[MALANG Hari Pertama] Hujan dan Pelangi di Coban Rondo yang Ngangenin
Malang Hari ke-1 (Jumat,
2 Januari 2015)
Alun-Alun Kota Malang - Coban Rondo
Hari pertama menuju Malang,
dimana gue sebelumnya udah janjian bertemu dengan temen namanya Gilang, doi temen
pas masih kuliah di Jogja dulu dan jam 7 pagi doi nyamperin di hotel dengan
motor kesayangannya. Perjalanan dari Surabaya menuju Malang ditempuh
sekitar 1 - 1.5 jam. Sekitar pukul 10 pagi gue tiba di Kota Malang dengan
kondisi perut memanggil-manggil untuk diisi sarapan. Kemudian, kami pergi ke
arah Stasiun Kota Baru Malang untuk mencoba soto ayam enak di sana. Letaknya
berada nggak jauh dari pintu keluar stasiun dengan bentuk kios yang nggak besar
dan nggak luas.
soto ayam enak di Stasiun Kota Baru Malang |
Setelah perut kenyang, gue pun
menjadi semangat untuk mengeksplor Kota Malang ini. Gue yang sama sekali nggak tau
apapun tentang kota ini akhirnya diajakin muter-muter sama temen dan dijelaskan
semuanya. Pagi itu gue mampir sebentar ke hotel yang akan saya tinggali
selama di Malang, gue menitipkan tas di sana karena memang check-in baru
bisa dilakukan pada sekitar pukul 2 siang.
Kesan Pertama Kota Malang
Suasana kota Malang beneran nyaman dan asyik, banyak bangunan-bangunan tua yang masih dijaga bentuk aslinya. Cuacanya memang nggak dingin-dingin amat, biasa aja malah seperti kebanyakan kota-kota lainnya yang ada di pulau Jawa. Oh iya, di Malang seperti di Jogja rasanya, sering banget bertemu dengan banyak mahasiswa-mahasiswi karena emang banyak kampus juga.
Suasana kota Malang beneran nyaman dan asyik, banyak bangunan-bangunan tua yang masih dijaga bentuk aslinya. Cuacanya memang nggak dingin-dingin amat, biasa aja malah seperti kebanyakan kota-kota lainnya yang ada di pulau Jawa. Oh iya, di Malang seperti di Jogja rasanya, sering banget bertemu dengan banyak mahasiswa-mahasiswi karena emang banyak kampus juga.
salah satu gereja di Kota Malang, saya lupa namanya. (*lokasinya dekat Bakso Bakar Pahlawan Trip) |
adem ya banyak pohon. sukak! |
asli ini susah banget mau foto disini, pas banget tikungan |
Tahu Petis Khas Jawa Timur
Pagi itu gue memutari Kota Malang dan mampir sebentar di McDonald untuk sekedar ngadem dan membeli sarapan pancake yang rasanya ewh. Gue juga bertemu dengan pedagang pinggir jalan yang menjual sandal eiger dengan harga miring hanya 45.000 Rupiah saja, padahal harga aslinya bisa diatas 100.000-an (nggak tau deh asli atau palsu). Parkir di dekat Alun-Alun Kota Malang yang saat itu sedang direnovasi, namun tetep aja suasana di sana ramai oleh pengunjung dan banyak juga yang berjualan makanan, salah satunya adalah tahu petis. Gue membeli sebungkus tahu petis seharga 5.000 Rupiah aja dan udah dapet banyak banget. Satu hal yang membuat berbeda antara petis Jawa Timur dengan petis Semarang adalah jika di sini menggunakan campuran ebi yang membuat warna petisnya agak sedikit cerah, sedangkan petis Semarang nggak menggunakan ebi sehingga warnanya lebih gelap (hitam pekat).
