Mendinginkan Pikiran dengan Es Kopi Kampung Kakolait, The Breeze
Siang hari
setelah solat Jum’at, udara panas membuat gue ingin membeli sesuatu yang
dingin, duh enak banget kan ya, mampirlah ke kedai minuman bernama Kakolait di
The Breeze. Kalau nggak salah udah sekitar tiga bulan Kakolait ini buka di The
Breeze, tapi baru kali gue mampir mencobanya.
Lokasinya ada di dalam area The Breeze BSD, persis di seberang restoran Pojok Nasi Goang atau dekat pintu masuk utama. Kakolait di sini merupakan cabang kedua, yang pertama ada di Gading Serpong. Bedanya, di sini mereka hanya membuka kedai kecil aja, difokuskan untuk konsumen yang take away.
Sedangkan Kakolait di Gading Serpong adalah berupa kafe yang punya area cukup besar dan bisa dijadikan tempat hangout. Emang pernah ki yang ke Gading Serpong? Belum… makannya gue coba yang di sini dulu, kalau cocok baru ke sana, hehe..
Terpesanlah Ice Chocolate dan Es
Kopi Kampung. Ice Chocolate adalah signature dari
Kakolait, sedangkan Es Kopi Kampung adalah menu baru yang tercipta atas
permintaan para pelanggan yang menginginkan kopi dalam minuman cokelat, kata si
mbak penjualnya lo.
Sebelum gue cerita rasanya, ada yang membuat keduanya terasa begitu
kontras, yaitu harga. Iya gimana nggak, Ice Chocolate dijual
Rp38.000 sedangkan Es Kopi Kampung hanya Rp18.000, selisihnya jauh kan? Apa
iya kasta cokelat itu lebih tinggi daripada kopi? Hmm….
menunya juga cuma ini, nggak banyak tapi menarik semua |
ada brownies dan banana cake |
mau lihat bentuk minumannya? tenang, ada poster gambarnya |
Sekarang gimana rasanya ki? Enak semua. Untuk yang Ice Chocolate saran gue ketika akan meminumnya, sebaiknya aduk sampai rata dulu, karena kalau langsung meminumnya, rasa cokelatnya “terkesan mengecewakan”, rasanya langsung mengingatkan cokelat-cokelat bubuk pasaran.
Tapiiii, setelah mengaduknya sampai Ice Chocolate-nya benar-benar kental, rasanya jadi luar biasa enak. Sepertinya ada campuran creamer dan caramel di dasar cup-nya. Ketika diminum tanpa diaduk dulu, keduanya nggak akan bercampur jadi kesatuan rasa yang enak. Boleh boleh!
Tapiiii, setelah mengaduknya sampai Ice Chocolate-nya benar-benar kental, rasanya jadi luar biasa enak. Sepertinya ada campuran creamer dan caramel di dasar cup-nya. Ketika diminum tanpa diaduk dulu, keduanya nggak akan bercampur jadi kesatuan rasa yang enak. Boleh boleh!
Sedangkan untuk
Es Kopi Kampung, rasanya juga enak. Pas pertama kali sampai di lidah, wajah
langsung mengguratkan ekspresi kaget. Rasa kopinya kuat banget, tapi masih
lembut karena ada campuran susu dan cokelat di dalamnya. Semua terasa pas, nggak
kepahitan dan nggak kemanisan juga.
Gue nggak tau berapa persen kadar kopi di Es Kopi Kampung-nya ini, mungkin
sekitar 60% kopi, 20% krimer, 10% gula, 10% cokelat ya. Seperti yang gue
bilang, manisnya pas, nggak bikin sakit tenggorokan, walaupun cokelatnya
munculnya samar-samar. Tapi so far bolehlah ini, apalagi
mengingat harganya yang ramah kantong, ya kan?
Jadi, juaranya
adalah Es Kopi Kampungnya, diluar dari harga murahnya, rasanya pun enak. Ice
Chocolate juga enak bagi kalian yang benar-benar suka cokelat.
Oh
iya, tapi sayangnya mereka nggak membuat cup khusus berlabel Kakolait
untuk take away, jadi hanya cup transparan
biasa, terasa seperti membeli minuman dari kantin. Hehe..
Ice
Chocolate : Rp38.000 (8/10)
Es Kopi
Kampung : Rp18.000 (9/10)
Comments
Post a Comment