Mengunyah Kalajengking dan Bertemu Lagi Dengan Daun Menyebalkan di Wangfujing Snack Sreet, Beijing
Ini dia tempat yang paling gue tunggu ketika
berada ke Beijing, tempat di mana ada berbagai jenis street food, namanya
Wangfujing Street.
Pergi ke Wangfujing Street setelah dari
Forbidden City, hanya butuh berjalan kaki sekitar 30 menitan aja. Setelah
sampai di Wangfujing Street, gue kaget karena area-nya benar-benar luas dan
besar banget.
Jadi, Wangfujing Street ini merupakan jalan besar yang hanya bisa dilewati oleh para pedestrian, nggak ada sama sekali kendaraan bermotor yang lewat. Bangunan yang berada samping kanan dan kiri di Wangfujing Street ini adalah toko-toko yang menjual berbagai macam jenis barang mewah dari brand-brand ternama.
Selain itu, ada beberapa mall yang bisa kita
masuki saat cuaca di luar benar-benar dingin. (aneh kan? kalau di Indonesia
kita masuk mall buat ngadem, tapi di China kita masuk mall buat menghangatkan
badan).
ini mall di mana gue mulai masuk ke Wangfujing Steet, di seberangnya ada Apple Store |
puanjaaang banget ini jalannya |
numpang mejeng coi |
brand fancy banyak di sini |
ini di dalam salah satu mall, hangat di sini lo! |
Gue mulai berjalan kaki dari arah utara
(Dong’anmen Street), yang di sana terdapat bangunan Apple Store
besar. Barulah ketika sampai di ujung jalan Wangfujing Street, gue melihat
ada keramaian tepat di jalan Wangfujing Snack Street (tetep ya orang-orang
kalau ada makanan langsung jadi ramai). Ya, di sanalah terdapat sederetan para
penjual street food mulai dari yang biasa aja, unik, sampai
yang ekstrem.
Pertama kali masuk ke dalam gang kecilnya, gue langsung di sambut oleh para penjual Tanghulu. Tanghulu yang dijual di sini nggak hanya terbuat dari buah Hawthorn Berry aja, tapi juga ada buah-buahan lain yang dijadikan bahan dasar pembuatan Tanghulu, seperti kiwi, jeruk mandarin, stroberi, dan lainnya.
Baru sebentar melihat yang manis-manis, gue
langsung dijejalkan dengan yang serem-serem, persis di depan penjual Tanghulu
ada penjual kalajengking dan kalajengkingnya masih bergerak-gerak, padahal udah
ditusuk pakai bambu, buset!
gerbang masuk ke Wangfujing Snack Street |
ruaameee cah, tapi bikin seru. mereka ramah-ramah, nggak kayak ramenya Pasar Baru/Mangga Dua. wakakakak |
Ini penjual tanghulu di sini |
itu yang udah ditusuk masih bergerak-gerak |
Harga yang Lumayan Mahal dan Turis Banget
Lanjut ke dalam area Wangfujing Snack Street
ini, terlihat semakin banyak variasi makanannya mulai dari sup gurita, daging
domba yang lebih mirip pemukul kasti, dan makanan lainnya yang banyak banget
macemnya tapi gue nggak ngerti itu apa. Oh iya, bagi yang bingung duluan dan
berpikir di sini akan susah untuk berkomunikasi atau takut harganya di mahalin
karena kita turis, tenang aja, karena di sini mereka sudah mematok harga untuk
setiap makanannya.
Label harga itu dipasang di depan masing-masing stan berbentuk angka (misal: 20, 30, 40, atau 50 dalam satuan Yuan), walaupun memang kalau dihitung-hitung dan di konversikan ke Rupiah, tetap lumayan mahal harganya dan memang merupakan harga turis.
Bimbang Gundah Gulana Makan Kalajengking
Gue dari awal memang penasaran banget dengan
kalajengking atau tarantula, semangat banget mau coba, tapi rasa semangat itu
hilang seketika saat melihat langsung “mereka” di sini. Buseeet, itu tarantula
sama kalajengking-nya beneran gede banget dan hitam-hitam, serem oi!
Nggak hanya itu aja yang serem, ada makanan
ekstrem yang lebih bikin merinding bulu kuduk, mulai dari kecoa Madagascar,
kelabang, kadal, yang semua ukurannya nggak santai gede banget,
tidaaaaaaak!!
Butuh waktu sekitar 20 menit buat gue menentukan jadi makan kalajengking atau nggak. Hal buruk yang terlintas langsung ada di pikiran adalah “alergi nggak ya?” “duh, kok serem juga ya!”, sekaligus berbarengan dengan rasa penasarannya “udah jauh-jauh ke China tapi kok nggak coba?”.