Pagi itu gue memutari Kota Malang dan mampir sebentar di McDonald untuk sekedar ngadem dan membeli sarapan pancake yang rasanya ewh. Gue juga bertemu dengan pedagang pinggir jalan yang menjual sandal eiger dengan harga miring hanya 45.000 Rupiah saja, padahal harga aslinya bisa diatas 100.000-an (nggak tau deh asli atau palsu). Parkir di dekat Alun-Alun Kota Malang yang saat itu sedang direnovasi, namun tetep aja suasana di sana ramai oleh pengunjung dan banyak juga yang berjualan makanan, salah satunya adalah tahu petis. Gue membeli sebungkus tahu petis seharga 5.000 Rupiah aja dan udah dapet banyak banget. Satu hal yang membuat berbeda antara petis Jawa Timur dengan petis Semarang adalah jika di sini menggunakan campuran ebi yang membuat warna petisnya agak sedikit cerah, sedangkan petis Semarang nggak menggunakan ebi sehingga warnanya lebih gelap (hitam pekat).
tahu petis kaki lima di Alun-Alun Kota Malang |
Masjid Agung Kota Malang |
Alun-Alun Kota yang Nyaman
Gue benar-benar salut dengan pemerintah Kota Malang yang mampu menjadikan alun-alun sebagai tempat hiburan yang menarik untuk dikunjungi. Mengapa gue bilang gitu? Ya, karena alun-alun ini dibuat dengan banyak fasilitas penunjang untuk pengunjungnya, mulai dari bangku taman yang besar, area duduk yang adem, kolam ikan dengan air mancur, sampai koneksi Wi-Fi gratis yang disediakan. Masih sangat jarang di Indonesia pemerintah daerah yang concern dengan fasilitas publik.
Gue benar-benar salut dengan pemerintah Kota Malang yang mampu menjadikan alun-alun sebagai tempat hiburan yang menarik untuk dikunjungi. Mengapa gue bilang gitu? Ya, karena alun-alun ini dibuat dengan banyak fasilitas penunjang untuk pengunjungnya, mulai dari bangku taman yang besar, area duduk yang adem, kolam ikan dengan air mancur, sampai koneksi Wi-Fi gratis yang disediakan. Masih sangat jarang di Indonesia pemerintah daerah yang concern dengan fasilitas publik.
banyak burung dara di alun-alun. |
ada wi-fi nya disini, kereeen!!! |
Nggak terasa gue berada di Alun-Alun
Kota Malang sampai waktu menunjukkan jam 13:30 siang, karena saking asyiknya ngobrol
sama Gilang (udah nggak ketemu setelah setahun lebih lamanya). Sebelum kembali
ke hotel yang letaknya emang nggak jauh dari alun-alun, gue terlebih dulu
mampir ke Bakso Bakar Pahlawan Trip. Letaknya sesuai dengan namanya yaitu di
Jalan Pahlawan Trip dan nggak sulit mencarinya karena masih berada di pusat
kota. Rasanya enak banget dan gurih, sensasi lain mencoba makan bakso yang
terpisah dari kuahnya.
enak banget rasanya |
Air Terjun Coban Rondo
Setelah perut kenyang, gue kembali ke hotel dan istirahat, baru sekitar pukul 3 sore kami melanjutkan perjalanan menuju Coban Rondo. Letaknya memang sedikit jauh jika kamu berangkat dari Kota Malang, karena harus menuju Kota Batu terlebih dahulu jika ingin pergi kesana, tepatnya berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Jalur menuju Coban Rondo ini terbilang mudah dan menyenangkan, karena ini merupakan jalur wisata unggulan dari Batu dan Malang, membuat petunjuk arah ada dimana-mana. Lalu kenapa gue bilang menyenangkan? Ya, karena sepanjang perjalanan, lo akan disuguhi pemandangan dan suasana hutan-hutan yang sangat rindang dan adem, tebing-tebing dengan pemandangan yang nggak bakalan bikin lo bosan.
