Sandal Gunung Naik Kelas Bisnis Garuda Indonesia

Kamis, 1 Januari 2015
Pagi hari, di tahun yang baru, gue packing  penuh semangat karena pada pukul dua siang harus berangkat ke Malang. Ini sebenarnya hanya mau merasakan pengalaman terbang yang berbeda, kebetulan dapet rezeki lebih. Jeng…jeng…jeng….jeng…..seorang gue untuk pertama kalinya naik Garuda Indonesia dan untuk pertama kalinya juga langsung kelas Bisnis…!!

Gue mengambil penerbangan ke Surabaya, karena lebih murah daripada langsung ke Malang. Gue mengambil penerbangan jam lima sore supaya sampai di Surabaya bisa langsung istirahat. Dari rumah sekitar jam dua siang naik Damri Shelter Harapan Indah dan ternyata ramai banget. Maklum musim liburan.

Sampai bandara sekitar jam tiga sore dan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di terminal 2. Gue naik ke lantai satu buat check-in, ada hal lucu yang terjadi. Gue lupa kalau mau naik kelas bisnis, apalagi kalau itu adalah Garuda. Jadi, dari rumah gue hanya memakai sandal gunung, celana panjang, kaus, dan tas ransel. Oh crap!

Setelah menyadari hal itu, akhirnya memastikan untuk tetap percaya diri dan melanjutkan proses check-in. Ada banyak counter check-in seperti di terminal-terminal lainnya, tetapi gue waktu itu nggak menemukan area check-in dengan tujuan Surabaya.
Dengan muka bingung, bertanyalah ke security;

“Pak, counter check-in saya sebelah mana?”
“Oh, di sebelah situ mas” (*sambil menunjuk ke arah counter check-in yang super ramai itu)
“Kalau bisnis sama aja ya Pak di sana?”
“Oh kelas bisnis ya pak, bapak bisa ke counter check-in di sana Pak, khusus untuk kelas bisnis.”
*si bapak menjawab dengan muka sedikit nggak percaya, hehe...
“Oh baik, terima kasih Pak” *tetep kaleeem…. 

Sampailah di counter check-in yang terlihat mewah, berbeda dengan counter check-in yang gue lihat tadi. Jadi, di counter check-in ini adalah khusus untuk penumpang Garuda bisnis. Suasananya nggak ramai dan nggak luas. Tetapi, di sini ada sofa empuk untuk menunggu saat kita akan melakukan check-in.

pict from garuda-indonesia.com

Setelah selesai check-in, gue diarahkan ke ruang tunggu. Dengan santainya pergi meninggalkan counter check-in, padahal kebingungan mencari ruang tunggu yang dimaksud. Sampai akhirnya gue tahu kalau ruang tunggu itu bernama adalah Garuda Indonesia Executive Lounge.

Ketika akan masuk ke dalam, kita akan disambut oleh dua orang petugas yang ramah banget. Gue menunjukkan boarding pass dan ditawari untuk mengambil sederetan koran dari berbagai media dan tentunya gratis. 
Bagian luar GI Executive Longe gan. Pict from flickr.com

Di Garuda Indonesia Executive Lounge, kita akan disuguhkan berbagai macam, mulai dari makanan berat seperti sup, rendang, nasi goreng, semur, dan lainnya. Itu masih di satu corner lho, masih ada corner kedua yang isinya ada bakul soto lengkap dengan gerobak-gerobaknya. Lalu, corner ketiga yang berisi dessert, mulai dari zuppa soup, bubur, roti, selai, meses, pisang goreng, dll. 

Corner terakhir adalah bagian minuman, seperti jus, teh, kopi, air putih. Oh iya, jangan berharap kita akan menemukan merek lokal di sini, mulai dari merek selai, meses, teh, kopi, itu semua brand luar. Paling gue inget itu adalah tehnya pakai Dilmah. Apalagi, semuanya disajikan prasmanan alias ambil sendiri.
garuda indonesia executive lounge
suasana di dalam Garuda Indonesia Executive Lounge
ngeteh di garuda lounge
ngeteh-ngeteh lucu...
Di Garuda Indonesia Executive Lounge ini, kita benar-benar dimanjakan, duduk di sofa berlapis kulit dengan alas karpet yang empuk membuat pengalaman menunggu boarding tidak terasa. Bahkan kenyamanan itu berlanjut sampai bagian toilet. Toiletnya super bersih, kering, dan wangi. Saat akan masuk toiletnya, kita bakal disambut ramah oleh petugasnya,

“silahkan mas, toiletnya semua sedang kosong, silahkan”.

Apalagi, yang gue perhatikan, kalau lantai atau wastafel basah, langsung di lap sama doi. Haishhhh, keren!
naik garuda bisnis class
nih gw cuma pake sandal gunung, udah copot pula bagian belakangnya. -_-
Oke, satu setengah jam berlalu, gue habiskan dengan main hp dan ngemil. Gue mencoba nasi goreng tambah rendang, salad, dan jus jambu aja saat itu. Sebenernya pengen coba soto ayamnya, tetapi sebelum berangkat gue udah makan, jadi kenyang duluan

Sekitar 20 menit sebelum jam keberangkatan, gue meninggalkan lounge  dan masuk ke Gate F7. Selama berada di gate ini, barulah kita semua menjadi satu, jadi kita nggak akan tahu siapa yang naik bisnis dan siapa yang naik ekonomi.

