Kuliner Jogja yang Harus Lo Cobain [Versi Gue]
Ngomongin Jogja emang nggak ada habisnya, begitu juga dengan
kulinernya. Gue yang kuliah dan hidup merantau di sana selama kurang lebih 4
tahun rasanya masih kangen terus sama Jogja. Nah buat yang mau jalan-jalan
ke Jogja, gue punya rekomendasi kulineran nih yang anti-mainstream dari
kebanyakan rekomendasi kuliner-kuliner lainnya.
1. Gudeg Permata
Gudeg itu ada dua jenis bagi yang belum tahu, gudeg basah dan
gudeg kering. Kebanyakan dari wisatawan lebih banyak mencoba gudeg kering
(biasanya rekomendasinya adalah Gudeg Yu Djum). Menurut gue Gudeg Yu Djum
memang juaranya gudeg kering, tapi beberapa lidah, ada yang suka gudeg basah. Maka dari itu gue merekomendasikan Gudeg Permata sebagai gudeg basah
terbaik di Jogja.
Gudeg Permata ada di Jalan Gadjah Mada, Pakualaman. Lapak
dagangnya berada persis di sisi barat Bioskop Permata. Gue kurang tahu pasti
bukanya jam berapa, biasanya jam 8 – jam 9 malam mereka baru beres-beres
menyiapkan segala macam halnya.
Jangan salah, banyak pembeli yang rela menunggu dan ngantri
sebelum lapak gudeg itu sendiri dibuka. Tutupnya sekitar jam 2 pagi, tapi kalau
jam 12 sudah habis, mereka akan menutup lapaknya lebih gasik.
Untuk rasa gudegnya khas banget, berbeda dengan gudeg-gudeg
basah lainnya, manisnya pas dan kreceknya nggak prengus. Saran gue, pesen pakai ayam, tapi
jangan kaget kalau ukuran ayamnya besar banget. Daging ayamnya sekali colek
langsung lepas dan empuk!
Minumnya simpel aja pesen teh hangat atau wedang tape, duduk
lesehan tiker di lorong, jangan di kursi, karena suasananya berbeda. Asyiknya lagi, di sini kita bakal
ditemani alunan musik dari musisi jalanan Yogyakarta. Lagu yang paling sering
dinyanyikan adalah Yogyakarta-nya Kla-Project.
2. Pecel Baywatch Mbah
Warno
Kalau mau merasakan rasa pecel kampung sesungguhnya, di
sini tempatnya. Masih jarang wisatawan yang datang ke Jogja tahu tentang pecel
ini. Kebanyakan dari mereka lebih mengenal pecel legenda di kompleks UGM. Tapi
setelah tahu dan mencoba rasa pecel ini, pasti pengen balik lagi walaupun
tempatnya memang jauh.
Lokasinya nggak berada di tengah kota, Pecel Baywatch Mbah
Warno ada di daerah wisata Kasongan, Bantul. Butuh sekitar 30 – 45 menit dari
kota menuju ke sini.
Saat sudah berada di Jalan Bantul dan bertemu lampu merah
perempatan, ada gapura besar bertuliskan Desa Wisata Kasongan. Belok kanan, sampai
melewati banyak rumah yang berjualan kerajinan tanah liat. Jalan terus sampai
bertemu masjid besar di kiri jalan. Nggak jauh dari situ ada pertigaan dan
belok kanan. Rutenya sama persis ke arah ayam goreng Mbah Cemplung, karena lokasinya
sebelahan.
Tapi uniknya, banyak wisatawan yang hanya mengetahui
keberadaan Ayam Goreng Mbah Cemplung, mereka akan kebingungan jika ditanya
lokasi dari Pecel Baywatch. Kenapa banyak yang tidak tahu?
Karena menurut gue sangat kontras antara warung makan Ayam
Goreng Mbah Cemplung dengan Pecel Baywatch Mbah Warno. Ayam
Goreng Mbah Cemplung punya area makan dan area parkir yang sangat luas, bahkan
gue rasa bis pariwisata pun bisa parkir di sana.
