh dari sumur sempit yang digunakan PKI untuk membuang jasad dari 6 tokoh nasional Indonesia ini terdapat sebuah rumah yang berisi diorama besar seukuran manusia asli. Patung-patung lilin orang PKI yang digambarkan ketika menyiksa jenderal-jenderal Indonesia. Seremnya di sini!
|
bayangkan 6 jasad jenderal dibuang PKI di lubang sesempit ini. so cruel! |
|
nah... dari kejauhan mulai ada yang gak beres lagi nih di bangunan ini..
|
|
serem-serem dioramanya... huwaaa.. itu cewek di sebelah kiri duhhhh...
|
|
sereeem banget asli, sumpah! kalo malem ada isinya gak sih ini..
|
Masih di area yang sama, terdapat Monumen Pancasila Sakti yang terlihat sangat megah dengan relief keren pada dindingnya. Relief di dinding ini menggambarkan para anggota PKI yang menyiksa pahlawan nasional dengan menggunakan arit. Kejam!
|
ini yang jadi spot foto favorit pengunjung |
|
oh iya, ada peraturan kalau di sini jangan berlaku atau bertingkah berlebihan, karena kita harus menghormati mereka yang telah tiada memperjuangkan bangsa Indonesia
|
|
pos komando yang bentuk bangunan dan isinya nyaman banget ternyata
|
|
sampai membayangkan punya rumah kayak gini di kampung asyik juga...
|
|
ngeteh sambil makan singkong rebus pagi hari di teras, imajinasiku melambung tinggi di sini
|
|
itu bangunan dapur umum dari kejauhan
|
Selain itu, tidak jauh dari Monumen Pancasila Sakti, ada dua bangunan yang dibuat untuk menggambarkan seperti apa bentuk pos komando dari pasukan G.30.S/PKI dan dapur umum yang digunakan pada saat merencanakan pembunuhan para pahlawan revolusi Indonesia.
Kesimpulannya
Diorama yang ada di dalam Museum Pengkhianatan PKI dan di Lubang Buaya ini menurut gue terlalu sadis untuk disajikan kepada anak-anak yang sedang belajar di sekolah dasar. Pelajaran sejarah memang bisa diambil dan dipelajari, tetapi banyak diorama yang terlalu brutal dan sadis untuk diperlihatkan.
Satu lagi saran dari gue kalau mau ke sini, mending datang pas hari libur sekolah atau weekend kalau mau suasananya ramai sehingga jauh dari rasa mencekam dan creepy. Tapi kalau suka suasana sepi dan suka menantang diri, hari biasa menjadi waktu yang tepat, hehe…
Selamat berkunjung!
Comments
Post a Comment