Setelah mbak-mbak di speaker pengeras suara memberikan info bahwa pesawat sudah bisa dinaiki, penumpang bisnis punya treatment khusus. Apa itu? Ya, ada jalur khusus masuk ke dalam pesawat untuk penumpang bisnis tanpa harus ikut mengantre panjang, jalurnya bernama Sky Priority. Saat itu hanya ada gue dan dua orang lainnya yang masuk lewat pintu ini.
sky priority garuda indonesia
sky priority
bussiness class garuda indonesia
posisi pesawat paling ujung banget
Posisi kursi kelas bisnis berada di baris paling depan, dekat dengan pintu dan kabin pilot. Kalau nggak salah ada 12 kursi kelas bisnis dengan konfigurasi 2-2. Lorong kabin kelas ekonomi dan bisnis dipisah oleh gorden tebal berwarna merah marun.

Duduklah gue di seat 7H yang nyaman dari kelas bisnis Garuda Indonesia ini. Kursi yang dibalut kain berwarna merah hati dengan pola batik yang indah. Jarak antar kursinya lega banget, karena legroom—nya berjarak sampai 100cm.

Disambut oleh pramugari yang menawarkan sederetan newspapers. Nggak berapa lama setelah itu, datang lagi si pramugari buat ngasih handuk hangat, yang lebih tepatnya panas, dan diberikan menggunakan jepit besi. Gue yang polos dan nggak tahu apa—apa, kebingungan fungsi handuk ini.

Stay cool-nya menunggu sambil melihat Ibu yang duduk di sebelah gue akan melakukan apa dengan handuknya. Ternyata, si Ibu menggunakan handuk hangatnya untuk mengelap tangan. Nggak pakai pikir panjang, gue ikutilah si Ibu untuk mengelap tangan pakai handuk hangat ini. Ya, walaupun si Ibu benar atau nggak, gue juga bingung, hehe..
legroom kelas bisnis garuda indonesia
legroom-nya lega. eh nyeker tuh?? haha..
Kemudian, si pramugari datang lagi untuk mengambil handuk hangat tersebut, mengambilnya pun masih menggunakan jepit besi dan di taruh di atas nampan kayu, kayak ngambil gorengan ya....

Lalu dibelakangnya ada pramugari kedua yang menawarkan welcome drinkpilihannya ada jus apel, jus jeruk, teh, atau kopi.

Pesawat pun mundur dan antre untuk take off. Sama seperti kelas ekonomi di mana peragaan keselamatan nggak dipraktekkan langsung oleh pramugari/pramugara-nya, tetapi diberi tahu melalui layar monitor yang ada di setiap baris kursinya.
welcome drink garuda indonesia
welcome drink, orange juice...
Sewaktu tanda sabuk pengaman mati, pramugari-pramugari nan cantik kembali keluar dan memberi tahu kepada penumpang  kelas bisnis untuk membuka bagian yang ada di sandaran tangan sebelah kanan.  Ada apa di sana? Ternyata di dalamnya ada sebuah meja lipat yang bisa ditarik keluar.

Setelah posisi meja sudah rapi dan siap memangku makanan, pramugari pun datang memberikan satu set makanan lengkap dengan buah. Kemudian, pramugari yang lainnya menawari minuman dengan pilihan yang lumayan lengkap.
makan di garuda indonesia
mamam mamam... entah ini apa namanya saya lupa
Oh iya, gue yang biasa makan warteg, dikasih makanan yang sampai sekarang gue nggak tahu namanya. Walaupun gue nggak tahu ini apa, tapi  rasanya enak. Tekstur luarnya mirip bagian roti di zuppa soup, bagian dalamnya punya rasa yang creamy gurih-gurih gitu. Ada potongan keju dan daging yang lumayan banyak. Enak deh.. Saladnya juga enak walaupun porsinya sedikit, hehe.. Untuk dessert, ada potongan apel, pepaya, dragonfruitdan sebutir anggur.

Waktu mendarat sekitar 30 menit lagi, dan gue ambil posisi santai dengan merebahkan sedikit kursi dan menaikkan sandaran betis yang super nyaman. Semenjak masuk dan duduk di dalam kabin, gue di dalam hati terus bertanya-tanya, “di mana layar monitor mininya?” “masa kelas ekonomi punya monitor tiap bangku, tapi bisnis cuma ada di ujung baris kursi doang?”     
hiburan kelas bisnis garuda indonesia
sasa iya monitornya cuma itu doang?
10 menitan stay cool sembari mencari di mana letak monitor yang seharusnya ada itu. Tiba-tiba langsung teringat “gue kan ambil meja di sandaran tangan sebelah kanan”. Berarti bisa jadi monitornya berada di sandaran tangan sebelah kiri? Ggue bukalah sandaran tangan sebelah kiri dengan perlahan dan benar saja kalau layar monitor berada di dalam sana. Hehe.. norak.

Sekitar jam tujuh malam gue sampai di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Selamat istirahat!
pengaturan kursi garuda indonesia
bagian sandaran tangan sebelah kanan + pengaturan sandaran betis dan sandaran kursi
tv di garuda indonesia
ternyata layarnya ada di dalem sandaran tangan sebelah kiri ini. pantes ada remotenya disini.
film di garuda indonesia
hiburan kelas bisnis Garuda Indonesia, isinya sama aja kayak yang ekonomi

Cost:
Damri HI – Bandara: Rp40.000
Airport Tax: Rp40.000 
CGK-SUB Kelas Bisnis: Rp2.349.000
Taksi Bandara: Rp75.000
Tune Hotel: Rp150.000 (*sudah kepotong Rp100.000 dari kupon pegipegi.com)
Nasi Goreng: Rp10.000

TOTAL: Rp2.664.000

Comments