Sesampainya di kawasan wisata Coban Rondo, saya membayar biaya retribusi sebesar 15.000 Rupiah. Di sini ternyata juga bisa dijadikan tempat yang asyik untuk berkemah dan melakukan berbagai macam acara lainnya. Pemerintah juga sudah bagus untuk menata tempat ini, karena memang bersih dan rapi.
Setelah perut kenyang, gue kembali ke hotel dan istirahat, baru sekitar pukul 3 sore kami melanjutkan perjalanan menuju Coban Rondo. Letaknya memang sedikit jauh jika kamu berangkat dari Kota Malang, karena harus menuju Kota Batu terlebih dahulu jika ingin pergi kesana, tepatnya berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Jalur menuju Coban Rondo ini terbilang mudah dan menyenangkan, karena ini merupakan jalur wisata unggulan dari Batu dan Malang, membuat petunjuk arah ada dimana-mana. Lalu kenapa gue bilang menyenangkan? Ya, karena sepanjang perjalanan, lo akan disuguhi pemandangan dan suasana hutan-hutan yang sangat rindang dan adem, tebing-tebing dengan pemandangan yang nggak bakalan bikin lo bosan.
Sesampainya di kawasan wisata Coban Rondo, saya membayar biaya retribusi sebesar 15.000 Rupiah. Di sini ternyata juga bisa dijadikan tempat yang asyik untuk berkemah dan melakukan berbagai macam acara lainnya. Pemerintah juga sudah bagus untuk menata tempat ini, karena memang bersih dan rapi.
area kawasan wisata Coban Rondo, Malang |
ademnya suasana di Coban Rondo |
airnya beneran dingin banget |
Kabut yang menyelimuti area sekitar Coban Rondo |
Setelah puas foto-foto dan main
air kegirangan kayak anak kecil, sekitar pukul setengah 5 gue memutuskan untuk
kembali ke kota karena takut kemaleman dan memang cuaca pun udah mulai mendung.
Bener aja, pas jalan ke tempat parkir hujan turun nggak basa-basi. Kami pun
meneduh di area oleh-oleh dan penjual makanan di sana, yang ternyata ada penjual
kentang goreng. Gue liat beginian mana tahan dah, sampai gue membelinya seharga
5.000 Rupiah dan surprisingly kentangnya
gede-gede banget.
Setelah hujan sedikit reda pukul 5 sore, kami nekat untuk meneruskan perjalanan pulang ke kota. Nah, sepanjang perjalanan turun ke kota, gue tiba-tiba kegirangan kayak anak kecil lagi karena melihat pelangi yang muncul dengan indahnya di balik bukit-bukit di sana, indah banget.
Setelah hujan sedikit reda pukul 5 sore, kami nekat untuk meneruskan perjalanan pulang ke kota. Nah, sepanjang perjalanan turun ke kota, gue tiba-tiba kegirangan kayak anak kecil lagi karena melihat pelangi yang muncul dengan indahnya di balik bukit-bukit di sana, indah banget.
can you see it? |
sepanjang mata memandang... Adeeeemmm |
Gue tiba di hotel sekitar waktu Maghrib dan malamnya memutuskan untuk jalan-jalan di sekitaran hotel. Terakhir, trip di Malang gue tutup dengan menyantap nasi goreng murah meriah dan enak di depan hotel.
REVIEW HOTEL:
Nama: Hotel Santosa, Malang
Reservasi: Pegipegi.com
Harga: Rp 131.500,-/malam
(fan), Tanpa Sarapan
PENGELUARAN:
Hotel: Rp 131.500
Nasi Soto Ayam + Teh Anget: Rp 10.000
Bensin
Motor : Rp 25.000
Sandal Eiger : Rp 40.000
Tahu Petis : Rp 5.000
Bakso
Bakar + Es Teh: Rp 12.500 + Rp. 5.000
Tiket
Masuk Coban Rondo: Rp 15.000
Kentang
Goreng: Rp 5.000
Aqua
Botol: Rp 4.000
Nasi
Goreng: Rp 10.000
TOTAL
: Rp. 263.000
Comments
Post a Comment