[MALANG Hari Kedua] Jauhnya Perjalanan Menuju Pantai Bajul Mati dan Coban Pelangi

 Malang Hari ke-2 (3 Januari 2015)
Pantai Bajul Mati - Coban Pelangi

Hari kedua diawali dengan basahnya Kota Malang yang subuh hari turun hujan cukup deras, disempurnakan dengan sarapan nasi pecel plus dendeng sapi enak di depan Hotel Santosa.

Sekitar pukul 8 pagi, kami pindah menuju penginapan selanjutnya di daerah kampus Universitas Muhammadiyah Malang, tepatnya di dalam Perumahan Istana Gajayana. Modelnya kali ini adalah guesthouse, jadi jangan kaget ketika bentuknya adalah rumah selayaknya rumah pada umumnya. Kami pun menitipkan tas ke pemilik guesthouse tersebut, karena lagi-lagi memang waktu check-in baru bisa dilakukan sekitar pukul 2 siang.

Kemudian, gue kembali ke arah Kota Malang dan berniat menuju salah satu pantai yang ada di Malang. Jarak tempuh dari Kota Malang sekitar 2 - 3 jam dengan track jalan berliku, melewati hutan-hutan, dan perkampungan warga di sana. Gue awalnya memprediksi jaraknya kurang lebih sama jika dari Jogja menuju pantai di daerah Gunung Kidul. Ternyata salah besar, jaraknya lebih jauh dan selama perjalanan gue merasa mengapa kami nggak sampai-sampai ke daerah pantainya, jauh banget suer deh. Kekecewaan berlanjut ketika sudah tiba di salah satu pantai di Malang ini, namanya Pantai Bajul Mati, hmmm apa ya.... Menurut gue pantainya biasa aja dan masih lebih bagus pantai yang ada di daerah Gunung Kidul Jogja. Pantai Bajul Mati adalah salah satu pantai yang gue kunjungi saat itu dan suasananya yang mungkin tidak jauh berbeda dengan Pantai Parangtritis namun dengan pasir berwarna putih.
sesungguhnya indah, tetapi air lautnya berwarna cokelat susu
mulai ke tengah, air lautnya semakin biru
perbuktian di sekitar Pantai Bajul Mati
Area pantainya menurut gue udah tertata rapi, selain itu ada beberapa warung makan yang buka di sini dan harganya pun nggak dipatok mahal. Namun emang lagi-lagi sangat disayangkan masih banyak wisatawan yang membuang sampahnya sembarangan di sini, padahal udah banyak tempat sampah yang disediakan. 

Gue nggak berlama-lama di Pantai Bajul Mati dan lanjut kembali menuju Kota Malang. Namun, ketika di perjalanan berangkat tadi, gue melihat ada plang petunjuk menuju Coban Pelangi. Nah berhubung hari masih siang saat itu, gue pun mengikuti petunjuk menuju arah Coban Pelangi tersebut. Gue pikir lokasinya nggak terlalu jauh dari jalan raya, namun ternyata sama jauhnya seperti ke Coban Pelangi. Sekitar 20 menit perjalanan jalurnya masih biasa aja dengan dominan perumahan warga dan sawah yang terlihat sangat normal. Baru kemudian setelah 10 menit selanjutnya, jalurnya semakin naik dan menanjak esktrem. Peradaban manusia pun semakin sedikit dan hanya ada beberapa rumah warga aja yang bisa dihitung dengan jari. Kami pun sempat ragu dan memutuskan untuk bertanya kepada warga di sekitar dan menurut warga di sana memang ini adalah jalur yang harus ditempuh. Masih ada sekitar 5 km lagi menurut warga yang kami tanyakan, dimana gue pikir 5 km tidaklah terlalu jauh. Parahnya itu udara benar-benar seketika berubah menjadi dingin tak tertahankan, awan gelap pun semakin menggelayuti langit-langit. Gue pun bergumam sendiri; 

 "woi, ini kita mau ke mana sih? kok semakin antah berantah gini"

Gue melewati padang ilalang yang luas dan nggak ada kehidupan sama sekali di sana. Sejauh mata memandang yang ada hanyalah hutan, hutan, dan hutan. Sampai kemudian di ujung bukit atau gunung ada seperti sebuah kampung atau desa yang kami memang harus sampai ke sana. Whaaaat!! Gue pun semakin cemas tak berujung karena memang sama sekali belum ada tanda-tanda petunjuk dari Coban Pelangi ini berada. Laju motor pun semakin pelan, pelan, dan pelan. Jalanan menanjak pun semakin tinggi nggak karuan dan ditambah suhu yang juga semakin dingin. Jaket tipis yang gue gunakan pun tak mampu menahan dinginnya suhu udara saat itu. Sampai pada akhirnya kami sampai di sebuah perkampungan yang di sana banyak terlihat mobil jeep-jeep besar. Ini jeep-jeep nya seperti yang banyak digunakan di kawasan Gunung Bromo dan juga banyak motor trail yang terparkir di depan rumah-rumahnya.

