Menyusuri Kawasan Wisata Marunda, dari Rumah Si Pitung sampai Masjid Tertua di Jakarta
Seperti yang sudah banyak diketahui kalau wilayah Jakarta Utara terkenal dengan suasananya yang gersang, semrawut, dan banyak kontainer yang lalu lalang di sini, itu semua bener, hehe…
Tapi jangan salah, kalau Jakarta Utara juga punya banyak museum dan wisata sejarah yang cukup menarik dikunjungi, salah satunya Kawasan Wisata Marunda.
Tapi jangan salah, kalau Jakarta Utara juga punya banyak museum dan wisata sejarah yang cukup menarik dikunjungi, salah satunya Kawasan Wisata Marunda.
Rute Terbaik Tanpa Macet Menuju Marunda
Kawasan Wisata Maruda adalah paket lengkap murah meriah untuk dikunjungi bersama pasangan atau keluarga.
Kampung Marunda Pulo terletak di Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, Marunda. Bisa di akses dari beberapa rute:
Kawasan Wisata Maruda adalah paket lengkap murah meriah untuk dikunjungi bersama pasangan atau keluarga.
Kampung Marunda Pulo terletak di Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, Marunda. Bisa di akses dari beberapa rute:
- Lewat tol lingkar luar (JORR), exit di Semper Barat-Marunda-Cilincing, nanti lanjut berkendara lewat Jl. Akses Marunda sampai Jl. Marunda Makmur. Tapi butuh mental ekstra lewat sini karena selain bertemu kontainer-kontainer raksasa, muacetnya luar biasa bikin kesel
- (Alternatif) lewat tol lingkar luar (JORR), exit di Semper Barat-Marunda-Cilincing, lewatnya Jl. Raya Cilincing dan lanjut masuk ke Marunda Industrial Park, belok ke Jl. Semarang, baru ketemu Jl. Marunda Makmur. Lewat sini nggak macet sebenernya, tapi dengan konsekuensi jalan kawasan industri yang rusaknya lumayan parah. Kalau sayang sama motor/mobil, sebaiknya jangan, hehe..
- Pilihan ketiga adalah dengan menyusuri BKT (Banjir Kanal Timur) dari arah Pondok Bambu, Cakung, atau Ujung Menteng. Pilihan rute ketiga menurut gue jauh lebih nyaman kalau nggak mau macet-macetan di Cilincing. Jalan dua arah di pinggir kanalnya terbilang sempit, jadi kalau nyetir jangan ugal-ugalan ya.
Setelah sampai di Jl. Marunda Makmur, siap-siap belok kalau udah lihat papan petunjuk dengan tulisan “Rumah Si Pitung”. Masuk aja sampai melihat bangunan STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran), ikuti aja jalannya sampai bertemu jembatan yang hanya bisa dilalui motor.
ini jalan ke Rumah Si Pitung, yang naik mobil gak bisa masuk ke dalem ya |
kalau yang pakai motor, bisa parkir di depan Rumah Si Pitung-nya |
sepanjang jalan ke Rumah Si Pitung banyak yang jual seafood |
Buat yang naik motor, terus aja masuk ke jalan kecil itu sampai dalam dan melihat bangunan cagar budaya Rumah Si Pitung di sana.
Buat yang naik mobil, area parkirnya ada di sisi sebelah kanan sebelum jembatan. Biaya parkirnya lumayan mahal nih, Rp15.000.
Rumah Si Pitung
Pitung adalah jagoan dari Betawi (tepatnya dari Rawa Belong) yang dulu berhasil mengalahkan Belanda saat memasuki Batavia. Salah satu peninggalannya adalah Rumah Si Pitung ini yang berada di Kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Menurut cerita, awalnya rumah ini punya saudagar kaya raya namanya H.Syaifuddin yang pernah dirampok Si Pitung di tahun 1883, kemudian dibeli Pemda DKI tahun 1972 untuk dijadikan cagar budaya.
Sudah ditata rapi, kita sebagai pengunjung juga harus menjaga kebersihannya ya gaes.. |
Ada apa Ki di dalemnya? Isinya ada replika benda-benda yang dipakai saat Pitung masih tinggal di rumah ini. Bagi yang suka sama sejarah, Rumah Si Pitung sangat menarik untuk nostalgia.