Tetapi saat kalian pergi ke Pecel Baywatch, dari
jalan raya tidak terlihat karena sama sekali tidak ada plang papan khusus yang
menunjukkan bahwa ada warung makan. Kalian harus meraba-raba di mana letak warung makan Pecel Baywatch ini.
Hal itu terjadi saat pertama kali gue mencarinya, memutar jalan yang sama
hingga berulang kali sampai pada akhirnya bertemu dengan warga sekitar untuk
ditanyai, yang ternyata daritadi gue udah melewati tempatnya berulang kali.
Pecel Baywatch Mbah Warno berbeda dengan
pecel lainnya, pecelnya punya campuran kembang turi yang sudah jarang ditemui.
Rasa sambel kacangnya pas, nggak terlalu pedas dan nggak terlalu manis.
Mbah Warno nggak hanya menjual pecel aja, ada makanan pendamping lainnya juga enak
dan tidak ada rasa penyeselan setelah kalian mencobanya. Mangut lele, belut
goreng, tahu dan tempe bacem adalah pilihan terbaik yang harus dicoba di sini.
Cita rasanya sungguh-sungguh khas masakan kampung yang sama sekali belum tercampur
rasa modern dari kota.
Ada hal lain yang juga membuat
Pecel Baywatch Mbah Warno ini spesial, apalagi kalau bukan
tempatnya, suasana rumah kampung yang khas. Suasananya mampu menjadi pemanja
saat makan di Pecel Baywatch Mbah Warno.
Aroma dan asap dari pawon yang tercium, membuat gue betah berlama-lama di
rumah Mbah Warno. Satu hal lagi, kalau hanya mau minum air putih aja, bisa
tuang sendiri air-nya itu dari kendi tanah liat di meja. Rasa
air yang menginap di
dalam kendi itu adem, dingin, dengan sedikit aroma khas dari kendinya, nikmat.
Oh ya, gue belum cerita kenapa namanya Pecel Baywatch?
Asal usul penamaan Pecel Baywatch ini tidak lain karena Mbah
Warno yang saat berjualan hanya menggunakan kutang dan kain jarit aja, yang
diibaratkan seperti aktris Pamela Anderson dalam film Baywatch. Hehe..
Itulah yang membuat pecel ini khas dan unik dari pecel-pecel
lainnya yang ada di Jogja. Sekarang Mbah Warno dibantu oleh dua orang juru
masaknya yang ramah dan baik hati melayani setiap tamunya.
Mbah Warno |
3. Jadah Tempe Kaliurang
Ini menjadi salah satu cemilan favorit di Jogja, ya walaupun
gue nggak sering-sering banget makan, tapi ini enak. Bagi yang nggak tahu ini
apa, sebenernya hanyalah tempe atau tahu bacem yang dimakan bareng dengan
Jadah.
Mungkin banyak dari kalian yang juga
nggak tahu apa itu Jadah, jadi Jadah adalah makanan khas Jawa yang terbuat dari
ketan, kalau di Sunda, uli namanya. Biasanya disajikan pagi hari dengan
secangkir teh hangat. Jadah ini bisa di makan langsung, di bakar (seperti di Lembang, Bandung, atau di goreng.
Gue biasanya lebih suka Jadah ini di goreng, teksturnya renyah di luar tapi
lembut di dalam.
Balik lagi ke Jadah Tempe, di mana saat kalian berkunjung ke daerah
wisata Kaliurang tepatnya di objek wisata gardu pandang merapi, kalian akan
menemukan banyak penjual Jadah Tempe di sana, mulai dari nama seperti Mbah
Carik, sampai nama mbah-mbah lainnya. Pada dasarnya semua rasanya sama, cuma karena mungkin
Mbah Carik yang paling pertama berjualan Jadah Tempe di sini, makannya jadi
legenda.