Pencerahan kedua datang setelah melewati perkampungan tadi dan bertemu dengan penjaga tiket retribusi. Gue agak sedikit kaget ketika melihat karcis retribusinya yang bertuliskan "Kawasan Wisata Bromo dan Semeru", apaaaaah!! Bener kan kata gue, ini jalur alternatif yang digunakan untuk menuju ke Gunung Bromo, makannya nggak heran ketika tadi bertemu dengan banyak mobil jeep dan motor trail.  Jalanan setelah loket karcis retribusi ini semakin ekstrem namun akan dibayar dengan pemandangan di kanan kiri yang luar biasa indahnya. Sayangnya gue nggak sempet berhenti dan mengambil gambar, karena emang kami udah kebingungan setengah mati untuk menuju ke sini. Track-nya pun nggak beraspal seperti sebelumnya, melainkan tanah basah dan becek. Sampai ada satu jalan yang dimana kami harus bergantian dengan motor lain untuk melintasinya, sempit dan kanan kiri itu beneran jurang yang dalem banget, serem!

Kemudian, sampailah di Coban Pelangi, lega rasanya saat tiba di lokasi. Walaupun jaraknya emang sangat jauh dari Kota Malang, ternyata di sini ramai oleh pengunjung. Gue membayar tiket masuk sebesar 6.000 Rupiah dan harus menuruni banyak anak tangga untuk mencapai ke air terjunnya. Terasa melelahkan emang, tapi kalian akan dibayar dengan suguhan pemandangan air terjun yang luar biasa indahnya. 
jembatan kayu menuju Coban Pelangi
bisa naik kuda juga di sini
aliran sungai Coban Pelangi
jalur tracking ke Coban Pelangi. adem banget!

Pas lagi asyik-asyiknya menikmati keindahan air terjun, gue bertanya-tanya dalam hati "kenapa air terjun ini dinamakan Coban Pelangi?". Lalu, jawaban itu tiba-tiba datang secara alami, dimana muncul matahari yang menyinari air terjun dan muncullah Pelangi di sana, kereeeen! Gue bukannya norak atau apa ya nih maap-maap, tapi pemandangan yang gue lihat langsung saat itu benar-benar bikin takjub dan kegirangan. Akhirnya, gue tau mengapa air terjun ini dinamakan Coban Pelangi. Momen indah itu ternyata nggak berlangsung lama, hanya sekitar 5 menian aja dan matahari pun kembali pergi meninggalkan singgasananya.

indah bukan pemandangannya?
can you see the rainbow?
airnya cokelat karena di atas habis hujan deras

Coban Pelangi ini udah dikelola oleh pemerintah dengan baik, terbukti dengan adanya jembatan penyeberangan yang dibangun dengan baik. Lalu, ketika gue kembali ke pos tiket, gue sempet ngobrol dengan salah seorang petugas di sana, yang ternyata dibalik tingginya pegunungan Coban Pelangi ini sudah masuk kawasan Gunung Bromo, tepatnya bukit teletubbies-nya Bromo, aaaah!! Sayang sekali saat itu gue tidak merencanakan untuk pergi ke Bromo, karena budget yang pas-pasan, wkwkwk.

rumah-rumah warga yang saya bilang terlihat dari jauh di atas bukit
jalanan menurun. dingin banget ini!
REVIEW HOTEL:
Nama: Sandubaya Guest House
Reservasi: Pegipegi.com
Harga: Rp 175.000,-/malam (AC), with Breakfast

PENGELUARAN:
Hotel: Rp 175.000
Nasi Pecel + Dendeng Sapi: Rp 20.000
Tiket Masuk Pantai Banjul Mati: Rp 15.000
Mie Ayam + Es Teh: Rp 15.000
Tiket Retribusi Kawasan Wisata Bromo Semeru: Rp 2.500
Tiket Masuk Coban Pelangi: Rp 6.000
Makan Malem: Rp 27.000
TOTAL : Rp 260.500

Comments