Mi Kopyok Pak Dhuwur, Semarang: Sarapan Ringan yang Menghangatkan
Sama seperti soto, yang punya ragam variasi di setiap daerah, mulai dari soto Betawi, tangkar, soto Medan, soto Bandung, soto Lamongan, dll. Ada banyak ragam variasi khas daerah yang berbahan dasar mi, mulai dari mi kocok Bandung, mi koclok Cirebon, sampai mi kopyok Semarang, dll. Mirip kan namanya? Ada lagi hidangan mi yang lain misalnya mi titi Makassar, mi celor Palembang, mi ongklok Wonosobo, mi Lethek Bantul, dan mi-mi yang lain.
Nah, kebetulan ni gue di semarang mau nyobain yang namanya Mi Kopyok Pak Dhuwur yang lokasinya nggak jauh dari Stasiun Poncol. Kebetulannya lagi, gue ke Semarang naik kereta dan turun di Stasiun Poncol. Mau tau kebetulannya lagi? Gue sampai pagi hari dan pas banget kan mi kopyok buat sarapan. Hehehe..
Lokasi Mi Kopyok Pak Dhuwur dari Stasiun Poncol nggak jauh, paling sekitar 500 meteran aja, jalan kaki sebentar ke Jalan Tanjung yang mengarah ke Jalan Pemuda, sampai deh. Mi Kopyok Pak Dhuwur udah buka dari jam 7 pagi lho gaes, mantep kan!
tempatnya super sederhana |
nah, anehnya tulisan di banner bukanya jam 8 pagi |
Isi dari Mi Kopyok Pak Dhuwur ini ada mi tentunya, potongan lontong, irisian tahu pong, taoge, daun seledri, bawang goreng, dan remahan kerupuk gendar. Kuahnya adalah kuah kaldu bening gurih dan “ringan” banget. Menurut gue sih Mi Kopyok Pak Dhuwur cocok banget buat yang mau sarapan tapi nggak mau yang terlalu “berat”. Tapi kebalikannya, mungkin kalau buat makan siang bakalan nggak kenyang sih pesen satu porsi Mi Kopyok Pak Dhuwur ini, hehe..
taraaaa.... |
ditemani segelas teh tawar hangat di pagi hari |
Perlu diingat ya gaes, kalau mi kopyok ini nggak ada sama sekali unsur daging-dagingannya, semuanya murni nabati. Beda sama mi kocok Bandung yang isinya ada potongan kikil dan kuahnya gurihnya pun terbuat dari kaldu jeroan sapi.
Buat yang orang Jawa pasti udah tau penggunaan kata “kopyok” itu dari mana. Iya, kata “kopyok” itu asalnya dari proses pencelupan mi yang berulang kali ke air mendidih supaya matang sehingga membuat mi menjadi lebih lembut teksturnya. Kerennya lagi, Mi Kopyok Pak Dhuwur ini mi-nya di produksi sendiri lho. Mantul!
ketika sambelnya dicampur, dyaaar... rasanya semakin ueanaaak |
Mi Kopyok Pak Dhuwur udah jualan di Semarang dari tahun 1970 lho gaes, katanya dulu jualannya pakai gerobak keliling. Baru di tahun 1980 menetap di Jalan Tanjung yang bisa kita datangi saat ini. Gile legend ini mah!
Harga satu porsi Mi Kopyok Pak Dhuwur cuma Rp12.000 aja, murah meriah! Selamat sarapan.
Mi Kopyok: Rp12.000 (8/10)
Mi Kopyok: Rp12.000 (8/10)
Aku baru tahu kalo Semarang punya mie yang khas, terlalu fokus sama lunpia kali yaa
ReplyDeletewawayasaruna.com
Saya juga baru tau dan worth it buat dicoba mas.
Delete