Biasanya si penjual Jadah Tempe udah punya menu paket, kalau mau
beli banyak dan nggak beli satuan. Kisaran Rp15.000 - 20.000-an dan udah
dapet banyak banget sekitar 8 – 10 tahu/tempe beserta Jadah-nya. Apalagi, biasanya mereka sekaligus menjual pendampingnya yaitu wedang ronde
hangat. Ulalaaa.... dinginnya Kaliurang, makan Jadah Tempe, ditambah Wedang
Ronde, maknyus!
4. The House of Raminten
The House of Raminten menjadi tempat paling hits dan harus
kalian datatngi kalau di Jogja. Raminten punya dekorasi unik dan nggak bakal ditemui di
kota mana pun.
Lokasinya ada di Jalan Faridan Muridan Noto No.7, Kota Baru, buka 24 jam penuh tiada henti. Keren
nggak tuh!
Asyiknya ke sini itu di malam hari, karena suasana malam di
Raminten mengasyikkan. Memang agak sedikit creepy karena
penerangannya remang,
nuansa interior Jawa, bau dupa, ditambah dengan tembang gamelan Jawa.
Menu makanan di Raminten bervariasi dan banyak yang dinamakan aneh-aneh. Ada beberapa menu yang
jadi favorit dan hampir selalu gue pesen pas ke sini. Pertama adalah nasi
kucing, kalian bakal kaget dengan tampilannya yang wah tapi harganya murah.
Trus cobain mendoan-nya, rasanya enak, cocok banget buat
ngemil. Gue juga pernah coba bain makanan yang lebih berat, seperti bubur ayam,
kupat tahu, soto ayam, bakso dengan ukuran super besar.
Hampir semua menu dessert di sini juga
pernah gue coba, tapi nggak mungkin gue review dan jelasin
satu-satu. Gue sebut yang harus dicoba, yaitu es krim bakarnya dengan porsi yang mengenyangkan. Isinya dua lembar roti tawar,
ditambah pisang goreng dan ceres cokelat di tengahnya, ditambah
lagi es krim ber-scoop2 banyaknya.
Dulu pernah ada menu ekstrem di sini, tapi sekarang hilang.
Namanya Jangkrik Goreng, hah? Gue jadi salah satu orang yang beruntung bisa
mencobba salah
satu menu ekstrem ini di Raminten. Ini beneran jangkrik yang digoreng dengan
bumbu keju.
Pertama agak kaget sama bentuknya, karena jangkriknya gede-gede
banget. Gue berekspektasi berlebih jangan sampai melted in my mouth itu
isi jangkrik. Tapi ternyata nggak, jangkriknya digoreng kering. Teksturnya
mirip udang atau ikan wader kecil.
Kalau minumannya ada dua pilihan terbaik yaitu Wedang
Sereh dan Es Carica. Penyajian wedang serehnya nggak biasa, karena menggunakan
gelas yang tingginya mungkin sekitar 50cm. Satu lagi adalah Es Carica-nya. Enak
bro! Tau buah carica kan? (buah asli khas Dieng, semacam buah pepaya
mini).
5. Mie Ayam Tumini
Sedikit butuh perjuangan ke sini dari kota, tapi nggak sejauh
ke Pecel Baywatch.
Lokasinya ada di Jalan Imogiri Timur, kalau dari arah kota
persis sebelum pintu masuk Terminal Giwangan. Warungnya juga biasa aja,
bukan warung makan yang udah di renovasi seperti banyak tempat makan kalau udah terkenal.
Bukanya jam 8 pagi.
Gue kaget pas pesenan mi ayam cekernya
datang diantar ke meja.
Mana mi-nyaaa!!!! Gileee porsinya gede banget dan mi-nya ternyata tertutup oleh olahan ayam yang banyaknya nggak
karuan.
Rasanya beneran enak. Ukuran cekernya
gede-gede dan empuk. Olahan ayam-nya nggak pelit. Potongan daging ayamnya tebel-tebel.
Walaupun memang bingung, ngapain jauh-jauh ke Jogja hanya untuk makan mi ayam doang, di mana-mana juga ada kali. Biarkanlah
mereka berbicara apa, tapi jangan kaget ya kalau kalian sudah mencoba dan ketagihan.