Akhirnya sampai pada keputusan untuk membeli
kalajengking itu. Tapi nih ya (haha.. masih ada tapinya), gue nggak memilih
kalajengking yang berukuran besar, cukup yang anaknya aja.
Kalajengking besar yang berwarna hitam legam harganya 40 CNY dan yang kecil harganya 20 CNY. Maaf-maaf nih gue melihat yang kecil-kecil bergerak-gerak aja udah serem banget, apalagi harus ngunyah bapake atau ibuke kalajengking yang gede itu, thank you.
Mahalnya Harga Kalajengking
3 kalajengking kecil kalau di Rupiah-kan
harganya sekitar 45.000-an (mahal kan!). Kalajengking yang masih bergerak-gerak
tadi langsung dimasukkan ke dalam minyak panas ketika ada yang membeli.
Digoreng sebentar dan diberi bubuk bumbu, iya udah gitu aja, kalajengkingnya
nggak dibersihin coi!
Rasanya? Sebenernya kalajengking-nya nggak ada
rasanya, tertutup rasa bubuk bumbunya. Kalau teksturnya ternyata perkiraan gue
salah, teksturnya nggak mirip udang, tapi jauh lebih mirip ketika kita makan
kerupuk kulit (bisa ngebayangin kan?).
Tapi nih, ada satu bagian kalajengking yang nggak berani gue makan, yaitu
bagian ekornya. Makanan seharga hampir 50.000 paling nggak berfaedah! By
the way, jangan coba-coba ambil gambar binatang-binatang
ekstrem yang dipajang di etalase ya, kalau lo nggak membeli sebaiknya jangan
deh, sebelum si penjualnya teriak dan langsung mengangkat papan besar bertuliskan
“NO PHOTO!”. Wahahahha….
itu tarantula dan kelabang besarnya hitam legam begitu, oh no! (ada kuda laut, kalajengking, bintang laut) |
yang begini aja udah merinding, kaga ada makanan laen apa elah! |
nih turis langsung gue sautin aja "hey, that's good?", doi senyum-senyum ragu sambil bilang iya. hahahah.. |
Santap Sore Sup Gurita & Pahitnya Daun Ketumbar
Setelah makan kalajengking, gue muter lagi
buat mencari makanan lainnya. Sejak awal sampai di Wangfujing Snack Street gue
juga penasaran dengan olahan gurita yang dipajang bertumpuk-tumpuk di sejumlah
vendor makanan. Berhentilah gue di salah satunya dan membeli makanan itu
seharga 20 CNY. Jadi, makanan ini adalah sup dengan isi potongan gurita.
Rasanya gimana Ki? Haha.. duh maaf-maaf nih, sebenarnya rasa kuahnya enak, tekstur gurita-nya pun familiar ketika dikunyah yang mirip cumi-cumi (menggeliat di mulut), tapi ada satu hal yang membuat seluruh rasa makanannya jadi kacau berantakan.
Gue kesel banget karena bertemu dengan rasa
ini lagi setelah terakhir bertemu di Vietnam, di mana makanan yang gue makan
saat itu langsung gue lepeh. Perusak rasa itu adalah daun ketumbar (Coriander),
beda ya sama daun seledri atau peterseli, walaupun memang bentuknya
mirip.
Akhirnya, daripada gue buang semuanya, terlebih lagi karena makanannya cukup
mahal, gue pinggirkan itu daunnya. Ah elah, kalau tau di awal, pasti gue minta
nggak usah pakai daunnya itu.
ini gurita-gurita kecilnya |
ada tulisan arabnya, entah gimmick atau beneran |
enak beneran, cuma daunnya itu merusak rasanya buat gue |
Martabak Telur, Martabak Telur
Selanjutnya, gue membeli makanan yang di
stan-nya terlihat selalu ramai pembeli, makanan ini berbentuk seperti martabak.
Harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan makanan lainnya di sini, yaitu 10
CNY (berarti sekitar Rp 22.000-an).
Di vendor makanan ini ada yang membuat gue
bilang “waw”, martabaknya kan dibuat dalam wajan pemanas datar yang besar,
setelah jadi, martabak besar itu dipotong menjadi 2 bagian. Gue pikir ya, harga
10 CNY itu untuk satu bagian, ternyata nggak lo!
Ketika gue ngeloyor pergi setelah mendapatkan
1 potongan martabak itu, si penjual memanggil gue sambil tersenyum dan
memberikan satu potongannya lagi dengan bilang “with friends?”.
Jadi ternyata, harga 10 CNY itu udah dapat potongan martabak sebesar itu dan kalau kita berdua bersama teman, mereka akan dengan baik hatinya memotong dan membungkus martabak itu menjadi 2 bagian. Mungkin kalau pergi bertiga, juga akan dipotong menjadi 3 bagian, waw kan!
