Dahulu Ku Begitu Membencinya, Kini Ku Begitu Mencintainya
Durian. Siapa sih yang nggak kenal buah satu
ini, pesonanya membuat sebagian orang jatuh cinta kepadanya, tetapi banyak juga
dari mereka yang membencinya.
Perlu kalian tau aja bahwa di dalam durian mengandung kadar antioksidan super tinggi, karbohidrat, serat, protein lemak, vitamin A, vitamin C, magnesium, fosfor, dan mineral. Tapi semua harus dikonsumi dalam batas kewajaran, jangan mentang-mentang suka, langsung lahap tanpa ingat batasannya. Buah durian cukup berbahaya bagi penderita diabetes karena kadar gulanya yang terbilang tinggi.
Perlu kalian tau aja bahwa di dalam durian mengandung kadar antioksidan super tinggi, karbohidrat, serat, protein lemak, vitamin A, vitamin C, magnesium, fosfor, dan mineral. Tapi semua harus dikonsumi dalam batas kewajaran, jangan mentang-mentang suka, langsung lahap tanpa ingat batasannya. Buah durian cukup berbahaya bagi penderita diabetes karena kadar gulanya yang terbilang tinggi.
Gue masih beranggapan bahwa durian adalah buah
yang paling aneh, paling nggak enak, paling menjijikkan. Pertama kali mencoba durian saat masih kuliah di Jogja. Ketika di semester 4, kuliah berantakan,
banyak nilai jelek, dan berusaha belajar giat dan bernazar “kalau
nilai akhir semester 4 ini bisa lebih dari 3.5, gue makan durian!”. Nazar itu terucap
di depan seorang teman. Ternyata, nilai akhir lebih dari 3.5,
nazar pun harus diajalankan. Hasilnya? Gue tetap nggak suka durian dan hanya
makan dua butir saja saat itu.
Tetapi, di pertengahan tahun 2018 kemarin,
tepatnya di bulan Agustus ketika liburan ke Bandung dengan seseorang, gue seolah dibukakan hati nurani tentang keelokan buah durian ini. Awalnya “dia” minta berhenti di salah satu penjual durian saat
perjalanan pulang dari Ciwidey menuju Kota Bandung. Sambil menyantap durian, dia menyuruh
gue untuk mencobanya. Entah karena apa, ternyata durian yang gue
coba saat itu nggak seburuk yang dibayangkan. Gue lupa jenis duriannya, ukurannya nggak terlalu besar, dan dagingnya nggak terlalu kuning
dengan tekstur sedikit padat. Satu buah durian gue tebus sekitar Rp70.000. Sungguh pengalaman yang nggak bakal gue lupakan, terima kasih.
Nah, dua hari yang lalu, setelah
membaca sebuah berita kalau di bulan Januari sedang musim durian, malam
harinya langsung pergi ke salah satu penjual durian di dekat rumah. Hujan gerimis tidak menurunkan niat untuk menyantap durian. Sampai di depan
warungnya, ternyata banyak durian yang sedang diturunkan dari mobil bak. Durian yang baru
datang itu adalah Durian Petruk dari Jepara. Ukurannya bervariasi,
mulai dari yang besar, bobotnya sampai 2,5kg dengan harga 200.000 ribuan atau yang lebih kecil sekitar 1.5kg yang gue tebus
seharga 120.000 ribu.
Rasanya ki? Beuuuuh, ya ampuuuun… lembut dan
enak bangeeeeet!!! Aromanya nggak begitu menyengat dan warnanya nggak
kuning, cenderung putih malah. Tapi teksturnya lembut
banget..nget..nget!! Gue semakin “gila” durian karena pesonanya benar-benar menghanyutkan. Dia bisa mengalihkan perhatian dari
yang awalnya dibenci sampai dicintai.
Selanjutnya mungkin gue akan mencoba Durian Medan, Monthong, atau Musang King. Gue akan bandingkan dari beberapa jenis durian tadi, mana yang paling enak.
Selanjutnya mungkin gue akan mencoba Durian Medan, Monthong, atau Musang King. Gue akan bandingkan dari beberapa jenis durian tadi, mana yang paling enak.
Selamat makan durian!
Comments
Post a Comment