Kue Balok Boebat, Buah Batu: Harus Banyak-Banyak Belajar!
Pertama kali nyobain dan tau kue balok itu setahun yang lalu pas lagi main ke Garut. Gue nyoba salah satu kue balok di Garut, namanya kue balok Trijaya. Setelah itu, mampir ke rumah saudara di Garut dan disuguhkan kue balok.
Biasanya, kita akan suka dengan suatu hal, dimulai dari kesan pertama. Itulah yang terjadi sama gue ketika pertama kali mencoba kue balok. Rasanya enak, manis, dan aromanya wangi. Semenjak itulah kue balok menjadi salah satu jajanan tradisional Sunda favorit gue selain Dongkal.
Nah, kebetulan kemarin main ke Bandung, adek ngasih tau kalau ada penjual kue balok di Buah Batu, namanya Kue Balok Boebat. Katanya buka baru beberapa bulan dan hanya berjualan kue balok aja, nggak ada yang lain. Terdengar menarik bukan?
area parkir motornya cukup luas, okelah |
buka sampai tengah malam cui |
Kue Balok Boebat buka setelah Maghrib atau sekitar menjelang Isya, karena lapaknya berada di sebuah teras toko optik yang akan tutup di malam hari. Kerennya, walaupun hanya berjualan kue balok, tapi punya area yang luas dengan meja dan kursi lipat di sini.
Ada banyak pilihan rasa kue balok yang ditawarkan Kue Balok Boebat, mulai dari original, keju, cokelat, tiramisu, hazelnut, taro, dll. Untuk minumannya ada kopi-kopian, wedang-wedangan, dll.
ini menu pilihan rasanya dan minumannya |
Ekspektasi Tinggi akan Kue Balok
mematangkan dengan bara api, sama seperti di Garut |
Gue memesan kue balok original, strawberry, greentea, ovomaltine, dan taro. Minumnya gue pesan wedang jahe dan bandrek susu. Rasanya gimana ki?
Oke, begini, mungkin kalau yang pertama kali nyobain kue balok di Kue Balok Boebat akan terasa oke-oke aja, apalagi ditambah dengan topping beraneka rasa. Tapi, karena gue udah pernah mencoba kue balok di tempat asalnya, Garut, membuat Kue Balok Boebat ini berbeda dengan kue balok aslinya. Kenapa, ini alasannya:
Adonannya
bentuknya duh, nggak cantik.. |
Ada beberapa aspek yang membuat Kue Balok Boebat ini terasa kurang. Pertama adalah kepadatan adonannya. Kue Balok Boebat punya adonan yang lembut karena mungkin banyak telur di dalamnya. Tetapi saking lembutnya adonan kue balok itu, ketika diangkat menjadi hancur.
Berbeda dengan kue balok yang pernah gue coba di Garut, adonannya tetap lembaut, tetapi bisa padat dan ketika diangkat masih kokoh seperti layaknya balok. Bisa kebayang nggak?
sumber: Instagram @dad_dish (kurang lebih seperti ini tingkat kepadatan adonannya) |
Tingkat Kematangannya
lihat ya? bagian atasnya yang setengah matang, harusnya ada di tengah |
Aspek kedua yang membuat poin Kue Balok Boebat berkurang adalah dari hasil kue balok yang dibuat setengah matang. Ya, kue balok punya dua pilihan tingkat kematangan, matang dan setengah matang.
Kue balok yang pernah gue coba di Garut, adonan setengah matangnya berada di bagian tengah dari kue baloknya. Tapi di Koe Balok Boebat, adonan setengah matangnya itu berada di bagian atas.
Kenapa gue permasalahkan? Iya, karena kita akan mendapatkan sensasi yang berbeda. Kalau posisi adonan setengah matang itu berada di tengah, menjadikannya seolah-olah seperti isi atau filling dari kue baloknya. Dari luar terlihat padat dan cantik, tetapi ketika dibelah atau digigit baru terasa adonan setengah matangnya.
Tetapi, kalau posisi adonan setengah matangnya berada di atas, justru akan membuatnya berantakan secara tampilan dan akan membuat eneg saat menyantapnya. Sudah setengah matang, ditambah adonan yang super lembut dan hancur ketika di angkat pakai tangan. Duh… sangat disayangkan.
Andai Punya Rasa yang Lebih Kuat
Selain itu, beberapa pilihan rasa dari masing-masing Kue Balok Boebat ini tidak menambah rasa yang signifikan. Misalnya greentea yang sama sekali tidak terasa rasa greentea-nya, malah jatuhnya seperti hanya menggunakan pewarna hijau di adonannya. Begitu juga dengan yang rasa taro yang hanya membuat adonan kue baloknya berwarna ungu.
tipis banget rasa greentea-nya |
Saran dari gue, pesan sedikit aja dulu kue baloknya, karena ternyata Kue Balok Boebat, khususnya yang setengah matang, akan membuat eneg ketika sudah beberapa suap menyantapnya. Untuk minumannya, everything is fine, rasa wedang jahenya oke, karena pedes di tenggorokan. Nice! Untuk bandrek susunya juga pas, enak!
Kesimpulannya, Kue Balok Boebat bisa jadi pionir kue balok yang akan laris di Bandung, tapi butuh beberapa peningkatan kualitas. Semoga ada perubahan yang dilakukan oleh manajemennya dan bisa survei terlebih dahulu seperti apa sih kue balok asli Garut yang sesungguhnya. Selamat mencoba!
Kue Balok Greentea & Taro: Rp4.000 (7/10)
Kue Balok Original: Rp3.000 (7.5/10)
Kue Balok Ovomaltine: Rp4.000 (7.8/10)
Kue Balok Strawberry: Rp3.500 (7.5/10)
Wedang Jahe: Rp8.000 (8.5/10)
Wedang Bandrek Susu: Rp8.000 (8/10)
Comments
Post a Comment