Oh ya, waktu gue ke sini lagi ada pentas Lenong Betawi. Menurut salah satu pedagang kue rangi yang gue tanya, setiap weekend di sini ada pentas khas Betawi, selain lenong, ada marawis, pentas tari, dan lainnya.
Baca Juga: Jangan Ngaku Gaul Kalau Belum Nongkrong Di 4 Tempat Makan Hits Di Jakarta Ini. Yuk Cek!
Tiket masuk ke Rumah Si Pitung ini murah meriah, cuma Rp5.000 aja. Jangan lupa mampir jajan kue rangi atau bir pletoknya. Mantap!
Masjid Al-Alam
Masih berada di kawasan Marunda, hanya perlu berjalan kaki sekitar 700 sampai 900-meter aja untuk menuju ke masjid paling tua di Ibukota Jakarta, Masjid Al-Alam namanya. Masjid ini dibangun 1527 Masehi atau pada abad ke-18. Ajegile!
Oh iya, ada dua versi asal usul dari Masjid Al-Alam Marunda ini, versi pertama mengatakan kalau masjid ini dibangun oleh Walisongo dalam waktu satu malam saja. Sedangkan versi kedua katanya dibangun oleh Fatahillah saat Belanda berlabuh di Batavia.
Masjid Al-Alam
Masih berada di kawasan Marunda, hanya perlu berjalan kaki sekitar 700 sampai 900-meter aja untuk menuju ke masjid paling tua di Ibukota Jakarta, Masjid Al-Alam namanya. Masjid ini dibangun 1527 Masehi atau pada abad ke-18. Ajegile!
Oh iya, ada dua versi asal usul dari Masjid Al-Alam Marunda ini, versi pertama mengatakan kalau masjid ini dibangun oleh Walisongo dalam waktu satu malam saja. Sedangkan versi kedua katanya dibangun oleh Fatahillah saat Belanda berlabuh di Batavia.
Arsitektur Masjid Al-Alam bentuknya mirip Masjid Demak versi mini, ala ala Joglo gitu. Kesan jadul semakin terasa ketika kita sudah masuk ke dalam masjidnya yang bikin waw banget.
Unsur modern di dalam masjid ini hanya jam digitalnya saja, selebihnya terasa jadul. Plafon dengan tinggi hanya 2-meter yang membuat masjid ini terasa lebih sempit dari masjid kebanyakan.
Unsur modern di dalam masjid ini hanya jam digitalnya saja, selebihnya terasa jadul. Plafon dengan tinggi hanya 2-meter yang membuat masjid ini terasa lebih sempit dari masjid kebanyakan.
Masjid Al-Alam yang saat ini sudah ditetapkan statusnya sebagai cagar budaya sering disebut Masjid Si Pitung, karena dahulu Pitung pernah bersembunyi di masjid ini saat dikejar oleh tentara Belanda.
Oh iya, Masjid Al-Alam masih banyak dikunjungi rutin oleh peziarah untuk istighosah di malam Jum’at lho.
Pantai Marunda
Udah sampai sini, masa iya nggak mampir sekalian ke Pantai Marunda? Hehe.. Iya, dari Masjid Al-Alam cuma selemparan batu aja buat sampai ke area Pantai Marunda.
Oh iya, Masjid Al-Alam masih banyak dikunjungi rutin oleh peziarah untuk istighosah di malam Jum’at lho.
Pantai Marunda
Udah sampai sini, masa iya nggak mampir sekalian ke Pantai Marunda? Hehe.. Iya, dari Masjid Al-Alam cuma selemparan batu aja buat sampai ke area Pantai Marunda.
dari kejauhan itu Rusun Marunda hasil kerja Ahok |
agak sepi sih weekend, tapi banyak yang jual seafood |
mayan seger-seger liat pantai |
Pantai Marunda yang sempat hits di tahun 70-an sewaktu belum ada Ancol ini masih tetap ada pengunjungnya yang datang di hari Minggu. Terlihat juga ada warung-warung makan penjual seafood yang juga sedang mempersiapkan bara apinya untuk membakar ikan dan hasil laut lainnya.
Kesimpulannya
Kawasan Wisata Marunda bisa gue rekomendasikan bagi kalian yang ingin berwisata akhir pekan murah meriah di sekitar Kota Jakarta. Pengalaman yang berbeda akan kalian rasakan di sini. Happy weekend!
Comments
Post a Comment