6. Bakpia 25/75 atau Bakpia
Kurniasari
Terakhir, ini buat kalian pada yang mau bawa buah tangan dari Jogja.
Sebenernya ada banyak yang bisa dibawa pulang jadi oleh-oleh dari makanan khas
Jogja. Mulai dari gudeg kering, yangko, geplak, sampai bakpia yang terkenal
itu. Nah ngomongin masalah bakpia, paling banyak yang bingung nih bakpia mana
yang paling enak di Jogja. Karena emang jujur di Jogja yang memproduksi bakpia
sekarang banyak banget dan dengan label merek penomoran (Bakpia 125, Bakpia 33,
dll).
Nggak cuma satu atau dua orang yang menanyakan ke gue, bakpia nomer berapa yang paling enak
di Jogja. Jawabannya adalah bakpia 25 atau 75. Kenapa ada dua jawaban?
Bakpia legenda di Jogja adalah bakpia 25, lokasi jualnya ada di Jalan AIP 2 KS.Tubun, Pathok.
Kalau dari jalan raya, kalian harus masuk dulu ke gang kecil sampai melihat rumah dengan parkiran yang lumayan
luas.Tempat jualnya sekaligus pabrik di mana kalau lagi produksi, kita bisa lihat langsung cara
pembuatan bakpianya.
Kalau bakpia 75, lokasinya ada di seberang gang dari
jalan yang menuju ke
bakpia 25 tadi. Rasa kedua bakpia ini 11-12, karena yang punya adek kakak.
Kenapa penamaannya pakai nomer? Denger-denger katanya dulu ketika
belum ada blok-blok
penomoran rumah yang dibuat pemerintah, mereka punya penomoran blok rumah
sendiri yaitu nomor 25 dan di seberang adalah nomor 75. Begitu sih katanya.
Trus kok nyebutin Bakpia Kurniasari Ki? Ya, bakpia
ini adalah bakpia yang
baru booming di sekitar tahun 2010. Lokasinya ada di
jalan ringroad utara yang mengarah ke Monjali, ada di ruko
sederetan sama Ahmad Dhani Masterpiece Karaoke. Bakpia Kurniasari nggak bisa dibandingkan
dengan bakpia legendaris Jogja sebenernya, karena punya rasa
dan tekstur berbeda.
Bakpia 25/75 punya tekstur lebih kering, lapisan kulitnya
lebih tebel, dan bentuknya cenderung membulat. Kalau Bakpia Kurniasari teksturnya
basah, lapisan kulitnya lebih tipis karena mereka menjual isi bakpia yang banyak, bentuknya lebih
gepeng/pipih daripada bakpia legendaris Jogja.
Tapi, so far keduanya boleh kalian beli,
bawa pulang buat oleh-oleh, dan dicoba di rumah. Sama-sama enak dan
sama-sama recommended menurut gue.
Selamat Kulineran!
Pict Source:
1. Gudeg Permata: http://jalan2men.com/wordpress/wp-content/uploads/2016/02/Gudeg-Permata.jpg
2. Pecel Baywatch: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaIKEEXxiiwj1LxqVXDKM3QeH9duxsW_0w8FZNyjN_dw0y9P5uSS2tWRm5y4aY47mqXIBKVRKyPIhMgi4HqofNaA9zYK8QjVkPDfa55Dgs7EQN02a0tHwHp8LAJAq3qzMeDfDoSNT2NF8/s640/IMG_0648.JPG
http://santapjogja.com/wp-content/uploads/2014/07/Pecel-Baywatch-1.jpg
3. Jadah Tempe: punya sendiri. hehe..
4. House of Raminten: https://latitudes.nu/wp-content/uploads/2011/09/1.jpg
5. Mie Ayam Tumini: http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mie-ayam-tumini_20151127_194904.jpg
6. Bakpia: https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2015/6/23/234206/234206_f8194dba-ce2b-414a-b2db-ece2b5d64e7e.jpg
http://assets.kompas.com/data/photo/2015/04/13/1745208bakpia-1780x390.jpg
Comments
Post a Comment