Rasanya Ki? Jujur, rasanya biasa aja sih,
hampir mirip dengan martabak tipis di Indonesia. Nah untungnya di awal si
penjual bertanya dulu ke gue saat mau menaburkan beberapa jenis isi (termasuk
dedaunan) dan ketika gue melihat daun ketumbar (Coriander) di sana, gue dengan
sigap langsung bilang sambil menunjuk “no, please!”. Haha..
yaelah martabak doang ki, haha.. iya sih tapi enak |
cuma nyobain 3 makanan ini, mahal-mahal cui |
Takut Ditipu, Ternyata Bukan, Sorry
Rasa penasaran untuk mencoba makanan yang lain
sebenarnya masih banyak, tapi nggak mungkin dibeli dan dicoba semua, karena di
Wangfujing Snack Street ini seperti yang gue bilang di awal, harga-harganya
lumayan mahal. Oh iya, di Wangfujing Snack Street ini juga ada beberapa toko
yang menjual oleh-oleh dan souvenir. Gue sempat mampir ke
salah toko yang lumayan besar, di sini gue membeli tempelan kulkas, pajangan
dinding, dan beberapa kue mochi.
Setelah membayar, gue langsung diberi kupon dan sebuah syal gratis. Nah, ada nih hal yang bikin gue dag-dig-dug-ser, gue diberi kupon yang bisa ditukarkan untuk membeli perhiasan dari batu giok. Gue main asal iya iya aja dan main asal gosok, dan setelah gosok gue melihat ada angka 900 CNY di sana.
Gue kaget dong, bukannya senang, malah
keringet dingin karena mengira ini adalah scam. Scam dimana
gue diharuskan membayar 900 CNY bagaimana hayolo!? Lah kan gue nggak ngerti
apapun tulisan di kertas kupon itu, semuanya pakai huruf pinyin, boro-boro
Bahasa Inggris, huruf alphabet aja nggak ada.
Ternyata eh ternyata, setelah gue bilang;
Gue: “I don’t understand”
Mbake: “yes sir, you will get discount 900
CNY for buying all jewelries in here”
Gue: “sorry, I don’t want to but a Jewel”
si mbaknya masih terlihat senang banget dan
bilang ke gue lagi;
“sir, you get 900 CNY, while others will only get 400 CNY”
Iya sih potongannya lumayan besar, tapi di
etalase kacanya gue lihat harga perhiasannya semua di atas 1500 CNY, hehe.
Akhirnya gue bilang nggak dan tersenyum pergi meninggalkan si mbak petugasnya.
ini toko oleh-olehnya di sini, termasuk murah kok |
ini pajangan topengnya keren! |
dan ini gelangnya bagus-bagus juga, tapi ya you know lah harganya |
So, Wangfujing Street Snack ini emang jadi destinasi wajib ketika
berkunjung ke Beijing. Siapkan uang CNY yang lebih ketika mau bener-bener
kuliner sampai kenyang di sini. Selamat berkunjung!
Kalajengking: 20 CNY
Gurita: 20 CNY
Martabak: 10 CNY
Mochi: 28 CNY
Tempelan Kulkas 2 Pieces: 30 CNY
Pajangan Dinding: 59 CNY
Foto Lainnya di Wangfujing Street Snack;
Foto Lainnya di Wangfujing Street Snack;
ini namanya Kacang Macadamia, gede-gede cui kayak jengkol |
di mall di Jakarta ada ya ini? haha |
ini makanan tusuk, mulai dari udang, gurita, dan berbagai tempura |
gulali bentuk, tapi penjualnya bikin pakai sarung tangan karet. kalau di Indonesia? |
ini nggak dingin ya, cuma di kasih (apa tu namanya?) supaya menarik |
itu yang putih adalah tofu (kembang tahu), ditambah kuah bumbu |
ini ya beneran gede banget tulangnya, ini daging domba afrika |
bebeeek!! yes, peking duck |
ini semacam dimsum tapi pakai udang, bentuknya lucu banget! |
kalau ini lucu, nanas isinya ketan berwarna ungu cerah |
ada yang tau ini apa? ini susu kedelai |
tariiiik terus koh! |
semua orang makan, semua orang menikmati kenikmatannya |
mereka cute banget! |
dan ini Wangfujing Sreet di malam hari |
SELAMAT BERKUNJUNG!
Kalajengking bukannya haramm ya ki?
ReplyDeletehttp://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/detil_page/48/2259
Itu yg pakai kuah bukanya babat?yg pakai daun wansuei
ReplyDelete